Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 13-2
Images by : TvN
Min Jeong sedang di jalan dan melihat seseorang menjual gelang persahabatan. Tanpa ragu, langsung membeli gelang itu sebanyak 3 pcs. Dia ingin memberikannya pada Hyeon Jeong dan Yu Ri. Dan suasana hatinya harus rusak alasannya adalah berjumpa dengan ibu Eun Bi. --
Hyeon Jeong menyalahkan dirinya sendiri. Jika saja, ia tidak menyuruh Gang Hwa memacari Min Jeong, kondisi tidak akan serumit sekarang. Yu Ri meminta Hyeon Jeong tidak menyalahkan diri sendiri dan malah berterimakasih alasannya adalah Hyeon Jeong sudah melaksanakan itu. Hyeon Jeong masih berharap ada jalan keluar. Dia tidak bisa melepaskan Yu Ri begitu saja lagi. “Semua orang menderita karena aku hidup kembali. Bukan ini yang kuinginkan. Karena saya, Gang-hwa dan kamu menjadi sangat menderita. Seharusnya aku sembunyi dari kalian semua. Bukan ini yang kuinginkan. Seharusnya saya terus sembunyi. Seharusnya sembunyi saja.” --
Ibu Eun Bi mengajak Min Jeong bicara sebentar. “Ada apa? Apa ada duduk perkara?”
“Sebenarnya saya menyukaimu. Kau keren.”
“Lalu?”
“Itu sebabnya saya harus memberitahumu. Cepat ganti bibi pengasuhmu.”
“Apa? Kenapa? Kenapa harus?”
“Sekarang sedang beredar isu. Bibi pengasuh Seo-woo dan suamimu, mereka punya korelasi.” “Kalian belum puas juga? Sudah tamat?” murka Min Jeong.
“Ada yang melihat mereka menangis di taman bermain. Ini bukan berita.”
“Silakan pergi. Keterlaluan sekali.” --
Yu Ri membawa Seo Woo bermain di taman bersama ayahnya. Ayahnya sangat senang karena bisa bermain dengan Seo Woo. Karena mereka asyik bermain, Yu Ri pamit ke mini market untuk membeli minuman. Ayah dan Seo Woo istirahat di bangku taman. Pas lagi istirahat, ayah melihat nenek yang membawa gerobak terjatuh. Jadi, beliau membantu nenek itu dan meminta Seo Woo untuk duduk di kursi dan jangan kemanapun. Seo Woo menganggukan kepala. Tapi, bukannya menunggu, dikala ayah tidak memperhatikan, Seo Woo malah pergi mengikuti bawah umur yang membawa mainan. Dan tentu saja, ayah panik dikala Seo Woo tiba-tiba menghilang. Dia berteriak mencari Seo Woo. Yu Ri yang gres kembali, panik sebab Seo Woo menghilang. Seo Woo tersesat di tengah taman seorang diri. Dia ketakutan dan mulai menangis. Guk Bong menemukannya dan berjalan menghampirinya. --
Min Jeong pergi menemui Gang Hwa di café bersahabat RS sesuai omongan mereka tadi pagi. Tapi, dia malah mendapat telepon dari Yu Ri yang memberitahu mengenai Seo Woo yang menghilang. Dia panik dan dikala melihat Gang Hwa yang datang, dia memberitahu hal itu. Mereka bergegas menuju taman dimana Seo Woo menghilang.
Hari sudah malam dan Seo Woo masih belum ketemu. Min Jeong ketakutan dan menangis terisak-isak sebab Seo Woo tidak kunjung ketemu. Yu Ri juga ketakutan dan menangis, tapi tidak ada yang mampu menjadi daerah pelampiasannya. Saat itu, Yu Ri melihat arwah anak pria yang memanggilnya dan membawanya ke suatu tempat. Seo Woo ada di dalam lubang perosotan, tertidur. Yu Ri sangat lega melihatnya dan eksklusif memeluknya. Min Jeong juga sangat bahagia menemukannya. Seo Woo pribadi menangis dan memeluk Min Jeong. Gang Hwa lega alasannya Seo Woo ketemu. Arwah keluarga Jang sedang berada di kendaraan beroda empat Pil Seung, mengikutinya. Mereka memuji Pil Seung yang ganteng, baik dan bisa tumbuh seorang diri dengan baik. Mereka berharap Pil Seung akan segera menikah sehingga tidak lagi kesepian.
Saat itulah mereka melihat Guk Bong yang hendak mendekati anak Yu Ri. Mereka segera keluar dari dalam mobil Pil Seung. Arwah tn. Jang eksklusif menghampiri Guk Bong dan memancing, mengalihkan pandangannya. Sementara arwah dan istri anaknya, memanggil Seo Woo supaya mengikuti mereka. Mereka menyuruh Seo Woo bersembunyi di dalam lubang perosottan itu. Mereka bahkan bohong jika sedang bermain petak umpet, jadi jangan keluar. Mereka hendak pergi memberitahu Yu Ri. Setelah itu, mereka kembali menemui ayah. Sayangnya, Guk Bong menangkap ayah dan bahkan menanyakan kenapa mereka ada di sini? Dimana anak itu? Dia melihat mereka membawa anak itu. di sembunyikan kemana? Arwah keluarga Jang termenung.
“Baiklah. Tidak perlu bilang. Saatnya kalian pergi,” ujar Guk Bong, tersenyum menyeramkan pada mereka. End
--
Yu Ri pergi menemui Midong. Dia masih shock dengan menghilangnya Seo Woo tadi. “Bu Mi-dong. Sepertinya saya menjadi manusia bukanlah suatu penghargaan. Ini hukuman untukku. Karena aku hidup kembali, semuanya menjadi menderita.”
“Astaga. Ada dilema apa lagi?” Min Jeong menggendong Seo Woo dan membawanya pulang.
“Maafkan saya, tapi bisakah kamu pergi? Aku tidak ingin melihatmu saat ini. Bagaimana mampu kamu kehilangan Seo-woo?” ujar Min Jeong.
“Maaf. Maafkan saya.”
Gang Hwa masih di depan rumah, menenangkan Yu Ri. “Yu-ri. Ini bukan salahmu. Tidak apa-apa.”
“Kenapa kamu selalu menyampaikan semuanya tidak apa-apa? Semuanya kacau. Kau tidak baik-baik saja,” marah Yu Ri dan langsung pergi. End
“Seharusnya aku tidak hidup kembali.”
“Ini semua bukan kehendakmu. Kau juga tertangkap tangan karena tidak sengaja.” “Setiap mereka melihatku selalu menangis, cemas, dan menghela napas. Tidak ada yang tertawa melihatku. Semuanya menderita karenaku.” “Semua insan pasti begitu. Mereka lebih memikirkan besok daripada hari ini. Banyak pikiran, selalu menghela napas, dan banyak penyesalan.” (ini benar bgt. Dan ini yang terjadi padaku belakangan ini. Frustasi) Pembicaraan mereka terhenti karena arwah rumah duka datang. Mereka sangat bahagia melihat Yu Ri. Semua tertawa pada Yu Ri. --
Gang Hwa menidurkan Seo Woo. Dia memikirkan kemarahan Yu Ri tadi. Setelah Seo Woo tertidur, Gang Hwa mencoba bicara pada Min Jeong yang duduk di bangku ruang tamu. “Kau pasti terkejut. Min-jeong. Kenapa menangis? Jangan menangis. Ini bukan salahmu.”
“Kalau begitu salah siapa? Apa salahmu sebab seharian di rumah sakit? Aku memakai pengasuh alasannya adalah ingin bekerja lagi, kemudian beliau kehilangan Seo-woo. Seo-woo juga lebih lambat dan terlihat duka dibandingkan anak lain. Jika bukan salahku, kemudian salah siapa? Aku ibu Seo-woo, 'kan?” ujar Min Jeong, mulai meluapkan perasaannya selama ini. “Min-jeong.”
“Orang lain selalu menyalahkan ibu jikalau ada problem dengan anaknya. Kenapa kamu tidak pernah menyalahkanku? Katamu saya ibunya Seo-woo? Benarkah saya ibunya Seo-woo?” “Maafkan aku. Maafkan saya.” “Kenapa kamu selalu minta maaf dan menyampaikan tak apa-apa? Cha Yu-ri. Nama itu dilarang saya ucapkan. Sampai kapan kamu akan terus menutup pintu itu? Pintu itu tertutup rapat hanya untukku. Aku hanya bisa masuk bila kamu membukanya untukku. Dengan begitu, aku mampu menjadi ibunya Seo-woo yang bahu-membahu,” tangis Min Jeong, terisak-isak. “Bibi pengasuh. Orang itu ialah Yu-ri. Cha Yu-ri,” hasilnya Gang Hwa memberitahunya. “Itu... Apa... Apa maksudmu?” “Ibu kandung Seo-woo. Cha Yu-ri. Dia hidup kembali.” --
Yu Ri sudah pulang dan ibu menemaninya. Yu Ri meminta ibu menyanyikan sebuah lagu untuknya, “Pohon Pinus.” Ibu menyanyikan lagu itu, itu ialah lagu yang sering di nyanyikannya untuk Yu Ri ketika Yu Ri masih kecil. Dan lagu itu, yaitu lagu yang Yu Ri nyanyikan ketika mengandung Seo Woo. --
Min Jeong menatap Gang Hwa, masih dengan verbal kaget. “Ibu kandung Seo Woo, Cha Yu Ri,” beritahu Gang Hwa. -===-
Saat di kedai Misaeng, mereka bertiga ngobrol bahagia. Saat itu, Hyeon Jeong kehabisan telur dan mengajak Yu Ri menemaninya membeli telur. Dan Min Jeong yang menjaga kedai. Min Jeong berkeliling melihat-lihat isi kedai. Dia melihat papan berisi foto era muda Hyeon Jeong, Geun Sang, Gang Hwa dan Yu Ri yang di tempel di sana.
Dan wajah bibi pengasuh –Do Yeon- memang sangat mirip dengan wajah Cha Yu Ri. Waktu mereka yang tidak mampu ku lihat terus mengalir perlahan tanpa henti.