Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Motorbike Baby Episode 02


 Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Motorbike Baby Episode 02
Images by : GMM Tv

Sky menjaga asrama asrama sambil mengerjakan PR. Dan ternyata, walau begitu-begitu, ada juga penghuni asrama yang menggoda-nya sambil membayar uang sewa. Sky balas menarik hati-nya. Sepertinya, dia hampir saja mendapatkan pacar, tapi seorang laki-laki muncul dari belakang dan bertingkah seperti beliau adalah pacar dari Sky. Alhasil, wanita itu jadi kabur, balik ke kamarnya.



Pria itu adalah Krathing. Jamjan juga mengenalnya. Sepertinya, mereka cukup bersahabat alasannya adalah Krathing bertugas untuk mengajarkan matematika pada Sky. Btw, Sky ini yaitu murid SMA.
==Motorbike Baby==

Hari ini, Sundae pulang dengan membawa Mo dan Cherry ke asrama-nya. Cherry memuji lantai kamar Sundae yang jauh lebih higienis daripada daerah tidurnya. Sementara itu, Mo malah sibuk selfie di kamar Sundae.


Pas Sundae mau menyusun barang-barangnya, dia baru sadar jikalau ada tag name Mile di dalam tasnya. Cherry dan Mo eksklusif menarik hati Sundae yang tampak pendiam, tapi punya banyak nalar untuk menerima pria. Sundae lagi serius dan tidak bercanda. Dia harus mengembalikan tag name itu. Cherry oke alasannya adalah bila tidak, besok pagi Mile mampu di hukum alasannya tidak pakai tag name.
Karena hari sudah cukup larut, Sundae berencana untuk mengembalikannya besok pagi saja. Mo malah tidak oke. Dia malah menciptakan Sundae cemas dengan berkata bagaimana jikalau besok pagi mereka tidak mampu bertemu dengan Mile? Atau mereka di suruh berkumpul lebih pagi daripada agenda? Maka Mile akan terkena duduk perkara karena Sundae. Jadi, mereka harus mengembalikannya hari ini.
Sundae semakin gundah. Kampus kan juga sudah tutup dan Mile pasti juga sudah pulang. Mo pribadi tertawa penuh arti dan menunjukkan rekaman live Mile yang sedang perform di sebuah klub. Mereka akan ke sana untuk mengembalikan tag name tersebut.
--
Mereka karenanya pergi ke café daerah dimana Mile melaksanakan perform. Sundae merasa ragu untuk masuk dan menyuruh supaya Mo dan Cherry saja yang mengembalikan. Mo tidak mau alasannya adalah mereka sudah jauh – jauh kemari, jadi masuk saja. Sundae tidak mau masuk ke dalam klub. Sundae yakin akan ada banyak pria mabuk di dalam sana dan saat mabuk, para laki-laki itu niscaya akan memegang-megang perempuan. Pokoknya, tidak ada hal baik di dalam klub. Kalau mereka menari, semua orang niscaya berkeringat dan saling menyentuh kan, bukankah itu menjijikan? Belum lagi kalau terjadi perkelahian, mereka bisa terluka.
Mo dan Cherry capek mendengar kekhawatiran Sundae. Mereka tidak peduli dengan semua itu dan tetap memaksa Sundae untuk masuk, dengan alasan jika Sundae harus mengembalikan tag name Mile sendiri. Dan mereka gres mengizinkan Sundae pulang sesudah mengembalikan tag name tersebut.
Cherry datang-tiba saja khawatir bila ia tidak akan di izinkan masuk oleh security alasannya beliau masih belum 18 tahun. Sundae tidak khawatir akan hal itu karna usianya sudah lebih dari 18 tahun. Karena Sundae bilang begitu, Mo dan Cherry jadi penasaran kenapa Sundae terlambat masuk kuliah?
Sundae gundah menjawabnya dan mengalihkan dengan membahas mengenai masuk klub. Dia yakin bila identitas mereka tidak akan di periksa. Dan jadinya, mereka pun masuk ke dalam klub. Mo dan Cherry begitu bersemangat sampai meninggalkan Sundae di belakang seorang diri.

Sundae yang gres masuk, sudah merasa tidak nyaman alasannya wangi rokok. Dia memutuskan untuk keluar, tapi malah tidak sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki. Pria itu menggoda Sundae dan mengajak Sundae untuk hang out bersamanya. Sundae takut dan menentukan untuk mencari Mo dan Cherry saja.

Mile memang ada di klub itu dan sedang perform di atas panggung. Mo dan Cherry sudah bangun di depan panggung dan menari dengan bersemangat. Untungnya, Sundae berhasil menemukan mereka. Melihat Mile yang sedang nyanyi di atas panggung, Sundae malah senyum-senyum dan menikmati nyanyian Mile.
Mile selesai bernyanyi. Para fans berteriak histeris dan itu sangat mengganggu bagi Sundae. Dia mengeluarkan tag name Mile dari tasnya dan berusaha memberikannya pada Cherry. Dia meminta Cherry memperlihatkan tag name itu pada Mile dan dia akan segera pulang sebab tidak nyaman berada di tempat seperti itu. Sayangnya, Cherry tidak mendengarnya sama sekali.
Sebaliknya, Mile di atas panggung melihat Sundae dan langsung menyapanya dengan mic. Dia bahkan menanyakan Sundae ingin minta request lagu apa? Dan alasannya adalah itu, semua mata jadi tertuju pada Sundae. Sundae jadi semakin tidak nyaman dan eksklusif kabur dari sana.

Tapi, pas keluar klub, Sundae malah melihat ada perkelahian sekelompok pria. Sundae jadi takut. Dan untungnya, Mile juga keluar dari klub dan memberikan tumpangan pada Sundae. Tanpa ragu, sebab takut melihat perkelahian sekelompok cowok tadi, Sundae langsung masuk ke dalam mobil Mile.

Begitu Sundae masuk, Mile eksklusif tanya, kenapa Sundae pulang begitu cepat? Apa Sundae tidak menyukai lagu yang di nyanyikannya? Sundae menjelaskan bila beliau tidak suka tempat ramai, membuatnya tidak nyaman. Mile jadi ingin tau, kalau begitu, kenapa Sundae ke sana? Sundae pribadi teringat jikalau ia ingin mengembalikan tag name Mile. Dia meminta maaf alasannya tidak sengaja membawa tag name tersebut. Dia takut bila tidak segera di kembalikan, Mile bisa kena murka para senior besok.
“Kau khawatir padaku?” tanya Mile.
Sundae melongo. Mile jadi tidak lezat dan berkata hanya bercanda. Dia juga ingin tahu bagaimana tag name-nya mampu di tas Sundae? Sundae pun tidak tahu. Dia benar-benar tidak tahu. Sumpah.
Mile jujur memberitahu bila beliau yang memasukkan tag name itu ke dalam tas Sundae. Dia ingin punya alasan untuk bertemu Sundae. Mendengar itu, Sundae jadi canggung, tidak tahu harus bereaksi bagaimana dan jadinya meminta Mile menurunkannya saja. Mile jadi tidak lezat dan menduga Sundae murka padanya. Sundae beralasan jikalau asrama-nya sudah akrab dan ia mampu jalan kaki.

Mile merasa jikalau Sundae niscaya mengira dirinya ialah stalker atau sejenisnya kan? Sundae membantah itu. Dia beralasan kalau ia hanya lapar dan ingin membeli sesuatu sambil jalan pulang. Mile mengerti dan akibatnya mau menurunkan Sundae. Sundae berterimakasih atas tumpangannya.


Eh, pas udah turun dari kendaraan beroda empat Mile dan berjalan beberapa langkah, ia malah berjumpa dengan Thankun. Thankun heran melihat Sundae yang ada di jalan di malam selarut ini. Dia menunjukkan diri untuk mengantar Sundae.
Flashback
Thankun dulu sering mengikuti Sundae. Karena Sundae menolak untuk di bonceng, maka Thankun mendorong sepedanya dan berjalan bersama Sundae. Sundae menghela nafas melihat Thankun yang begitu gigih. Dan tanpa ragu, Thankun menyuruh Sundae menunjukkan nomor teleponnya jikalau lelah dengannya.
“Apa kamu tidak lelah mengikutiku setiap hari?” tanya Sundae kesal.
“Tidak setiap hari. Aku tidak mengikuti di hari Sabtu dan Minggu. Bagaimana mampu saya lelah. Aku sendiri yang ingin melakukannya. Dan ini, sapu tanganmu.”
Sundae menerima sapu tangannya kembali. Dan di sapu tangannya, Thankun menggambar seekor rusa. Sundae tampaknya bahagia tapi masih berusaha sok tidak peduli. Thankun terus mengikutinya dan tegas bilang bila dia akan terus mengikuti Sundae hingga menerima nomor Sundae. Mari lihat siapa yang menyerah terlebih dahulu!
Sundae terpikir sesuatu. Dia akan memperlihatkan nomor palsu saja. Thankun seolah tahu apa yang Sundae pikirkan.
“Jika kamu tidak mau menawarkan nomormu, saya akan mengikutimu setiap hari seperti ini. Ini caraku untuk mendapatkanmu,” ujar Thankun.
Membuat Sundae tersenyum malu.
--
Akhirnya mereka datang di depan rumah Sundae. Sundae langsung menyuruh Thankun untuk pergi sebelum ibunya melihatnya.
Eh, P’Sunny malah yang melihat mereka. Dia masih ingat dengan Thankun dan bertanya, apa Thankun tidak lelah seperti ini terus? Thankun tidak menjawab pertanyaan P’Sunny dan pamit pada Sundae.

Sialnya! Ibu Sundae keluar rumah dan melihat Thankun. Dia menyuruh Sundae membawa masuk Thankun. Sundae tampak panik dan memarahi Thankun yang sudah di suruh pergi dari tadi, tidak pergi.
--


Ibu bicara dengan Thankun sementara Sundae mengintip dari atas tangga. Ibu menawarkan minuman keras pada Thankun, dan Thankun menolak untuk minum dengan sopan. Ibu membahas mengenai Thankun yang beliau dengar mengantar pulang putrinya setiap hari. Thankun membenarkan.
“Jangan menarik hati. Kalau kau suka padanya katakan saja kau suka,” ujar Ibu.
“Ya. Aku menyukainya.”
Tidak di sangka, ibu malah menyuruh Thankun untuk minum minuman keras yang di berikannya. Thankun tetap menolak dengan alasan kalau dia masihlah murid sekolah.
“Kau mengambil ujian masuk universitas kan?”
“Ya.”
“Universitas mana yang kamu tuju?”
“Aku masih belum tahu.”
“Kau tidak berani minum miras. Dan kau juga tidak tahu kemana kamu akan lanjut kuliah. Kau kira saya mampu yakin padamu? Kau kira saya akan baik-baik saja membiarkan putriku keluar dengan ‘bocah’ sepertimu (jadi ibu Sundae menganggap Thankun sebagai anak-anak bukan laki-laki)? Maaf. Kau bukan bocah ya. Kau sudah kelas 12 kan? Biar ku ubah kalimat ku tadi. Dengan orang yang bertingkah ‘bocah’ sepertimu. Kau harus fokus dalam berguru dan menemukan apa yang benar-benar kau inginka daripada mengejar seorang gadis. Itu membuatmu terlihat seperti tidak ada abad depan. Maaf kalau aku terlalu agresif. Aku sedang mabuk. Hari sudah semakin gelap, kau harus pulang. Aku tidak akan mengantarmu ke depan. Keluargamu pasti sudah menunggu.”
Sundae yang mendengar dari atas, benar-benar merasa bersalah pada Thankun atas ucapan ibunya.
End

Sundae ragu untuk naik, tapi Thankun memberikan helm padanya dan menyuruhnya untuk naik saja. Sundae risikonya mau naik ke motor Thankun. Sepanjang jalan, mereka hanya diam saja.

Sundae membayangkan jika ini yakni masa SMA mereka, dan mereka ialah pasangan. Mereka tampak bahagia.

Flashback
Sundae berada di kamarnya. Kamarnya tampak berantakan. Sundae menulis diary dan menangis terisak-isak. Banyak pil obat yang berceceran di sekitarnya.
End
Mengingat hal itu, menciptakan Sundae masih menangis. Thankun khawatir karna tidak ada suara dan menduga Sundae tertidur. Sundae menjawab tidak dengan suara sengau, menciptakan Thankun sedikit khawatir.
--

Pas turun dari motor, Thankun eksklusif minta bayaran 20 baht. Sundae kaget dan mengeluarkan dompetnya untuk membayar. Thankun tersenyum dan menjawab jikalau ia hanya bercanda, beliau tidak meminta bayaran.
Sundae kesannya bertanya kenapa Thankun mampu jadi tukang ojek?
“Awalnya, saya berencana mencari biaya hidup dengan hanya mengantarkan masakan kucing, tapi hal itu tidak cukup. Ketika pamanku bilang beliau berhenti jadi tukang ojek, aku yang mengambil alih. Kau tahu, aku mendapat lebih banyak uang dengan menjadi tukang ojek daripada mengantarkan makanan,” terang Thankun.
Sundae senang mendengarnya dan berujar bila Thankun pasti sudah kaya kini. Thankun tersenyum lebar dan menjawab jika itu harapannya. Tapi, beliau hanya menerima cukup uang untuk hidup dan membayar biaya obat ayahnya setiap bulan.
Sundae khawatir dan menanyakan keadaan ayah Thankun. Thankun bilang kalau keadaan ayahnya masih seperti dulu. Oh ya, beberapa hari yang lalu, ayahnya gres saja menciptakan bubur dengan daging babi dan lobak yang Sundae sukai. Ayahnya selalu membicakan Sundae setiap kali makan itu dan selalu menangis.
“Dia begitu merindukanku sampai menangis?” kaget Sundae.
“Bukan! Dia aben lidahnya karena makan bubur panas-panas.”
Sundae tertawa. Dia hampir saja percaya ucapan Thankun barusan. Thankun bilang bila ayahnya beneran membicarakan Sundae, ia hanya menambahkan bab bubur biar sedikit lucu saja. Ayahnya sering tanya, apakah beliau dan Sundae masih bicara atau putus dengan buruk?
Sundae jadi memasang wajah murung. Dia berjanji akan menemui ayah Thankun suatu hari nanti.
Mereka saling tersenyum, tapi juga tampak sedih. Sundae juga mengakhiri perbincangan dengan segera masuk ke dalam asrama.
--

di kamar asrama,
Sundae tidak mampu tidur sama sekali. Dan alasannya adalah itu, Sundae meminum obat-nya dan lalu melihat diary-nya.

Isi dari diary itu yaitu :
Setelah ibuku berlaku agresif padanya hari itu, ia menghilang. Dia mungkin mengalah padaku. Tidak problem. Aku kembali bebas lagi. Aku mampu jalan pulang ke rumah lagi daripada harus  membahayakan hidupku dengan naik sepeda bau tanah yang mampu di langgar kendaraan beroda empat kapanpun. Pulang dengan jalan kaki sendiri jauh lebih aman dan tidak mengkhawatirkan.
Flashback
Walau Sundae menulis seperti itu pada buku hariannya, Sundae tetap saja menanti Thankun menyapa dan memboncengnya.
Tapi, beliau seharusnya mengucapkan selamat tinggal dan menyampaikan sesuatu.
Mungkin, beliau benar-benar tersinggung oleh perkataan ibuku hari itu dan tidak ingin melihatku lagi. Ayolah! Aku harus berhenti menulis wacana beliau kini. Apa aku rindu padanya? Tidak! Tidak!

Eh, Thankun muncul di sebelahnya dengan sepeda. Thankun menjelaskan kalau beliau ingin menunggu Sundae di gerbang tadi, tapi dia terlambat. Maaf. Apa Sundae menunggunya? Sundae gensi mengaku menunggu dan membantah dengan tegas.
Thankun tiba untuk bilang jika ia tidak mampu mengantar Sundae pulang hari ini karena dia harus menjaga ayahnya. Ayahnya baru saja jatuh di kamar mandi tadi pagi. Mendengar itu, Sundae jadi khawatir.
--


Akhirnya, Thankun membawa Sundae ke rumahnya untuk melihat ayahnya. Saat pulang, ayah sedang tidur. Thankun membangunkannya untuk minum obat, tapi ayah tidak kunjung berdiri. Thankun jadi ketakutan dan berteriak berulang kali. Eh, ayah ternyata baik-baik saja dan menyuruh Thankun untuk tidak teriak-teriak atau nanti dia tendang. Thankun lega dan juga kesal alasannya ayah mengerjainya.
Ayah membertahu jika beliau merasa lapar. Thankun langsung tanya, ayahnya ingin di belikan apa? Pas sekali, ayah melihat Sundae. Dan Sundae menawarkan diri untuk memasak. Thankun langsung menunjukan di mana dapurnya. Setelah Sundae ke dapur, ayah dengan antusias langsung nanya ke Thankun, apa itu pacar Thankun? Cantik!
Thankun bilang bukan. Ayah pribadi menggoda Thankun dengan bilang dia ada kesempatan. Thankun langsung memarahinya untuk tidak begitu. Dia menyuruh ayah menunggu saja sementar ia membantu Sundae di dapur.

Thankun datang-datang bangkit di belakang Sundae dan bertanya apa yang Sundae masak? Sundae refleks berbalik dan membuat wajah mereka menjadi sangat berdekatan. Membuat keduanya sama-sama gugup.
Tapi, itu tidak berlangsung usang. Sundae berkata kalau Thankun dan ayahnya lucu. Apalagi Thankun bicara pada ayahnya seolah mereka berteman. Thankun sebetulnya khawatir pada ayahnya alasannya adalah ayahnya sudah pernah jatuh dan terkena stroke sekali. Dan alasannya itu, dia harus sangat memperhatikan ayahnya.

Mereka asyik berbincang, sampai Sundae lupa sedang menggoreng telur. Mereka baru sadar ketika tericum busuk gosong.
Ayah Thankun kebetulan ke dapur sebab mencium anyir gosong. Dia shock melihat telur yang sangat menghitam dan berkomentar kalau ia mampu mati alasannya adalah kanker. Hahahha. Sundae meminta maaf dan akan memasak orang. Ayah melarang dan menyuruh mereka menunggu di ruang tamu saja sementara beliau yang memasak. Sundae merasa segan, tapi ayah menyuruh Thankun untuk membawa Sundae ke depan.
--

Hari sudah malam,
Makanan sudah siap dan di sajikan. Ayah memasak bubur. Thankun hendak menunjukkan sayur (aku juga tahu itu apa), tapi Sundae menolak. Dia menjelaskan bila beliau tidak makan sesuatu yang tidak di masak dengan api, mirip telur itu yang hanya di celup saus dan kuliner fermentasi lainnya. Dia merasa itu tidak bersih.
Semua mengerti dan menyuruh Sundae untuk makan bubur saja.

Saat itu, adik Thankun pulang. Nama adiknya adalah Thai. Dan beliau pribadi terpesona melihat Sundae. Ayah dan Thanku menyuruh Thai untuk nyuci tangan sebelum bergabung makan dengan mereka.
Di ketika sedang makan, Thankun menerima telepon untuk mengantarkan masakan kucing ke rumah terdekat. Jadinya, Thankun pamit pergi sebentar dan memperingati ayahnya untuk tidak bercerita asing-abnormal pada Sundae. Ayah mengiyakan.
Tapi, begitu Thankun pergi, ayah eksklusif nanya pada Sundae, mau nggak dengan kisah menarik mengenai Thankun? Sundae jelas mau.
Ayah bercerita saat beliau tidak bergerak dan butuh terapi fisik (alasannya stroke, dulu), Thankun melaksanakan pekerjaan paruh waktu sebagai pengantar makanan kucing. Thankun bangkit subuh untuk mengantarkan makanan kucing kemudian ke sekolah dan dikala pulang, Thankun akan mengantar lebih banyak lagi makanan kucing. Thankun tidak ada di rumah saat hari libur. Thankun bekerja di pasar. Thankun terus bekerja mirip orang asing. Bukankah itu cerita yang menarik? Sejujurnya, ayah ingin Thankun keluar dari pekerjaan tersebut, tapi Thankun tidak mau.
“Ini rahasia ya. Sebenarnya, saya sangat kaya, kau tahu? Beneran. Aku punya banyak harta. Aku tidak bilang pada anak-anakku karena tidak ingin mereka memperebutkan hartaku,” ujar ayah datang-datang. “Jika kamu menjadi putriku, aku akan memberikan semuanya padamu. Percaya padaku.”
Sundae tertawa mendengarnya. Percaya tidak percaya. Gimana mau percaya, toh ayah malah minjam uang 200 baht dengan alibi hendak membuat kunci brangkas untuk hartanya. Sundae tertawa lebar dan semakin sulit percaya.
--

Selesai makan, Sundae membantu dengan mencuci piring. Thankun yang gres pulang tersenyum padanya dan menyuruh Sundae untuk menunggu di dalam sementara dia yang mencuci piring.
“P’, kau bahu-membahu laki-laki yang baik,” ujar Sundae datang-tiba.
Thankun heran karna beliau hanya mencuci piring dan Sundae sudah menyebutnya sebagai laki-laki baik. Kalau begitu, dia akan mencuci semua piring yang ada di rumah Sundae juga. Sundae tersenyum dan menjawab terserah saja. Hal itu menciptakan Thankun jadi ingin tau apa maksud dari senyuman Sundae itu?

Dan balasannya, mereka jadi saling main sabun cuci piring. Ayah Thankun dan Thai melihat itu dan tersenyum.
--

Begitu tiba di rumah, Sundae pribadi menulis diary.
Aku suka keluarga P’Tan. Setiap kali ke sana, pipiku jadi sakit alasannya terlalu banyak tersenyum. Mereka saling menggoda lebih dariada keluargaku. Tetapi, mereka jadi tampak lebih bersahabat. Mereka sangat akrab sehingga aku tidak bisa menahan perasaan cemburuku. Jika aku punya Ayah, aku ingin beliau seperti ayah P’Tan.
End

Sundae tertidur di atas meja dan begitu berdiri, jam sudah sangat siang. Dia terlambat! Sundae pribadi buru-buru mandi, menyiapkan barang dan pergi ke kampus.

Di depan asrama, sudah ada Thankun yang menunggu dan menawarkan tumpangan. Thankun juga menarik hati Sundae yang selalu terlambat berdiri. Sundae hendak pergi jalan kaki, tapi Thankun mengingatkan bila kini sudah hampir jam 8 dan walaupun Sundae mampu jalan dengan sangat cepat juga tetap akan terlambat. Dia juga tahu jika dosen Sundae hari ini akan memotong nilai para mahasiswi yang terlambat per menitnya.
Dan sebab kata-kata Thankun, Sundae jadi mau menumpang di motor Thankun.
--

Mereka tiba di depan kampus sempurna waktu. Karena Sundae kesulitan membuka helm-nya, Thankun membantunya membukakan.
“Sundae!” terdengar bunyi Mile yang berteriak memanggil Sundae.
Mile dan Thankun langsung saling menatap tajam.






Subscribe to receive free email updates: