Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 02 - 1


Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 02 - 1
Images by : Tencent TV

Yunyi pergi ke ruangan Junhao untuk mengobati luka di tangannya. Dia benar-benar khawatir dan meminta Junhao tidak melakukan hal mirip ini lain kali lagi. Junhao mengalihkan dengan membahas Yunyi yang malah tiba bekerja di Senwell.
“Aku tidak memberitahu sebab saya ingin bekerja di sini dengan kemampuanku,” jawab Yunyi.
Junhao tersenyum tipis. Dia berkomentar jika Yunyi mirip ini, orang-orang mampu mengira keluarga Shan tidak memperlakukan Yunyi dengan baik alasannya membiarkan tunangan bekerja di luar dan hanya sebagai Manager biasa.
Yup! Yunyi adalah tunangan Junhao.
Yunyi menyuruh Junhao untuk tidak mengalihkan. Dia sekarang sedang murka karena Junhao membahayakan diri mirip tadi. Junhao menenangkannya dan semua juga sudah lewat.

GM Zhang Minghan menerobos masuk saat itu dan memasang wajah marah. Junhao pribadi menegur sikapnya yang begitu tidak sopan alasannya menerobos masuk begitu saja. Minghan meminta Junhao sebagai GM Senwell, sudah menciptakan persoalan besar mirip ini, bagaimana dia akan menuntaskan duduk perkara itu?
Junhao meminta Yunyi untuk keluar dulu. Yunyi mengerti dan pamit keluar dengan sopan.
Setelah Yunyi keluar, Junhao baru bicara pada Minghan. Menurutnya, problem ini masih bisa di kendalikan. Minghan menekankan walaupun tidak ada yang melapor ke polisi, tapi banyak orang yang melihat persoalan tadi (masalah tn. Tang yang mau bunuh diri itu lho). Dan kalau hingga media atau perusahaan saingan mengetahui dilema ini, bagaimana Junhao akan menjelaskannya ke Dewan Direksi?

Dengan dingin, Junhao menjawab bila Minghan tidak usah mempedulikan apa yang akan dia jelaskan nanti jika hingga ke Dewan Direksi. Sebaliknya, ia mendengar mengenai proyek Malaysia yang di urus oleh Minghan tidak ada kemajuan sama sekali. Mungkin, Minghan lah yang harus berpikir bagaimana menjelaskan proyek Malaysia itu kepada Dewan Direksi.
GM Zhang Minghan pribadi bengong, tidak mampu menjawab.
--

Qianyu membawa pulang tn. Tang ke Hotel Guanmei. Melihat tn. Tang yang masih duka, Qianyu menyemangatinya dan menyakinkan jikalau pasti akan ada jalan keluar. Saat itu, Jinzhi malah muncul dan marah-murka pada Qianyu yang berkeliaran dan bukannya mengantar barang. Barang yang harus di antar sudah bertumpuk tinggi!
Qianyu menjelaskan jikalau dia tadi pergi menjemput tn. Tang. Tapi, belum sempat Qianyu menjelaskan persoalan mengenai hotel Guanmei, Jinzhi sudah memotong ucapannya. Jinzhi murka-marah pada tn. Tang yang apa tidak mampu pulang sendiri hah?! Ingat ya, Qianyu yakni anaknya, bukan buruh gratis untuk tn. Tang!
“Dasar wanita tua verbal besar!” murka tn. Tang. “Suatu hari nanti, mulutmu akan rusak!”

Jinzhi yang sudah mau pegi, langsung balik lagi untuk bertengkar dengan tn. Tang. Qianyu berusaha menghentikan, tapi Jinzhi tidak mau dan malah memarahi Qianyu yang memihak tn. Tang padahal dialah yang memberikan makan, minum dan kawasan tinggal untuk Qianyu!

tn. Tang yang mendengar Jinzhi memarahi Qianyu sampai mirip itu, tentu menegurnya untuk bicara lebih baik. Jangan selalu teriak. Jinzhi tidak terima di tegur dan bahkan menekankan jikalau Qianyu yaitu anaknya, tidak ada hubungan sama sekali dengan tn. Tang.
Walah, Qianyu tau bila pertengkaran akan berlangsung lama. Makara, dia memilih menyingkir dan mendengarkan musik dengan earphone.
Jinzhi menyindir tn. Tang yang tidak bisa punya anak. tn. Tang mengakui itu dan balas menyindir Jinzhi yang ‘selingkuh’. Jadi, tn. Tang dan Jinzhi (ibu tiri Qianyu) ini dulunya suami istri. Mereka nikah cukup usang dan belum punya anak. Dan kesannya mereka bercerai. tn. Tang itu curiga kalau dulu Jinzhi pergi ke kamar orang aneh rambut keriting dengan alasan mau ganti bohlam lampu, tapi tidak lama kemudian malah hamil dan Shengzhe juga berambut keriting. Jinzhi menyangkal hal itu dengan keras dan bahkan bersyukur sebab sudah menceraikan tn. Tang.
--
Akhirnya, setelah pertengkaran panjang, Jinzhi pulang juga ke rumah dengan Qianyu. Dan sesudah mendengar dongeng Qianyu mengenai hotel Guanmei yang mau di bongkar, Jinzhi jadi merasa bersalah sebab sudah marah-marah tadi. Dia juga merasa khawatir pada tn. Tang.
Shengzhe yang ada di sana, bahkan tahu kalau ibunya khawatir pada tn. Tang. Tapi, Jinzhi membantahnya.
--


Qianyu mengantarkan air galon ke toko Su Liyin. Dan kebetulannya, cowok yang menginap di hotel Guanmei (Tai Chu) sedang memainkan piano milik mendiang ibu Qianyu yang di jual ke toko Liyin. Qianyu terpesona dengan lagu yang di mainkan Tai Chu karna itu yaitu lagu kesukaan ibunya.
Su Liyin yang juga terpesona pada wajah tampan dan permainan piano Tai Chu, menegaskan pada Qianyu kalau piano itu ialah milik tokonya kini, bukan milik ibu Qianyu lagi, jadi jangan selalu bilang begitu.
Qianyu tidak peduli pada ocehan Liyin. Dia malah bicara pada Tai Chu dan memintanya untuk tidak membeli piano tersebut karna itu adalah barang peninggalan ibunya (Qianyu manggil Tai Chu dengan panggilan ‘Suai Ke’ = Abang/Pria Tampan).
“Aku hanya lewat dan bermain sebentar. Aku tidak berencana membeli,” jelas Tai Chu.
Qianyu lega mendengarnya. Tapi, ketika tahu jika Tai Chu adalah turis yang tiba ke desa Guanmei, Qianyu eksklusif memperlihatkan jasa tour. Dia yakni pemandu wisata desa ini yang manis dan akan menawarkan harga yang murah.
Liyin kesal dan melarang Qianyu untuk tidak mencari pelanggan di tokonya. Cepat ganti air galon-nya saja!
“Sebentar!” potong Qianyu, omelan Liyin.
Qianyu mengeluarkan berbagai kartu nama miliknya dari tasnya. Dia menyediakan jasa antar air, jasa peran, jasa beli masakan, jasa pekerja per jam, pokoknya semuanya. Jadi, perlu apapun, silahkan cari beliau. Jika memakai semua jasa-nya, ia akan berikan diskon 20%.

Setelah selesai dengan Tai Chu, Qianyu gres melayani Liyin. Dia memperlihatkan kartu anggota jasa air gres yang harganya 200 yuan. Liyin protes karna dulu harganya hanyalah 150 yuan. Qianyu beralasan jikalau harga minyak naik, jadi harga jasa antar juga naik. Liyin kesal sebab Qianyu selalu naik harga, tidak pernah turun (yahhh. Jarang ada harga yang turun. Kalau dah naik, susah turun-nya). Qianyu sih nggak peduli jikalau Liyin tidak mau pakai jasanya lagi. Masalahnya, hanya Qianyu yang menyediakan jasa itu, jadi mau tidak mau Liyin membayar 200 yuan.
Setelah semua urusan akhir, Liyin pribadi mengusir Qianyu dari tokoknya. Setelah itu, Liyin menasehati TaiChu untuk berhati-hati menjaga dompetnya kalau lain kali bertemu dengan Qianyu.
--

Terakhir, Qianyu mengantarkan galon air ke hotel Guanmei. Dia sekalian menanyakan tn. Tang. Sheng menjawab kalau dari pulang tadi, tn. Tang belum ada keluar kamar. Sudah seharian. Tidak ada yang tahu, entah apa yang di lakukannya.
Mendengar itu, Qianyu jadi khawatir bila tn. Tang akan melakukan hal terbelakang lagi (bunuh diri). Pekerja lainnya jadi panik. Mereka pribadi menggedor-gedor pintu tn. Tang, tapi tidak ada bunyi sama sekali. Di telepon juga tidak di angkat.
Qianyu meminta Fengqiao (pekerja wanita) untuk menyerahkan kartu pembersih kamar padanya. Dan setelah menerimanya, Qianyu pribadi naik ke atas. Jadi, Qianyu hendak menerobos masuk ke kamar tn. Tang, melalui balkon dari kamar di atas kamar tn. Tang.

Dan kamar yang ada di atas kamar tn. Tang, di tempati oleh Tai Chu. Tai Chu gres saja siap mandi dan hanya mengenakan handuk menutupi bab bawah tubuhnya. Dan tiba-datang saja, pintu kamar terbuka dan Qianyu menerobos masuk.
Qianyu bahkan tidak sengaja memegang tubuh Tai Chu. Dia juga tidak sangka ada kamar di orang. Tai Chu juga shock dan bertanya, “Kau ngapain?”


Qianyu tersadar dan dengan panik menjawab jikalau dia harus menolong orang. Qianyu bahkan tidak meminta izin pribadi ke balkon kamar. Tai Chu segera menggunakan jubah mandi-nya dan bertanya klarifikasi Qianyu yang bilang mau nyelamatin orang. Qianyu sudah hendak melompat dari balkon atas ke balkon bawah. Tai Chu melarang dan memperlihatkan diri biar dia yang melakukannya. Qianyu setuju dan memberi isyarat supaya Tai Chu masuk ke kamar bawah dan membukan pintu dari dalam, sementara ia menunggu di luar. Setengah galau, Tai Chu mengiyakan.
Sheng dan Fengqiao menangis di depan pintu kamar alasannya adalah tidak ada respon sama sekali dari dalam kamar. Salah satu bekerja bahkan sudah membawa gergaji listrik untuk membuka pintu. Saat itulah, tn. Tang muncul! Dia ternyata tadi ke gudang dan baru kembali.
“Ngapain kalian semua? Kenapa bawa gergaji listrik? Ingin menggergaji pintunya?” tanya tn. Tang.

Qianyu langsung bohong jika mereka dengar bunyi teriakan dari dalam kamar tn. Tang makanya mereka berkumpul, takut ada yang terjadi. Dan ingin membongkar pintu. tn. Tang percaya pada mereka.

Di dikala yang sama, Tai Chu sudah berhasil melompat dari balkon kamarnya, ke balkon kamar tn. Tang yang ada di bawah. Dia membuka jendela kamar dan berjalan masuk. Pas sekali, tn. Tang dan rombongan juga masuk. tn. Tang belum tahu ada tamu dan tentu kaget melihat Tai Chu ada di dalam kamarnya.
“Aku datang bukakan pintu,” terperinci Tai Chu.
“Buka pintu?” resah tn. Tang.
Qianyu juga resah dan ingin menciptakan alasan, tapi Tai Chu sudah duluan ngomong kalau Qianyu kan tadi bilang ingin menolong tn. Tang?
tn. Tang kesannya paham kenapa mereka begitu. Dia jadi duka lagi dan memberitahu semuanya kalau ia tidak dapat melindungi hotel Guanmei. Jadi, semua hening saja, ia tidak akan melakukan tindakan konyol. Dia sudah dapat mendapatkan kenyataan itu.
Dengan canggung, Tai Chu pamit untuk kembali ke kamarnya.
--
Di rumah keluarga Shan,
tn. Shan sedang membaca proyek pembangunan desa Guanmei. Dia ingin tahu alasan Junhao memajukan waktu pengembangan desa.
“Ayah, apa Anda pernah mendengar jikalau orang lain menggunakan 10 menit untuk menyelesaikan sesuatu tapi kau hanya menggunakan 2 menit untuk menyelesaikannya. Jadi, kamu mempunyai kehidupan 5 kali lipat dari orang lain,” jelas Junhao, dengan perumpamaan.
“Junhao. Kau terlalu radikal. Jika hal ini di ketahui media akan jadi problem. Belum lagi membutuhkan banyak daya untuk krisis kekerabatan. Pergerakan harga saham dan informasi jelek akan membuat perusahaan rugi.”
Junhao meminta ayahnya untuk tenang karena ia tidak akan melaksanakan hal yang tidak pasti. tn. Shan menjelaskan yang di khawatirkan yakni Junhao yang masih terlalu muda, tapi terlalu ingin cepat maju. Hal itu akan memnbuat Junhao mengalami kesulitan. Ayah tahu bila Zhang Minghan selalu ingin merebut posisi GM dari Junhao. Dan dia meminta Junhao berhati-hati untuk tidak menawarkan Minghan kesempatan untuk menjatuhkannya.
Ibu menyindir mereka yang masih saja membicarakan pekerjaan kantor di rumah. Karena perusahaan sudah di serahkan pada Junhao, seharusnya ayah jangan khawatir lagi.
Ziqian datang dikala itu dan meminta maaf karna terlambat. Jalanan terlalu macet tadi. Ibu tidak mempermasalahkan sebab Ziqian tiba tepat waktu. Dia mengajak semuanya untuk makan malam.

Keluarga Shan makan malam bersama dengan Yunyi dan Ziqian. Junhao sangat perhatian pada Yunyi sampai mengambilkan sayur dan meletakkannya ke piring Yunyi. Ayah membahas mengenai Yunyi yang bekerja di perusahaan. Jika Yunyi mau masuk, ia mampu membantu, tapi kenapa Yunyi malah melakukan interview. Ibu juga oke dan membahas Yunyi yang sudah menjadi direktur kreatif di perusahaan HT, tapi pindah ke perusahaan sendiri malah jadi manager kecil. Ibu memerintahkan Junhao, supaya besok mencarikan posisi jabatan yang cocok untuk Yunyi.
“Ayah, ibu, kalian tidak perlu khawatir. Aku hanya ingin mencoba dengan kemampuanku sendiri,” ujar Yunyi.
Ziqian mendukung Yunyi. Dia yakin dengan kemampuan Yunyi, dalam waktu beberapa hari, pasti akan naik jabatan menjadi administrator. Yunyi tersenyum mendengarnya. Junhao menegaskan kalau aturan di Senwell sangat ketat untuk naik jabatan, jadi Yunyi harus mampu melewatinya.
Saat makan, ibu Junhao sangat perhtian pada Ziqian. Dia bahkan meminta Ziqian untuk pindah saja tinggal di rumah mereka. Bukankah lebih baik tinggal bersama keluarga?
“Ibu, jangan membujuk Ziqian lagi. Sejak dari kuliah beliau sudah tinggal di luar, sudah terbiasa sendiri. Lagipula, bila sudah punya pacar, sangat gampang untuk hidup di dunia dua orang, kan?” bela dan goda Yunyi.   
Ibu jadi kepo, apa Ziqian sudah punya pacar? Ziqian menjawab, belum. Kalau sudah, dia akan memberitahu.
Setelah cukup usang berbincang, ibu alhasil memberitahu alasannya mengajak semuanya makan malam bersama hari ini. Mereka ingin mengumumkan satu hal penting. Dia dan ayah sudah menentukan hari tunangan Junhao dan Yunyi, yaitu bulan depan.
Junhao tersenyum, tampak baiklah. Wajah Ziqian sekilas, tampak duka. Yunyi juga tidak tampak begitu senang.
“Aku tidak ingin menikah dengan Junhao,” ujar Yunyi, menciptakan semuanya terkejut. “Tepatnya, aku kini masih belum ingin menikah dengan Junhao.”
“Kenapa?” tanya ibu. Semua menanti jawaban Yunyi.
Yunyi tidak menjawab dan malah menciptakan alasan akan membantu bibi Lin (pembantu) mengambil kuah sup.
--

Yunyi bangkit di balkon sendirian. Ziqian menghampirinya dan melaksanakan sulap unutk memperlihatkan cokelat semoga Yunyi tidak merasa murung. Yunyi berujar setiap kali suasana hatinya jelek, selalu Ziqian yang menghiburnya. Ziqian membalas jika Junhao juga peduli pada Yunyi, hanya saja Junhao terlalu kaku dan tidak tahu cara mengungkapkannya.
“Aku hanya merasa hubungan Junhao denganku baru mulai berjalan tapi sudah sampai ujung tujuan.”
“Kamu lebih peduli prosesnya tapi bukan kesudahannya, benarkan?”
“Apakah terlalu serakah?”
“Apa salahnya jika serakah sebagai pacar? Hanya kadang-kadang, pria kaku seperti beliau tidak mengerti aba-aba. Otak mereka tidak mampu berputar dengan baik,” hibur Ziqian.
“Karena di otaknya hanya ada kerja.”
Ziqian tetap memuji Junhao pada Yunyi. Dia mengingatkan, selain pekerjaan, di dunia Junhao hanya ada Yunyi. Dan semenjak kecil hingga kini, Junhao tidak pernah memandang wanita lain sekalipun. Yunyi sedikit terhibur mendengarnya.


Subscribe to receive free email updates: