Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 09-1
Images by : TvN
Yu Ri menunggu Gang Hwa pulang di halte bus. Itu sebab ia sebelumnya mendapatkan telepon dari Hyeon Jeong yang memberitau bila salah satu pasien Gang Hwa meninggal. Gang Hwa sekarang sangat duka sebab pasien itu sudah lama di rawat Gang Hwa. Geun Sang saja tidak bisa menghibur Gang Hwa. Dan karena itu, Yu Ri menunggu Gang Hwa di halte bus. Gang Hwa pulang dengan naik bus. Saat turun dari bus, Yu Ri bisa melihat wajahnya yang sangat sedih dan berjalan menunduk. Yu Ri mengikutinya dari belakang dan mengirimkan pesan supaya ia tidak murung dan melihat ke depan. Atau mau jalan mundur? Gang Hwa berbalik dan melihat Yu Ri ada di belakangnya. Yu Ri tersenyum begitu lebar dan membuka tangannya. Dia berlari dan memeluk Gang Hwa dengan bersahabat, menciptakan Gang Hwa yang awalnya sedih menjadi tersenyum. Dan kita seolah melihat ada lampu di ata kepala Gang Hwa yang semula redup menjadi bersinar alasannya adalah Yu Ri. Ada kala dikala saya mengubah kemurungannya menjadi keceriaan. Supaya beliau tak usang tersesat di dalam kemurungan dan keputusasaan.
Namun, ketika ia meninggal, Gang Hwa menjadi sangat sedih. Lampu di atas kepalanya, mati. Gang Hwa hanya terus berdiam diri di dalam kamar. Hyeon Jeong selalu tiba setiap harinya untuk memasak bagi Gang Hwa. Akan tetapi, itu tidak mampu mengembalikan lampu Gang Hwa. Gang Hwa bahkan tidak memakan makanan yang di masakannya. Hyeon Jeong tidak bisa berbuat apapun. Arwah Yu Ri sangat duka melihat hal tersebut. Suaminya menjelma sedih.
Saat melihat orang yang berharga bagiku kehilangan cahayanya, saya berharap seseorang bisa mengubah kemurungannya menjadi keceriaan. Saat saya menyadari tidak mampu melakukannya lagi, saya sangat putus asa.
Gang Hwa keluar dikala malam hari. Dia pergi ke kedai pinggir jalan untuk minum soju. Dia terus minum tanpa makan apapun. Arwah Yu Ri ada di sebelahnya dan sangat khawatir padanya. Tapi, mau apapun yang di katakannya, Gang Hwa tidak mampu mendengarnya sama sekali. Saat itulah, Min Jeong tiba-tiba muncul dan duduk di hadapan Gang Hwa. Dia bahkan memesan dua porsi mie. Gang Hwa terperinci heran melihat seorang perempuan duduk di hadapannya dan memesan dua porsi mie. Min Jeong melihat wajah heran Gang Hwa dan beralasan jikalau hari sudah malam dan tidak baik jika seorang perempuan makan sendirian selarut ini, bukan? Gang Hwa tidak berkomentar dan lanjut minum. Min Jeong kesannya meminta izin untuk duduk di sana bersama. Gang Hwa mengizinkan saja, akan tetapi ia tidak ingin makan. Karena itu, Gang Hwa berteriak kepada pemilik kedai untuk membatalkan pesanan dua porsi mie. Min Jeong segera menghentikannya dengan panik dan berkata jika dia pesan dua porsi mie untuk dirinya sendiri.
Min Jeong makan dengan lahap. Dia benar-benar makan dua mangkuk mie. Gang Hwa tertawa melihat itu alasannya adalah Min Jeong makan terburu-buru seolah sudah berhari-hari tidak makan. Min Jeong beralasan jika semua orang yang makan di kedai ini, selalu makan dua porsi mie alasannya adalah porsi yang di sajikan kecil. Baru dia berkata seperti itu, di meja lain, terlihat sepasang pasangan yang bahkan makan 1 mangkuk mie di bagi 2 karena porsinya yang sangat banyak.
Gang Hwa akal-akalan tidak mendengar. Min Jeong yang aib, makan semakin cepat sampai tersedak. Gang Hwa segera menuangkan air untuknya. Dia tersenyum melihat Min Jeong. Arwah Yu Ri yang melihat itu, ikut tersenyum. Akhirnya, Gang Hwa tidak murung lagi. Min Jeong masih saja beralasan jika ini yaitu masakan pertamanya hari ini. Dari pagi, dia belum makan sama sekali. Dia juga menawarkan Gang Hwa untuk mencoba mie itu.
Gang Hwa tersenyum. Lampu di atas kepalanya menyala. Dan ia mulai bercahaya kembali.
Selamat Tinggal dan Halo kepada Cahayamu
Ayah di rumah melihat fotonya bersama Seo Woo. Dia teringat tangisan ibu tadi. Dia ingin menghapus fotonya bersama Seo Woo, tapi beliau tidak mampu melakukan itu. Yeon Ji melihat ayah yang murung dari pintu kamar yang terbuka. Dia juga sama murungnya. Yeon Ji masuk ke kamar Yu Ri dan menangis melihat foto kakaknya. --
Ibu menenangkan diri dengan berjalan-jalan memakai sepeda. Dan ketika itulah, dia melihat Yu Ri bersama Hyeon Jeong di tengah jalan. Saking terkejutnya, ibu hingga terjatuh ke tanah. --
Gang Hwa sedang berada di kamar. Dia mendapat telepon dari Hyeon Jeong yang memberitahu yang terjadi, mengenai ibu yang melihat Yu Ri. Gang Hwa segera bergegas untuk pergi. Dia bahkan menyuruh Min Jeong untuk tidur sendiri tanpanya, tanpa menjelaskan apapun. --
Ibu di bawa ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri. Yu Ri benar-benar khawatir. Geun Sang juga ikut bersama mereka. Dia menyuruh Yu Ri untuk tidak khawatir karena ibu hanya kesulitan bernafas sesaat dan sekarang sudah baik-baik saja. Yu Ri tetap khawatir karna jantung ibunya lemah. Saat ibu berdoa ke kuil, biksu meminta ibu untuk merelakan Yu Ri yang sudah pergi selama 3 tahun. Akan tetapi, Ibu tidak mampu melakukan itu. Dia membesarkan Yu Ri dengan memberi makanan dan pakaian terbaik dan masih banyak lagi yang bisa dia berikan padanya. Dan kini, dia hanya mampu merelakannya?
“Kita tidak berdaya di hadapan akhir hayat,” ujar Biksu.
“Itu tidak masuk akal. Kukandung selama 10 bulan, kubesarkan selama 30 tahun. Bagaimana mampu merelakannya dalam tiga tahun? Jika saya memikirkannya, hatiku masih hancur berkeping-keping. Aku merindukannya. Satu kali saja. Cukup satu kali saja, aku ingin melihat anakku,” tangis ibu. End
Gang Hwa datang di rumah sakit dan segera memberi perintah kepada dokter yang bertugas untuk melakukan rontgen sekali lagi dan panggil juga tim radiologi. Gang Hwa bahkan mengusut kondisi ibu sendiri. Ibu hasilnya sadar. Dia melihat Gang Hwa dan bilang bila beliau baik-baik saja. Dia juga memberitahu melihat seseorang, tetapi…
Saat itulah, ibu kembali melihat Yu Ri yang sedang menangis di sampingnya. Ibu sangat terkejut hingga bangun dari tidurnya. Dengan tangan bergetar, ibu memegang Yu Ri dan bertanya memastikan, “Kau anakku kan?” Yu Ri memeluknya dan menangis sambil memanggilnya, “Ibu.” Tangis ibu pecah. Dia memeluk Yu Ri begitu bersahabat. Mereka berdua menangis, melepas kerinduan. Ayah dan Yeon Ji baru datang di rumah sakit. Dan mereka berdua sangat terkejut melihat Yu Ri. Ayah hingga jatuh terduduk ke lantai. --
Geun Sang pulang bersama Hyeon Jeong. Geun Sang bahagia karena keluarga Yu Ri akibatnya tahu dan memang sebaiknya dari awal di beritahu. Akan tetapi, Geun Sang merasa khawatir karna Hyeon Jeong terus saja menangis. Hyeon Jeong yang menyetir kendaraan beroda empat bahkan meminggirkan kendaraan beroda empat dan keluar sambil menangis terisak-isak. “Ini berjalan baik. Yu-ri bertemu orang tuanya. Jangan menangis. Perlahan semuanya akan kembali seperti semula.”
“Lantas Seo-woo? Bagaimana Gang-hwa? Awalnya mereka keluarga milik Yu-ri. Itu adalah tempat Yu-ri,” ujar Hyeon Jeong, terisak-isak. “Itu... Bukan begitu. Itu... Pelan-pelan. Dia akan pelan-pelan menyelesaikan dilema itu.”
“Dia tidak mau. Dia tak ingin hidupnya kembali. Dia hanya... Hanya...”
“Hyeon-jeong. Terjadi sesuatu dengan Yu-ri?” tanya Geun Sang curiga.
Hyeon Jeong tidak mampu mengatakannya alasannya adalah undangan Yu Ri tadi padanya. Dia hanya bisa terus menangis, merasa kasihan pada Yu Ri.
--
Gang Hwa pulang dikala hari sudah sangat larut. Min Jeong sudah tertidur, dan Gang Hwa membenarkan selimutnya, membuat Min Jeong terbangun. Gang Hwa meminta maaf dan menyuruh Min Jeong untuk lanjut tidur. Gang Hwa juga tampaknya galau dengan semua insiden ini.
--
Ibu sudah pulang ke rumah. Dia tidur di kamar Yu Ri sambil terus memeluk Yu Ri, seolah takut jika Yu Ri akan datang-datang menghilang. Yu Ri juga tampak senang mampu memeluk ibunya. Dia terus saja memanggil nama ibunya dan bahagia karena ibu nya bisa melihat dan mendengarkan suaranya. Saat menjadi arwah, Yu Ri selalu ada di samping ibunya. Memanggil dan melihat ibunya. Tapi, ibunya tidak mampu mendengar dan melihatnya sama sekali.
End
Tapi kini, ibu mampu melihat dan mendengar suaranya bahkan memeluknya dengan begitu akrab dan hangat. Yeon Ji juga masuk untuk menilik. Ayah juga demikian. Mereka berdua takut jika Yu Ri tiba-datang menghilang. Dan pada jadinya, mereka juga ingin tidur sambil memeluk Yu Ri. Tapi, karena tempat tidur yang sempit, ibu mendorong ayah hingga terjatuh dari tempat tidur. Semuanya eksklusif tertawa alasannya hal itu. --
Di rumah sedih,
Arwah keluarga tn. Jang dan para arwah ada di hadapan satpam yang sedang tidur dan berusaha memintanya untuk menukar jalan masuk tv berita menjadi terusan komedi. Tapi, tentu saja, satpam itu tidak bisa mendengarkan bunyi para arwah.
Pas mereka lagi protes, tv menyiarkan siaran isu mengenai kematian atlet bisbol, Kang Bin, belum lama ini yang kembali menarik perhatian. Kang Bin sebelumnya sempat di periksa atas tuduhan memanipulasi kemenangan yang memicu bunuh dirinya untuk menerangkan beliau tak bersalah. Rekan Kang Bin melakukan wawancara dan menyatakan kalau Kang Bin sangat positif dan ceria, jadi rasanya sulit percaya kalau Kang Bin bunuh diri. Dia merasa bila Kang Bin mustahil bunuh diri. Kemudian, ada tayangan wawancara Geun Sang yang sempat merawat Kang Bin. Geun Sang bilang dalam wawancara kalau Kang Bin mempunyai tingkat depresi dan gangguan bipolar yang normal. Dan kondisi mentalnya, cukup stabil sampai tidak mungkin ingin bunuh diri. Para arwah jadi kepo, alasannya Kang Bin bilang bunuh diri, tapi kenapa dari info sepertinya tidak mungkin. Anehnya, Kang Bin tampak gugup dikala membenarkan bunuh diri. Dia bahkan pribadi pindah daerah biar nggak di tanyai lagi. Arwah Park Hye Jin mengikuti Kang Bin. Kang Bin jadi kesal dan menegaskan bila ia bunuh diri. Arwah Park tidak peduli itu, yang dia ingin tahu, apakah Kang Bin beneran gay? Dia hanya ingin tau mengenai 3 informasi : gay, pacaran atau perceraian. Kang Bin tidak mau menjawab pertanyaan itu. --
Yu Ri melihat barang-barang di kamarnya yang masih berada di tempat mirip dulu, sebelum ia meninggal. Melihat semua barang itu, menciptakan Yu Ri menjadi sedih. Barang yang terutama membuat Yu Ri murung ialah pernak pernik untuk pekerjaan seni beling. Di salah satu lemari, bahkan masih ada sepatu kecil yang di buatnya untuk kelahiran anaknya waktu itu.
Ibu sepertinya benar-benar khawatir jikalau Yu Ri akan menghilang, hingga ibu selalu saja mencarinya. Yu Ri bisa melihat lisan duka ibu melihat sepatu bayi itu hingga dia berusaha mengalihkan dengan meminta di kuliner pakis. --
Yu Ri terburu-buru pergi dari rumah karna sudah hampir terlambat ke TK. Di depan pintu, beliau menemukan ada kantong kertas berisi obat untuk ibunya dari RS Universitas Dongsung. Yu Ri terkejut dikala mendengar Gang Hwa akan mengambil spesialis dokter toraks, karena itu sangat susah. Dia dengar dokternya bahkan jarang tidur. Alasan Gang Hwa mengambil spesialis itu karena penyakit jantung ibu Yu Ri. Dia ingin mampu mengamati secara bersiklus dan bahkan komitmen akan merawat ibu Yu Ri selamanya. Yu Ri tentu terharu mendengar nya.
--
Akan tetapi saat Yu Ri sudah meninggal, ibu tidak mau di rawat oleh Gang Hwa. Dia menemui dokter lain. Arwah Yu Ri terus mengikuti ibunya. Setelah ibu pulang dari konsultasi, Gang Hwa pasti selalu datang dan meminta dokter itu memperlihatkan hasil investigasi ibu Yu Ri. “Tidak bisa. Jika kau terus melihatnya, ia akan pindah ke rumah sakit lain.” “Jangan memberitahunya. Resep obatnya hanya ini?”
“Ya. Aku menguranginya alasannya membaik.”
“Untuk jaga-jaga, pindai CT lagi lalu kabari saya.”
“Baiklah. Tapi ia sangat ahli. Dia tak mau kau merawatnya biar kau bisa menikah lagi.”
End
Dan hingga sekarang, Gang Hwa masih menepati janjinya tersebut. --
Gang Hwa pergi ke RS untuk bekerja. Tampaknya, dia merasa bersalah pada Min Jeong. --
Ibu baru pulang dari pasar, tapi ayah memberitahu bila Yu Ri menghilang. Ibu eksklusif panik. Ayah menyuruhnya untuk tidak panik dan memberikan memo yang Yu Ri tinggalkan. Di memo itu, Yu Ri bilang ada beberapa urusan dan akan pulang malam. Ibu lega tapi mengomel juga pada ayah yang harusnya mengikuti Yu Ri. Ayah eksklusif bilang jikalau Yu Ri pergi dikala dia sedang mandi, jad beliau juga tidak tahu jika Yu Ri pergi. Ayah bahu-membahu masih takut kalau semua ini hanyalah mimpi. Ibu langsung bilang bila beliau sudah mencubit pipinya berulang kali dan ini semua bukan mimpi.
“Tapi... Bagaimana dengan Seo-woo? Jika kita memikirkan Gang-hwa, ini bukan ide yang baik. Jika saya memikirkan Yu-ri, saya ingin mempertemukannya. Yu-ri niscaya ingin tahu mengenai Seo-woo. Pasti ingin melihatnya,” ujar ayah, murung. --
Ayah dan ibu tidak tahu saja kalau Yu Ri sekarang bisa bertemu Seo Woo dengan terang-terangan. Yu Ri bahkan menyambut Seo Woo di pintu masuk TK dan membantu membukakan sepatunya. Min Jeong sampai heran melihatnya. Hari ini adalah hari pertama Yu Ri akan menjadi bibi pengasuh Seo Woo. Min Jeong sudah mau pergi, tapi Yu Ri memintanya untuk menunggu sebentar. Yu Ri pergi ke dapur dan keluar dengan membawa dua kaleng kopi. Min Jeong bingung di berikan dua kaleng? “Jika hanya satu, aku terlihat pelit,” terang Yu Ri.
“Aku tak suka kopi kaleng. Aku hanya minum Americano.”
“Tidak, saya tahu kau suka kopi elok,” gumam Yu Ri. Gumamannya terdengar oleh Min Jeong, “Bagaimana kau bisa tahu?”
“Itu... Aku hanya menebak. Wajahmu seperti penyuka minuman manis,” alasan Yu Ri.
Min Jeong tertawa mendengar itu. Mereka saling tersenyum satu sama lain. --
Yu Ri kembali ke dapur sambil bicara sendiri. Dia tahu jikalau Min Jeong suka kopi kaleng alasannya adalah melihatnya minum itu setiap hari. Min Jeong bahkan punya sekotak kopi kaleng. Ngapain pula Min Jeong bohong suka kopi Americano. --
Min Jeong heran alasannya Yu Ri bisa tahu kesukaannya. Pas di depan gerbang, dia berpas-pasan dengan ibu-ibu penggosip. Seperti biasa, Min Jeong bersikap dingin pada mereka. Ibu – ibu itu kesal dan terus jalan sambil membicarakan mengenai Yu Ri yang selalu saja mengikuti Seo Woo. Dan wajah mereka berdua terlihat mirip. Min Jeong mendengar ucapan mereka dan itu membuatnya jadi kepikiran.
--
Arwah Ny. Sung menyuruh supir Kim untuk pergi saja ke atas dan tinggalkan tn. Baek. tn. Baek masih di dalam abu dan tidak keluar. Supir Kim tersenyum dan berkata kalau seumur hidupnya, dia selalu bersama tn. Baek. Dan walau tn. Baek seperti itu, tn. Baek bekerjsama yakni orang baik. Ny. Sung tidak percaya. “Jika bukan alasannya Pak Baek, anakku takkan bisa hidup seperti sekarang,” ujar supir Kim. Saat masih kecil, Hye Su pernah mengalami luka bakar tingkat 3 sebab ketumpahan air panas. Dokter memberitahu bila biaya operasi yang di perlukan sebesar 20 juta won. Supir Kim dan istrinya panik karena tidak mempunyai uang sebanyak itu, apalagi dokter bilang jika tidak di operasi segera, seumur hidup, Hye Su akan mendapat luka bakar tersebut.
Supir Kim menelpon semua kenalannya dan keluarga meminta tolong untuk di pinjami uang, tapi semua menolak. Supir Kim dan istrinya tidak berdaya. Mereka terpaksa membawa Hye Su pulang. Supir Kim menggendong Hye Su sambil menangis. Suster yang melihat mereka hendak membawa Hye Su pulang heran, karena kamar operasi Hye Su sudah siap.
“Biaya operasi sudah lunas. Di bayarkan atas nama Baek Sam Dong,” beritahu suster. Supir Kim dan istrinya begitu senang mengetahu hal itu.
End
Arwah ny. Sung jadi melihat tn. Baek dengan berbeda, tidak menyangka tn. Baek pernah berbuat baik seperti itu. Supir Kim tahu jikalau bagi tn. Baek, mungkin, uang segitu tidak ada artinya. Akan tetapi, baginya, tn. Baek sudah menjadi sosok penyelamat baginya. “Terlahir sebagai manusia, seiring berjalannya waktu kita lupa bersyukur, dan tidak tahu berterima kasih.”
“Benar juga. Walau kami melihat dia terus mencaci makimu, waktu yang kalian lalui sangat panjang. Pasti banyak dongeng di dalamnya. Sepertinya kau memang harus pergi bersamanya.”
Supir Kim tersenyum mendengar itu.