Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 11-1


Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 11-1
Images by : TvN

Prolog,
Yu Ri hamil besar. Saat makan malam, Yu Ri menyuruh Gang Hwa menciptakan satu permohonan yang akan di kabulkannya, sebab sesudah bayi mereka lahir, mereka pasti akan sangat sibuk. Jadi, mari nikmati waktu berdua mereka terakhir kalinya. Gang Hwa tertawa mendengarnya. Dan alasannya adalah Yu Ri sangat serius, Gang Hwa membuat permohonan biar Yu Ri menjemputnya dengan payung ketika hujan. Yu Ri tidak menyangka jikalau undangan Gang Hwa akan sesederhana itu. Gang Hwa menjelaskan bila itu hal yang sangat penting baginya alasannya sewaktu sekolah dulu, jika turun hujan, ibu akan datang menjemput anaknya, tapi ibunya tidak pernah melakukanya. Itu membuat iri. Yu Ri kasihan mendengarnya dan baiklah mengabulkan permohonan tersebut.
Gang Hwa juga ingin mengabulkan permohonan Yu Ri, jadi beliau bertanya, apa yang di perlukannya? Yu Ri tidak menginginkan apapun. Dan beliau malah bercanda ingin berlian sebesar buah jeruk. Mana mungkin Gang Hwa mampu mengabulkannya. Mereka tertawa-tawa.
--

Saat hujan turun, Yu Ri sedang asyik menonton TV. Gang Hwa mengirimkannya pesan, mengingatkan janjinya yang akan menjemputnya dengan payung. Masalahnya, Yu Ri udah pewe dan merasa asngat malas untuk bangun. Akhirnya, ia membuat alasan kalau badannya terasa berat jadi dia tidak bisa jemput.

Gang Hwa yang ada di bus, tertawa membaca pesan itu. Dia sudah yakin kalau YuRi akan sulit menepati komitmen itu. Karenanya, Gang Hwa pulang dengan menerobos hujan dan melindungi kepala dengan tasnya.

Pas beliau sampai, Yu Ri eksklusif menyambutnya dengan riang. Yu Ri juga jujur jikalau ia tidak menjemput karena merasa malas. Mereka saling tertawa satu sama lain.
Pada saat itu, sama seperti hari ini, yang datang begitu saja, aku percaya bahwa hari esok juga akan tiba begitu saja.  
--

Hingga akibatnya Yu Ri meinggal. Gang Hwa pulang dan hari itu turun hujan. Di halte, seorang perempuan tiba membawa payung untuk suaminya. Gang Hwa tampak duka melihat pemandangan itu dan beliau berjalan melewati hujan tanpa berusaha melindungi kepalanya. Yu Ri ada di halte, menunggu Gang Hwa, tapi Gang Hwa tidak mampu melihatnya sama sekali.
Jika saya tahu hari ini tidak akan pernah tiba lagi, saya tidak akan membiarkan hari berharga ini berlalu begitu saja.
Episode 11 :
Sekeping hidup yang di berikan padaku

Yu Ri berlari menyelamatkan nenek yang akan tertabrak. Dia berhasil melakukannya. Nenek itu terjatuh dan pingsan sementara sang pengemudi motor yang ugal-ugalan, terjatuh dan kepalanya berdarah. Pengemudi itu tidak sadarkan diri. Itu menciptakan Yu Ri teringat ketika-saat ia mengalami ukiran dulu. Ingatan itu membuat Yu Ri sangat ketakutan.
--
Begitu tiba di UGD, yang di rawat terlebih dahulu ialah pengemudi tersebut. Yu Ri berusaha meminta suster dan dokter untuk mengusut nenek, tapi mereka hanya bilang nenek hanya mengalami shock dan pengemudi yang lebih gawat. Mereka tidak mendengarkan Yu Ri sama sekali.
Padahal, Yu Ri bisa melihat jika arwah nenek mirip hendak keluar dari badan nenek. Nenek berada di ambang hidup dan mati.


Gang Hwa berlarian panik menuju IGD, khawatir Yu Ri yang terluka. Dan betapa leganya beliau saat sampai di sana, Yu Ri baik-baik saja. Yu Ri terus menangis dan meminta Gang Hwa memeriksa nenek sebab nenek dalam posisi sekarat. Gang Hwa awalnya tidak mau sebab sudah ada petugas IGD, jadi nenek akan baik-baik saja. Yu Ri berteriak histeris kalau nenek akan meninggal.
Karena itu, Gang Hwa mau memeriksa nenek. Dan benar saja, Gang Hwa tampak terkejut saat menyelidiki nenek dan segera memanggil perawat. Dia menawarkan perintah dan berkata kalau kondisi nenek darurat.
--

Nenek selamat. Dan Gang Hwa menawarkan Yu Ri minuman untuk menenangkannya. Gang Hwa lalu bertanya heran, darimana Yu Ri tahu bila kondisi nenek darurat padahal dokter saja tidak bisa tahu hanya dengan melihat. Yu Ri kebingung menjawabnya dan kesannya berkata jika itu hanya firasatnya. Dia kan punya firasat yang berpengaruh.
Yu Ri bahkan memakai istilah Golden Time. Dulu Gang Hwa kan pernah bilang jikalau kurun itu hingga terlewat mampu bahaya. Dan untunglah, Gang Hwa percaya saja padanya.

Untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut, Yu Ri pamit untuk pergi karna masih harus berkerja. Saat beliau beranjak pergi, Gang Hwa tiba-tiba menanyakan kondisi perutnya dan menyuruhnya mencoba meminum air madu.

Flashback
Dulu, setiap kali habis minum, esok paginya, Yu Ri akan merasa sakit perut. Gang Hwa selalu memarahinya alasannya adalah hal itu dan membuatkannya air madu untuk mengobati rasa sakitnya. Setiap kali di berikan air madu, Yu Ri pasti selalu merengek karena perutnya akan mual bila minum itu. Tapi, Gang Hwa selalu menemani dan menyuapinya.
End
“Aku tak apa-apa. Jangan khawatir,” ujar Yu Ri, berusaha terdengar ceria dan langsung pergi.
Yu Ri melewati mading rumah sakit dan melihat pengumuman : Pemberlakuan tindakan

disiplin. Ahli bedah toraks, Cho Gang Hwa. Alasan : Pergi dikala operasi, gangguan psikologis.
Dan Yu Ri pribadi teringat verbal Gang Hwa yang ketakutan dikala mencarinya di IGD.
--


 Midong yang kaget melihat laki-laki berpakaian hitam itu ada di depan rumahnya, eksklusif masuk kembali ke dalam rumah dan menutup pintunya dengan rapat. Pria itu memerintahkannya untuk membuka pintu dan tidak usah menghindar. Mari bicara empat mata.
Dari jauh, para arwah yang hendak berkunjung, melihat laki-laki itu dan menerka laki-laki itu ialah pacar Midong. Mereka tertawa senang menerka Midong pacaran dengan laki-laki brondong. Untung, arwah Park Hye Jin mengenal pria itu. Pria itu yaitu pengusir setan.
Yap! Pria itu yakni dukun dari daerah lain yang sangat tegas pada para arwah. Dia yaitu PNS kelas tujuh yang menghentikan semua arwah di Seoul. Setiap meliihat arwah, dukun itu akan mengirim mereka tanpa belas kasihan. Performanya yaitu 99,9 persen. Semua arwah di Gangnam, Gangdong, Gangseo, ia yang menciptakan semua arwah di sana pergi!
Dan kalau dia hingga ke sini, tujuannya niscaya arwah rumah murung. Yaitu, mereka!!! Arghhhh, semua berteriak ketakutan dan pribadi kabur.
--

Pria itu akhirnya berhasil masuk ke rumah Midong. Dia mengomentari rumah Midong dan alat-alat nya yang sangat jadul padahal ini bukanlah Dinasti Joseon. Tampaknya, Midong terintimidasi dengan dukun itu dan bertanya tujuannya kemari?
“Kau tak tahu? Kenapa pengusir setan dengan performa 99,9 persen jauh-jauh datang ke rumah sedih dengan performa nol persen? Perintah dari Dewa.”
“Bukan nol persen. Aku mengirim dua arwah baru-baru ini.”
“Astaga. Hebat sekali. Kau baru mengirim dua arwah dalam periode sepuluh tahun? Kau tidak mampu mengirim arwah bunuh diri. Kau bahkan tidak mampu mengirim arwah yang ingin memulai kembali hidupnya. Lantas apa yang kamu bisa? Sayang sekali. Aku akan membereskannya. Kau istirahat saja. Bagaimana dengan mereka? Cha Yu-ri. Cho Seo-woo. Sudah lama sejak Dewa memperlihatkan pesan. Masih mau akal-akalan tak tahu?”
“Jangan begitu. Aku akan menyelesaikannya. Aku tidak bermaksud begitu. Kasihan sekali mereka,” mohon Midong.
“Kau masih perlu belajar. Tidak ada arwah yang tidak kasihan di dunia ini.”
--

Midong pergi ke rumah duka. Berdiri di depan tempat abu Cha Yu Ri. Wajahnya terlihat sangat khawatir dan cemas. Dia teringat reaksi keras Yu Ri dikala tahu Seo Woo mampu jadi dukun kalau terus mampu melihat arwah.
Wajah Midong jadi tampak murung. Dia menatap ke atas dan berujar, “Kau keterlaluan sekali.”
--
Hyeon Jeong duduk di depan kedai Misaeng, memikirkan mengenai nasib Yu Ri. Mengenai Yu Ri yang pernah menjadi arwah selama 5 tahun dan Seo Woo yang mampu melihat arwah. Semua hal itu membuat Hyeon Jeong jadi bingung.
Dan ibu Yu Ri datang mengunjunginya.
Hyeon Jeong senang karena ibu Yu Ri datang berkunjung. Sudah sangat lama ibu tidak tiba dan beliau tahu karena pasti sebab takut bertemu dengan Gang Hwa. Ibu membenarkan tapi alasan lainnya ialah dia takut teringat periode kemudian.
Ibu kemudian membahas mengenai Yu Ri yang menjadi bibi pengasuh Seo Woo dan bekerja di TK. Hyeon Jeong mengira Yu Ri yang bercerita, tapi ibu meluruskan jikalau ia mendengarnya dari Gang Hwa. Dan di hadapan Yu Ri, dia tidak bisa membahasnya. Dan sepertinya, Yu Ri juga sengaja tidak membahasnya sama sekali.
“Apa dia dongeng sesuatu kepadamu?” tanya Ibu.
“Ya... Tidak ada,” bohong Hyeon Jeong.
“Dia hidup kembali, tapi suaminya bukan miliknya, anak yang dikandungnya sembilan bulan pun bukan miliknya. Sepertinya ia duka dan membuang semua barang Seo-woo dari kamar.”
“Namun, Anda bahagia, bukan?”
“Sekarang saya... bisa pergi dengan tenang,” jawab Ibu.
Saat itu, Yu Ri datang. Melihat ibu bicara dengan Hyeon Jeong, Yu Ri pribadi cemas dan nanya pada Ibu, Hyeon Jeong tidak bercerita hal asing kan? Ibu malah bingung. Yu Ri lega alasannya artinya Hyeon Jeong tidak merahasiakan rahasianya.
Setelah Yu Ri dan ibu pergi, Hyeon Jeong jadi kepikiran dengan Midong.
--
Yu Ri pulang bersama Ibu dan tampak senang. Dia terus memanggil nama ‘ibu’ sebab sudah lama merindukannya. Ibu juga bahagia mendengar bunyi Yu Ri dan berjalan bersamanya.
Mereka kebetulan melewati sebuah toko baju dan sebuah baju dress menarik perhatian Yu Ri. Makara, Yu Ri meminta ibu menunggu sebentar sementara dia membeli baju itu untuk seseorang.
--

Dr. Jang datang ke ruang kerja Gang Hwa. Dr. Jang ke sana alasannya dilema Gang Hwa dan mengenai Gang Hwa yang datang-datang mau menjalani perawatan. Tidak mungkin sebab hanya karena beliau yang mendesak.
Dr. Jang menanyakan alasan Gang Hwa tidak mau menandatangani petisi padahal Gang Hwa yang mengajukan petisi : “Petisi Penolakan Prioritas Operasi Untuk Pasien VIP.”
“Jika aku tanda tangan, adakah yang berubah? Benar. Kau yang berubah. Kau menentang saat saya mengajukannya. Sekarang kamu mendukung mati-matian.”
“Kudengar kamu mau menerima perawatan. Kenapa?”
“Apa? Kau yang menyuruhku.”
“Tepat sekali. Kenapa? Selama lima tahun itu, kamu tidak pernah mendengarkanku. Pasti ada alasannya, bukan?”
“Alasan? Tidak ada sama sekali. Aku hanya ingin melakukannya.”
“Kau selalu mengatakan itu. Apa kau hidup tanpa alasan?”
“Ya,” jawab Gang Hwa, santai.
Pembicaraan mereka terhenti alasannya adalah Geun Sang tiba ke ruangan.
Dr. Jang hasilnya pergi dari ruangan Gang Hwa, tapi ia meninggalkan petisi itu di meja Gang Hwa.
--
Yeon Ji bekerja di toko kacamata. Saat pulang, Yeon Ji melewati toko baju yang sama mirip Yu Ri dan ibu tadi. Dan ia juga tertarik melihat baju dress yang di pajang di sana. Tanpa ragu, Yeon Ji membeli baju itu.
Diam-diam, Yeon Ji masuk ke kamar Yu Ri dan meninggalkan baju itu di atas meja.
--
Tidak lama, Yu Ri pulang dan terkejut melihat baju itu di atas mejanya. Itu persis baju yang di belinya. Yu Ri segera keluar bersama dengan Yeon Ji dan memberitahu itu baju untuk mereka. Ternyata, mereka membeli baju satu sama lain dengan bentuk yang sama. Mereka jadi tertawa akhirnya.

Flashback
Saat dulu, Yeon Ji selalu menggunakan baju Yu Ri dan Yu Ri pun selalu menggunakan baju Yeon Ji. Dan setiap kali mirip itu, mereka selalu bertengkar kesudahannya, tidak terima bajunya di pakai.
--

Dan setelah Yu Ri meninggal, Yeon Ji selalu menangis sambil memeluk baju Yu Ri. Arwah Yu Ri ada di sisinya dan menangis sedih melihat Yeon Ji yang menangis.
End

Mereka memakai baju hadiah masing-masing. Ayah dan ibu terang bahagia melihat mereka berdua.
--

Yu Ri sudah tidur. Ayah diam-diam masuk ke kamarnya. Dia membelai rambut Yu Ri penuh rasa sayang dan tersenyum. Kemudian, beliau menangis bahagia alasannya adalah putrinya kembali hidup. Tangisan ayah membuat Yu Ri terbangun.
Mereka akhirnya saling berpelukan dan menangis. Ibu dan Yeon Ji melihatnya dari pintu.
--

Esok pagi,
Min Jeong menjadi lebih ceria dari biasanya. Dia tersenyum saat mengingat ketika mabuk bersama Hyeon Jeong dan Yu Ri. Gang Hwa melihat nya yang tampak senang. Min Jeong bercerita bila dia akan mulai berteman dengan Hyeon Jeong sebab sepertinya Hyeon Jeong baik. 
“Tentu saja. Meskipun wataknya agak bernafsu, tapi hatinya baik.”
“Kau sedang memuji atau menghinanya? Mulai sekarang, aku tak akan terlalu memikirkanmu.”
“Memikirkanku?”
“Maksudku, saya mau berteman dengan ibunya Ha-jun. Dan juga, orang yang mirip Yu-ri itu.”
Senyum di wajah Gang Hwa pribadi hilang.


Subscribe to receive free email updates: