Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 11 Part 1


Original Network : tvN
"Semua abjad, organisasi, daerah, dan insiden yaitu fiktif”


Dibalkon gedung. Saat meihat Si Penghapus ingin melarikan diri memakai tali, Dong Baek eksklusif menembaknya. Tapi Si Penghapus sama sekali tidak terluka oleh tembakan itu, sebab ia memakai baju anti peluru. Menyadari itu, Dong Baek tersenyum.
“Kamu tidak tahu betapa aku merindukanmu,” sapa Dong Baek dengan senyum ramah. Lalu dia melemparkan borgol kepada Si Penghapus.
Sun Mi memandangi Jae Gyu yang terluka.

“Kamu tertembak, jadi, lepaskan topengmu dan ucapkan salam,” perintah Dong Baek. “Di mana sopan santunmu? Mari lihat kemampuanmu. Akan kubidik dengan benar kali ini.”
“Aku terkesan. Kamu menang,” balas Si Penghapus.
“Jika kau mengaku kalah, berlututlah.”

Si Penghapus tiba- tiba membicarakan wacana Ibu Dong Baek, dia menanyakan, kenapa Dong Baek tidak mampu berbuat apapun, kepadahal Ibu Dong tewas di hadapan Dong Baek. Mendengar itu, Dong Baek merasa terkejut. Dan Si Penghapus tertawa geli, beliau menanyakan, apakah Dong Baek ingat bagaimana Ibu Dong tewas.
“Ibu. Ibu,” ejek Si Penghapus. Mengulangin perkataan tidak berdaya Dong Baek pada dikala itu. “Aku mengingatnya dengan terang. Kamu menangis seperti bayi di hadapan ibumu yang sekarat,” ejek nya.


“Bantu saya,” balas Dong Baek sambil menahan emosinya. “Jangan repot-repot memakai borgol itu dan kaburlah,” jelas nya. “Aku mendesakmu,” tekannya sambil menyiapkan pistolnya.
Setelah Dong Baek mengatakan itu, Si Penghapus eksklusif melompat turun ke bawah. Dan Dong Baek  mengarahkan pistol padanya dan menembak nya.

“Jangan melupakan kata-kata terakhirku,” kata Jae Gyu dengan susah payah.
“Jangan bicara dan tetap sadar,” balas Sun Mi dengan tegas.
“Kamu harus menemukannya. Jangan melupakan padang rumput itu…”

Dong Baek berhasil menembak Si Penghapus. Namun walaupun begitu, Si Penghapus masih bisa bergerak. Jadi diapun menembaknya lagi.
Para anggota Tim SWAT yang mendengar bunyi tembakan tersebut langsung berlari ke atas.

“Padang rumput?” tanya Sun Mi, tidak mengerti.
“…” Jae Gyu sudah tidak mampu untuk berbicara. Dia menutup matanya untuk selama- lamanya.
Melihat itu, Sun Mi merasa duka. Lalu dikala Dong Baek menelpon, ia mengangkatnya.
Sambil berlari menuruni tangga, Dong Baek memberitahu Sun Mi bahwa Si Penghapus terjatuh dari atap, jadi ia ingin Sun Mi untuk mengirimkan unit tunjangan ke pintu belakang.

Sun Mi bertemu dengan para anggota Tim SWAT. Dan beliau segera memberitahu mereka.

Sesampainya di lantai bawah, Dong Baek melihat Si Penghapus telah menghilang ke dalam lubang air yang berada di jalan. Dan dia mempersiapkan pistolnya untuk menembak ke dalam.

Young Soo tiba dan menyelidiki akhir hayat Jae Gyu. Setelah itu, beliau mendengarkan laporan Tim SWAT, Si penghapus dan Dong Baek menghilang. Dengan menyesal, Sun Mi langsung mengatakan bahwa beliau akan bertanggung jawab.

“Bertanggung jawab?” tanya Young Soo dengan sedikit sinis. “Ketahuilah ini. Tidak ada yang bisa mempertanggungjawabkan ini. Bahkan pemecatan kita dari kepolisian tidak akan cukup untuk menghindari akibatnya,” terperinci nya.
Mendengar itu, Sun Mi diam dan menunduk kan kepalanya.
"Memorist: Ep 11, Luka yang Dalam"


Sesampainya di kantor, Ji Eun menyelinap masuk ke dalam ruangan rapat secara membisu-diam, sebab ia terlambat. Tapi ketika dia masuk, Ketua langsung memarahinya. Ketua tidak mengizinkan Ji Eun untuk bergabung di dalam rapat. Ketua ingin Ji Eun untuk menemukan bukti berpengaruh yang mampu menjatuhkan Dong Baek, setelah itu barulah Ji Eun di izinkan untuk bergabung. Jika tidak, maka Ji Eun tidak boleh menginjak kan kaki disini lagi.
Mendengar itu, Ji Eun merasa sangat stress berat. Dia memandangi para rekannya semua, tapi mereka semua menghindari tatapan nya. Dan dengan murung, beliau pun pergi.

Ji Eun duduk di tangga darurat. Dia ingin menelpon Kyung Tan, tapi dia merasa ragu. Dia ingin menelpon Se Hoong, tapi beliau merasa ragu juga. Dan beliau pun menangis putus asa.


Peneliti menjelaskan kondisi In Tae kepada Sang Ah, In Tae berhasil belajar dengan cepat dan kebiasaan nya masih ada, tapi In Tae belum bisa berbicara, mungkin alasannya adalah In Tae mengalami krisis identitas. Dan In Tae membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan ini. Mendengar itu, Sang Ah diam dan memandangi In Tae dengan sedih.
“Maaf sebab harus menyampaikan ini, tapi ia subjek menarik dari sudut pandang peneliti. Karena itulah aku tidak akan berhenti membantunya,” kata Peneliti, menghibur Sang Ah.
“Terima kasih.”


Berita mengenai maut Jae Gyu di tayangkan di TV. Dan In Tae tampak bereaksi dikala mendengar isu tersebut, dan Peneliti memperhatikan reaksi nya.

Media dan masyarakat mulai mencurigai kinerja Polisi yang lagi- lagi gagal untuk menangkap penjahat. Karena ini sudah kesekeliannya.

Jaksa Oh bersama dengan para anggota tim nya tiba ke gedung kepolisian. Melihat kedatangan nya, para wartawan langsung mengerubungi dan mengajukan berbagai pertanyaan kepadanya.
Jaksa Oh masuk ke dalam kantor kepolisian. “Semua, hentikan kegiatan. Mulai saat ini, tangan kalian dihentikan menyentuh meja,” teriaknya dengan sombong. Lalu ketika beliau melihat Lim seperti ingin melakukan sesuatu di komputer, beliau pribadi melempari nya dengan barang. “Diam di tempat. Hei, kamu!” bentaknya.

Detektif A murka. “Apa maksudnya ini?” tanyanya.
“Bukankah sudah jelas? Ini penggeledahan dan penyitaan. Selembar kertas pun tidak boleh meninggalkan ruangan ini. Segera menjauh dari meja kalian,” terperinci Jaksa Oh, memerintah dengan tidak perilaku sopan. Sehingga membuat setiap Detektif merasa murka padanya.

Sun Mi keluar dari ruangannya dan membaca surat penggeledahan yang dibawa oleh Jaksa Oh. Lalu sesudah itu, beliau menyuruh Jaksa Oh untuk melakukan peran mereka kemudian pergilah. Namun Jaksa Oh malah bersikap meremehkan Sun Mi dengan mengatakan bahwa alasannya adalah Sun Mi membiarkan Jae Gyu tewas, maka ini terjadi.
“Kalau begitu, tangkap saya,” tantang Sun Mi dengan berani.

“Boleh juga,” balas Jaksa Oh. Lalu dia berbisik didekat indera pendengaran Sun Mi. “Apa yang kukatakan padamu soal berhati-hati?” katanya sambil tersenyum kecil.
Shin Woong datang danmenyapa Jaksa Oh dengan ramah. Dan Jaksa Oh membalas sapaannya dengan sinis. “Aku merasa terhormat. Anda mengenali jaksa pelaksana rendahan yang tidak dihormati anak buah Anda,” katanya.
“Bagaimana mungkin aku tidak mengenal calon Jaksa Agung? Kamu dipromosikan ke Kantor Kejaksaan Pusat. Kamu lolos dari skandal Im Joong Yeon,” balas Shin Woong dengan sama sinis nya.

Jaksa Oh merasa tidak senang mendengar perkataan Shin Woong. Dia memerintahkan anak buah nya untuk memintakan satu lagi surat perintah lain ke pengadilan, dia ingin menggeledah kantor Shin Woong juga. Mendengar itu, Young Soo langsung menegurnya. Tapi dengan hening, Shin Woong tetap tersenyum dan bahkan ia mengundang Jaksa Oh untuk berbicang di ruangan nya. Namun Jaksa Oh masih saja bersikap tidak sopan.
Shin Woong mengajak Jaksa Oh untuk bertaruh, adalah Jaksa Oh akan pergi dengan tangan kosong. Dan Jaksa Oh menanggapi taruhan itu sebagai lelucon. Tapi Shin Woong serius.


“Kudengar kamu hadir kali terakhir saat mereka tiba untuk menangkap Detektif Dong Baek,” kata Shin Woong, mengungkit kejahatan yang Jaksa Oh lakukan. “Kamu niscaya tahu apa masalahnya.”
“Aku tidak tahu,” balas Jaksa Oh. Dan  Shin Woong eksklusif menyuruh anak buahnya untuk mengirimkan dokumen mengenai kejadian tersebut. “Anda pelawak yang mahir,” puji Jaksa Oh, menanggapi perkataan Shin Woong sebagai omong kosong.
“Kamu akan bertanggung jawab karena menyerang tersangka, bukan?” tanya Shin Woong sambil tersenyum. ("Menyerang tersangka bisa dihukum penjara sampai lima tahun").


Jaksa Oh menatap Shin Woong dan bertanya, apakah Shin Woong punya bukti. Dan Shin Woong tidak menjawab pertanyaan itu, malahan ia bertanya, apakah Jaksa Oh berani bertaruh. Mendengar itu, Jaksa Oh merasa yakin kalau Shin Woong tidak punya bukti, dan bahkan kalau Shin Woong mempunyai bukti, beliau tidak merasa takut sedikit pun.
“Benar. Hanya jaksa yang berwenang untuk mendakwa tersangka. Namun, jika video mengerikan itu ditayangkan di berita, walau menghindari dakwaan, kamu pasti akan kehilangan pekerjaanmu. Jaksa yang terlibat skandal kesudahannya terjun ke sektor swasta,” kata Shin Woong dengan nada kasihan kepada kurun depan Jaksa Oh nantinya.
“Apa Anda menantangku?” tanya Jaksa Oh, kesal.


“Mau bertaruh? Entah kau akan pergi dengan hening, atau kita akan bertarung, tanpa menahan diri?” balas Shin Woong, menantang.
Mendengar itu, Jaksa Oh termangu. Dan seluruh ruangan pun menjadi hening.
Setelah termenung cukup lama, Jaksa Oh menyuruh semua anggota nya untuk mundur. “Anda seperti yang kudengar. Aku akan segera menemui Anda lagi,” katanya. Setelah itu diapun pergi.

Sun Mi meminta maaf kepada Shin Woong dan meminta nya untuk menawarkan waktu sepekan baginya untuk memeriksa. Setelah itu, barulah dia akan mundur. Tapi Shin Woong tidak menerima seruan maaf Sun Mi. menurutnya Sun Mi yakni contoh pemimpin yang kolot, alasannya sebab Sun Mi seluruh Unit Investigasi Metropolitan dipermalukan. Bahkan seluruh kepolisian di permalukan juga. Mendengar itu, Sun Mi termangu.

“Kamu tetap pengacara meski berhenti, tapi yang lain bukan. Tugasku yaitu memastikan mereka mampu menafkahi keluarga mereka. Jika kau terus menolak dan bertahan, Young Soo juga akan dipecat. Itukah yang kamu inginkan?” tanya Shin Woong.
“Tidak, Pak,” jawab Sun Mi langsung.
“Jika kau mengerti, bertindaklah demikian,” balas Shin Woong, tegas.
Dengan rasa bersalah, Sun Mi menundukkan kepalanya, memperlihatkan hormat. Lalu beliau pergi dari dalam ruangan.


Si Penghapus mengobati kaki nya yang terluka. Setelah itu, ia memakai kembali topengnya. Dia memegang kancing di jas nya. Lalu ia mengenakan jas tersebut.

Ketika hingga dirumah, Sun Mi melihat Dong Baek duduk diruangan tamunya, dengan tidak senang, ia menanyakan, apakah Dong Baek juga membaca instruksi pintu nya dan apalagi yang Dong Baek lihat dari ingatan nya. Dengan kesal, Dong Baek membalas bahwa empat tombol di pintu dipenuhi sidik jari Sun Mi. Lalu dia menyuruh Sun Mi untuk berhenti cemberut.

“Begitu saya mati, semua orang akan tahu siapa si Penghapus. Kamu tidak perlu khawatir, jadi, pergilah,” kata Sun Mi dengan sikap dingin.
“Aku tidak punya tempat tujuan. Woo Seok Do (Jaksa Oh) memasukkan ku dalam DPO, jadi, mereka di rumahku dan hotel,” kata Dong Baek mengaku dengan jujur.

Sun Mi tidak terlalu peduli dan membuka kulkas nya untuk mengambil air. Tapi perkataan Dong Baek yang selanjutnya, menghentikannya dan membuatnya terkejut. Dong Baek menceritakan bila Si Penghapus lah yang telah membunuh Ibunya. Kaprikornus beliau tidak peduli siapa yang mati, dia niscaya akan menghakhiri ini.
“Bagaimana kamu akan mengakhirinya?” tanya Sun Mi.
“Dia hanya membunuh penjahat terkenal mirip si Algojo. Tapi ada satu pengecualian,” jawab Dong Baek , menjelaskan. “Petunjuk kuatnya berada dalam peristiwa Shimbae. Alasan si Penghapus terpaksa membunuh tujuh orang. Begitu aku menemukan alasan itu, kita mampu mengungkap identitas orisinil si Penghapus, dan kenapa membunuh mereka meski harus mengungkap kekuatannya,” jelasnya.

Sun Mi diam dan berpikir. Dong Baek meminta santunan Sun Mi. Dan Sun Mi langsung membalas bahwa ia sudah di keluarkan, alasannya adalah seseorang kehilangan pelaku nya. Dengan tidak senang, Dong Baek membela dirinya, bukan beliau yang kehilangan pelakunya tapi Sun Mi, sedangkan beliau sudah mempertaruhkan nyawa nya untuk mengejar Si Penghapus.
“Salahkulah sebab memercayaimu,” kata Sun Mi, mengakui kesalahannya.
“Sombongnya. Dengarkan saya,” keluh Dong Baek dengan nada pelan. “Yang kubutuhkan bukan pangkatmu, tapi otakmu,” jelasnya.

“Bukankah kamu bilang otakmu yang terbaik di dunia?” balas Sun Mi, bertanya.
“Tentu saja, aku secerdik Sherlock Holmes. Tapi kau juga punya kelebihan,” kata Dong Baek dengan sikap narsis. “Pengetahuan aturan kriminal yang tidak kumiliki. Dan nalar sehat dengan otak yang mengagumkan.”
“Kamu mengakui saya andal?”
“Maksudku kamu punya kelebihan dan kekurangan,” jelas Dong Baek, kesal.
Sun Mi menceritakan pernyataan Jae Gyu, saat Jae Gyu sekarat. “Si Penghapus bersembunyi dalam era kemudian Dong Baek.” Itulah kata terakhir Jae Gyu.
Dong Baek merasa kalau petunjuk Jae Gyu tidak memiliki kegunaan. Sebab dia kehilangan semua kenangan semasa kecilnya. Kaprikornus menurutnya, yang harus mereka gali bukanlah periode lalunya, melainkan insiden di Shimbae.

Sun Mi menjelaskan pendapatnya, menurutnya Jae Gyu tidak akan meninggalkan pesan ajal yang tidak berarti. Dan Dong Baek berkomentar bahwa tampaknya Sun Mi berempati kepada akhir hayat Jae Gyu.
“Dia mungkin merujuk pada ingatan yang tidak pernah terhapus,” kata Sun Mi dengan yakin.
“Jadi, maksudmu si Penghapus mungkin ada dalam ingatanku?” tanya Dong Baek, berpikir. “Apa itu masuk nalar?” tanyanya, merasa ragu.

“Kamu mungkin tidak menyadarinya alasannya adalah itu biasa. Atau…” balas Sun Mi. “Atau itu terlalu mengejutkan sehingga kamu gagal menyadari sekelilingnya. Di sanalah daerah si Penghapus bersembunyi.”
“Aku gagal menyadari alasannya itu terlalu mengejutkan?” gumam Dong Baek.

8 tahun kemudian.
Dong Baek : “Saat mengejutkan yang membuatku melupakan hal lainnya. Atap yang kudatangi ketika berusia 19 tahun.”
Dong Baek bangkit di atas gedung tinggi. Dia berniat untuk melakukan bunuh diri. Namun sebelum ia sempat melompat, seorang wanita datang dan mengkaget kan nya.

“Bisakah kamu melakukannya di kawasan lain?” tanya Si Wanita. “Kudengar melepas sepatumu ialah pesan yang meminta orang-orang memperhatikan kematianmu. Begitukah?”
“Tidak, bukan begitu,” jawab Dong Baek dengan gugup.
“Bisakah kau melakukannya di kawasan lain? Ini tempatku.”
Mendengar itu, Dong Baek termangu dan tidak jadi untuk bunuh diri. Tapi datang- tiba kakinya tergelincir dan beliau hampir saja terjatuh. Untung nya, Si Wanita segera menarik tangan nya.


Ding… Ding…
Kyung Tan dan Se Hoong datang ke daerah Sun Mi sambil tersenyum ramah. Bahkan mereka juga membawakan masakan. Melihat itu, Sun Mi merasa heran, dan menyuruh Dong Baek untuk menjelaskan situasi ini.
“Kamu tidak meminta izinnya?” tanya Kyung Tan, tekejut. Dia menatap Dong Baek, bertanya.
“Aku gres mau meminta izin, tapi kalian tiba-datang muncul,” jawab Dong Baek dengan gugup sambil mengalihkan wajah nya dari tatapan Sun Mi.

Se Hoong menyela suasana yang canggung. Dia menjelaskan kepada Sun Mi bahwa dia memiliki berita yang penting. Kemudian sehabis itu, beliau dan Kyung Tan masuk ke dalam rumah Sun Mi dengan alasan lapar dan ingin makan dulu.
Dengan kesal, Sun Mi menatap Dong Baek dengan tajam. Dan Dong Baek pribadi menghindarinya serta masuk ke dalam juga.

Subscribe to receive free email updates: