Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 2 Part 2


Original Network : tvN
"Semua aksara, organisasi, tempat, dan insiden adalah fiktif"
"Kepolisian Metropolitan Seoul"
Dini hari. Ibu pembersih satu membagi- bagikan brosur wajah Ye Rim. Dia menanyai, apakah mereka ada melihat Ye Rim. Dan mereka menerima brosur tersebut.




Namun sesudah mereka menerima brosur tersebut, mereka pribadi membuang nya ke tanah. Dan Dong Baek memungut serta membaca brosur yang mereka buang. Kemudian ia pun menatap ke arah Ibu pembersih satu yang balas menatap nya.
Dong Baek merasa sedih dan tidak perdaya.

Bawahan Sun satu tiba membawakan selimut untuk Sun Mi yang tertidur di atas meja. Tapi alasannya adalah kedatangannya, Sun Mi terkejut dan pribadi terbangun. Dan tepat ketika itu, Sun Mi melihat sebuah pergerakan asing di layar.

“Jalan Onha-ri 6,” gumam Sun Mi. “Lokasi ponselnya,” gumamnya, berpikir. Kemudian ia mengabungkan dua peta yang ada. Peta pertama, lokasi ponsel, dimana disana hanya di temukan para siswa Sekolah Menengan Atas biasa. Peta kedua, lokasi titik kejadian.
“Hanya satu,” gumam Sun Mi seperti menemukan sesuatu. “Hanya satu kesamaan. Jaraknya sekitar 1,5 kilometer,” katanya.
“Bukankah itu daerah kita menangkap murid-murid Sekolah Menengan Atas itu?” tanya Bawahan Sun satu.
“Di mana Yoon Ye Rim menghilang? Dia korban kelima,” gumam Sun Mi.
“Tapi katamu kasusnya tidak sesuai polanya alasannya adalah dia diculik pada hari Minggu.”
“Cari ponsel yang kita sita dan bangunkan semua orang,” perintah Sun Mi dengan cepat.
Dong Baek, Se Hoong, dan Kyung Tan. Mereka berkumpul dirumah Ibu pembersih satu dan membahas ihwal perkara hilangnya Ye Rim. Dong Baek menyuruh Se Hoong dan Kyung Tan bahwa mereka harus fokus kepada babi, jadi ia akan pergi ke barat Onha-ri untuk mengusut dan Se Hoong serta Kyung Tan mampu pergi ke timur Onha-ri untuk memeriksa. Sebab itulah yang dilihatnya dari ingatan Seo Kyung setelah dia diculik.


“Pembunuh Palu Cakar mungkin tidak terlibat dalam masalah ini. Kamu hanya menebak ketika ini,” kata Kyung Tan berkomentar.
“Kuharap saya juga salah,” gumam Dong Baek. “Tapi firasat menjijikkan ini…”
“Benarkah pembunuhan akan terjadi hari ini?” tanya Se Hoong.


Ibu pembersih satu tidak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka bertiga, dan ia merasa terkejut. Dan mereka bertiga segera menenangkannya.
“Duduklah,” bujuk Dong Baek. “Aku akan segera membawanya kembali kepadamu dengan selamat,” katanya menenangkan sambil memeluk Ibu pembersih satu.
“Kumohon. Tolong bawa ia kembali kepadaku, ” pinta Ibu pembersih satu.


Se Hoong dan Kyung Tan merasa tidak tega melihat kesedihan Ibu pembersih satu. Kaprikornus mereka semua pun langsung mengajak Dong Baek untuk pergi ke lapangan.


Sebelum mereka bertiga pergi, Ibu pembersih satu menawarkan gimbap buatannya kepada mereka. Dan mereka bertiga mendapatkan itu dengan tidak tega hati melihat kesedihannya.
“Tolong bawa ia kembali,” pinta Ibu pembersih satu sambil menangis.

Tiga siswa Sekolah Menengan Atas bermain-main di depan sebuah rumah. Seorang dari mereka merasa ada sesuatu yang ajaib di dalam rumah, jadi diapun berniat untuk masuk ke dalam dengan paksa.
“Bo Yun tidak ada di rumah,” kata siswa kedua dengan bingung melihat tingkahnya.



Kemudian disaat itu, tiba- tiba terdengar suara bunyi sirine polisi. Dengan panik, mereka bertiga pun pribadi ingin kabur darisana. Tapi sayangnya, mereka gagal untuk kabur.

Dong Baek memakai topi dan masker hitam untuk menutupi wajahnya. Dia mengunjungi daerah- daerah yang bekerjasama dengan babi.

Se Hoong dan Kyung Tan juga melakukan hal yang sama. Mereka pergi ke daerah- kawasan yang bekerjasama dengan babi dan bertanya- tanya ke sekitar.

Didalam mobil. Sun Mi memancing ketiga siswa Sekolah Menengan Atas untuk berbicara, kalau tidak, maka sesampainya di kantor polisi, maka mereka harus bertanggung jawab atas semua perbuatan mereka. Siswa SMA satu tidak ingin bercerita. Namun siswa SMA kedua dan ketiga yang ketakutan, mereka berbicara. Dan alasannya mereka mulai berbicara, dengan terpaksa siswa Sekolah Menengan Atas satu pun memberitahu segala yang diketahuinya juga.
“Bo Yun?” tanya Sun Mi, saat mendengar nama itu disebut. “Kamu ke sana untuk mencari Bo Yun, bukan?” tebak nya dengan tepat.

"Dua pekan lalu"
Dijalanan yang sepi. Bo Yun bangkit di pinggir jalan. Lalu dikala ada sebuah kendaraan beroda empat yang lewat, ia masuk ke dalam kendaraan beroda empat tersebut. Dari belakang, tiga siswa SMA tersebut mengikutinya dengan motor.
Siswa SMA satu : “Dia menuju hotel tanpa petugas dengan klien kencan berbayar. Tapi pada hari itu, entah kenapa, mereka mengambil jalan tikus selama beberapa waktu.”

Didalam kendaraan beroda empat. Bo Yun mencium sesuatu yang ajaib, tapi dia tidak merasa curiga. Dia hanya membuka jendela saja untuk menghilangkan anyir ajaib tersebut. Lalu disaat itu, beliau tanpa sengaja menemukan sebuah hp yang berada di dekat dingklik. Dan dia mengambil hp tersebut.

Mobil mulai berjalan menuju ke kawasan yang gila dan saat Bo Yun bertanya, Pengemudi tidak menjawabnya. Sehingga ia mulai panik. Dia menyuruh Pengemudi untuk menepi, tapi Pengemudi tidak mau, bahkan Pengemudi juga membuang hp yang dipegangnya ke bangku belakang.
“Menepi! Aku bilang menepi!” teriak Bo Yun dengan panik.

Siswa Sekolah Menengan Atas satu masih mengikuti Bo Yun dari belakang. Tapi jarak mereka sangat panjang.

Bo Yun membuang hp yang ditemukan nya keluar jendela.
Siswa SMA satu sangat sial, motornya kehabisan bensin. Sehingga beliau pun kehilangan jejak Bo Yun. Tapi ia memungut hp yang Bo Yun buang.
“Mereka pergi ke mana?” tanya siswa Sekolah Menengan Atas ketiga, cemas.
“Entahlah. Mereka menghilang.”

Inspektur memarahi mereka bertiga, kenapa tidak segera melapor dikala itu. Dan para siswa SMA itu menjelaskan bahwa saat itu mereka merasa tidak perlu, karena Bo Yun selalu mirip itu, dan dikala itu mereka berpikir jikalau Bo Yun sedang bersembunyi dengan uang kencan nya.
“Ini Komisaris Besar. Ini untuk semua petugas. Mulai sekarang, semua petugas yang ada membantu menggeledah Onha-ri. Mobil tersangka adalah SUV usang, model tidak diketahui. Cari di mana pun mobil bisa disembunyikan,” kata Sun Mi memperlihatkan perintah kepada semua unit dan tim.

Dong Baek berkeliling desa dan menyapa semua orang sambil memegang tangan mereka untuk memindai ingatan mereka. Lalu Kyung Tan menelponnya dan memberitahukan ihwal perintah Sun Mi.


“Ingat murid-murid SMA yang ditangkap di persimpangan? Mereka memancing klien kencan berbayar kabur membawa uang mereka. Mereka mengejar mobil yang menculik salah satu temannya,” terperinci Kyung Tan, memberitahu.
“Apa?” tanya Dong Baek, terkejut.
“Mereka kehilangan di persimpangan. Metro mulai dengan vila di Onha-ri,” terang Se Hoong.
“Mereka menciptakan profil si pembunuh sebagai kalangan kelas atas. Kamu juga harus bergegas,” terang Kyung Tan. Dan Dong Baek menyuruhnya untuk pergi duluan alasannya beliau harus pergi ke suatu kawasan.
Sun Mi kembali ke kantor dan melihat bila semua orang sama sekali tidak ada yang bergerak ke lapangan. Dan salah satu dari mereka memberitahu kalau Shin Woong yang menghalangi mereka. Mengetahui itu, Sun Mi eksklusif protes kepada Shin Woong.
“Kita harus menggeledah area itu sekarang,” tegas Sun Mi dengan kesal.
“Tidakkah kau tahu siapa pemilik vila di kota itu?” tanya Shin Woong dengan hening.
“Pentingkah itu?”
“Bagaimana kamu akan masuk? Kamu akan memohon surat perintah hakim? Kamu akan mencari ke-80 vila termasuk milik Hakim Agung?” balas Shin Woong, bertanya.

Sun Mi menjelaskan bahwa ini mempertaruhkan nyawa korban. Dan Shin Woong menanyakan, bukti apa yang Sun Mi miliki, bila ini hanyalah ucapan dari Dong Baek, maka itu tidak mampu diterima. Dan ia mengomentari bahwa beliau sudah memperingatkan Sun Mi agar jangan sampai membocorkan hal ini kepada Dong Baek.
“Ini berdasarkan deduksiku,” terang Sun Mi.


“Lalu? Kamu akan menciptakan mereka menerobos secara ilegal? Kamu ingin mereka semua kehilangan pekerjaan? Fokuslah pada produsen dan model mobilnya,” balas Shin Woong.
“Jika salah, saya akan mengundurkan diri. Tolong izinkan. Aku akan bertanggung jawab,” pinta Sun Mi.
“Benarkah?” tanya Shin Woong. Dan Sun Mi mengiyakan. “Baiklah. Mulai ketika ini, Kombes Han Sun Mi diberhentikan sebagai kepala staf,” katanya. Dan semuanya terkejut.


Dengan kesal, Sun Mi mengepalkan tangannya. “Tolong pertimbangkan kembali.”
Shin Woong mengomentari Sun Mi sebagai salah satu sampah, karena Sun Mi tidak menghargai beban perintah yang di berikannya. Dan dengan kesal, Sun Mi pergi.

“Aku akan mengadakan sidang disiplin dan menghukumnya dengan tegas. Tapi…” kata Ketua Tim, memohon untuk Sun Mi. Dan Shin Woong hanya tersenyum saja.
“Kembalilah bekerja,” perinta Shin Woong kepada Young Soo.
“Sedang apa kalian? Temukan SUV itu!” perintah Young Soo kepada semuanya.
Ji Eun terkejut saat mendapatkan kabar bahwa Dong Baek di curigai sebagai Tersangka Pembunuh Palu Cakar, yang paling mengejutkannya adalah Dong Baek dicurigai hanya karena Dong Baek kabur. Dan rekannya juga tidak tahu.

Tepat disaat itu, para petugas medis berlarian melewatinya. Dan Ji Eun merasa heran.

Pasien Seo Kyung berada di kondisi kristis. Para dokter berusaha untuk menyelamatkannya, tapi sayangnya mereka gagal.


Para wartawan yang mendapatkan kabar tersebut langsung memberitakan nya. Mereka juga memberitakan ihwal Ye Rim yang kemungkinan menjadi korban dari Palu cakar.
Menonton info tersebut, Ibu pembersih satu merasa sangat terkejut dan lemas. Dia langsung jatuh terduduk di tempat nya sambil memandangin TV.
Didalam ruangan penjara. Ye Rim mengisi lembar pertanyaan yang diberikan padanya. Kemudian ketika batas waktu berakhir, Tersangka tiba dan mengambil nya.



“Apa ujianmu lancar?” tanya Wanita kabur (Bo Yun).
“Entahlah. Bagaimana denganmu?” jawab Ye Rim.
“Aku tidak tahu banyak pertanyaannya. Jika gagal dalam tes, kau akan mati sesudah matahari terbenam. Aku yakin… Aku yakin niscaya salah satu dari kita,” kata Bo Yun dengan lemas.

Bo Yun serta Ye Rim sama-sama terduduk lemas di dalam ruangan mereka.

Dong Baek berhenti di dekat pertenakan. Tepat disaat itu, sebuah kendaraan beroda empat hitam melewatinya. Dan melihat itu,  dia membayangkan siswa SMA satu berlari mengejar sebuah mobil hitam dikala beliau kehilangan jejak Bo Yun didekat sana. “Tempat cahaya memudar dengan cepat,” pikirnya sambil mengingat berita dari Se Hoong dan Kyung Tan.
Jalan persimpangan. "Onsang-ri, Onha-ri"

Tersangka memperlihatkan hasil ujian kepada Ye Rim. Dan melihat hasil nilai yang didapatnya, Ye Rim merasa sangat lega. Karena ia berhasil mendapatkan nilai 90.
Sedangkan Bo Yun yang berada di ruangan sebelah, dia merasa sangat lemas dan berputus asa. Sebab dia hanya menerima nilai 75.


Ye Rim ingin memanggil Bo Yun dan bertanya, tapi sebab dia mendengar suara langkah kaki, maka diapun membisu dan menutup verbal nya. Sebab ia takut Tersangka akan datang ke dalam sel nya.
Bo Yun merasa lega saat melihat bayangan Tersangka berada di depan ruangan Ye Rim. Namun ternyata Tersangka malah masuk ke dalam sel nya.

“Nilai ujianku 75. Aku tidak mendapat 90, jadi, aku harus berguru sedikit lagi. Aku harus mencapai lebih dari 90 agar mampu mati. Aku mampu menghafal semuanya! Aku akan lebih tekun berguru,” pinta Bo Yun dengan ketakutan.
Mendengar itu, Ye Rim menutup telinga nya dan menangis.
Sun Mi menghubungi semua orang untuk mulai bergerak.

Tersangka mematikan Bo Yun dengan kain pel dan air mengalir. Dan Bo Yun menjerit ketakutan.
Mendengar itu, Ye Rim semakin menangis. Dia sangat ketakutan. Lalu beliau melihat ke atas, ke atap sel nya yang terbuat dari kayu. Dia menggantung kain daerah tidur nya sebagai tali disana dan beliau bersiap untuk bunuh diri, alasannya adalah beliau merasa sudah tidak tahan lagi.



Namun ketika Ye Rim ingin melakukan bunuh diri, atap kayu tersebut malah hancur. Dan dia terjatuh ke lantai. Kemudian beliau pun kembali menangis lagi.
Ketika sudah lebih hening, Ye Rim terpikir sesuatu. Dia memanjat masuk ke dalam atas atap sel nya. Dia berjalan melewati lubang atap tersebut.

Dong Baek memulai pencariannya.

Ye Rim melihat Bo Yun dan berhenti berjalan.
Bo Yun mendengar kan bunyi dan dikala dia melihat Ye Rim berada diatas atap, dia eksklusif menanyakan bagaimana Ye Rim mampu naik ke atas sana. Dan Ye Rim meminta nya untuk membisu.
“Diamlah. Aku akan keluar dan menelepon polisi,” bisik Ye Rim.

“Aku ingin ikut denganmu,” pinta Bo Yun. “Bawa saya bersamamu! Kumohon!’’
“Aku harus keluar dari sini untuk menyelamatkanmu.”
“Aku akan mati sebelum itu! Cepat! Biarkan saya ikut denganmu! Bawa aku bersamamu! Kumohon! Tolong bawa saya bersamamu!” teriak Bo Yun, histeris sambil mengguncang atap kayu.


Karena hal tesebut, Ye Rim pun tertangkap basah. Tersangka menangkap kaki Ye Rim dan ikut naik ke atas atap untuk mengejar Ye Rim. Dan Ye Rim menjerit panik sambil terus berjalan untuk mencari jalan keluar.
Tersangka tidak berhasil untuk menangkap Ye Rim. Sebab tubuhnya besar, jadi ia terjepit didalam atap tersebut. Dan Ye Rim memakai kesempatan itu untuk kabur.
Ibu pembersih satu berdoa.

Ye Rim menemukan sebuah jalan keluar. Dan dia pun memanjat ke atas.
“Tolong selamatkan putriku,” doa Ibu Pembersih satu.


Ye Rim berhasil keluar dengan susah payah. Tapi disaat beliau baru saja merasa lega, seseorang tiba dan bangun dibelakang nya. Orang tersebut membawa sebuah tas yang berisikan palu. Ye Rim menangis frustasi melihat hal tersebut.


Dong Baek sampai di sebuah kawasan. Disana ia melihat bendera yang bergambarkan babi merah. Dan dia terkejut melihat itu, alasannya adalah itu ialah gambar yang sama persis dengan yang dilihatnya dari dalam ingatan Seo Kyung.



Ye Rim menatap frustasi pada palu yang Tersangka pegang.

Subscribe to receive free email updates: