Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 5 Part 1


Original Network : tvN
"Semua huruf, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”

Seorang wanita A mengobrol bersama temannya, perempuan B, di telpon. Dia mengeluh alasannya adalah Ibunya memaksa nya untuk pergi ke kebaktian yang diadakan oleh Ki Dan seperti biasa dirumah doa. Dia sudah tahu informasi wacana Ki Dan, jadi beliau merasa ngeri.
“Tidakkah kau tahu kau akan meraih hadiah utama? Kamu akan beruntung,” komentar wanita B sambil tertawa.
“Sebelum itu terjadi, aku akan berada di alam baka,” balas wanita A, tidak bahagia.
“Hidup itu bagaikan hutan. Entah kau mati atau membunuh orang lain.”

Seorang pria tiba- tiba lewat di erat perempuan A, menciptakan perempuan A terkejut. Dia menjerit ngeri dan kemudian mengeluh kesal, ketika laki-laki tersebut sudah pergi. “Ada banyak orang asing di sini,” keluhnya kepada perempuan B.
Ibu wanita A sudah menunggu didepan pintu masuk. Dan saat wanita A tiba, ia eksklusif menarik tangan wanita A untuk mengikutinya ke ruangan doa.
“Aku sungguh tidak mau melaksanakan ini. Dia pembunuh mesum,” protes wanita A. Sambil membiarkan dirinya di tarik oleh Ibu.

“Kenapa mengucapkan kata-kata sekejam itu? Kamu mau seseorang mati?” balas Ibu, memarahi nya dengan tegas.
“Seluruh dunia tahu, kecuali Ibu dan Ayah.”
“Itu kata-kata iblis yang menjebak Pak Park,” kata Ibu, membela Ki Dan.

Didalam ruangan doa. Ki Dan berkhotbah. Saat wanita A masuk ke dalam ruangan, dia berhenti berbicara dan mempersilahkan wanita A untuk duduk di hadapannya. Wanita A tidak mau, tapi Ibu memaksanya.

Ki Dan memegang kepala perempuan A. “Aku yakin kalian pernah mengajukan pertanyaan ini. "Kenapa kau memberiku begitu banyak kesulitan?"  Kenapa sang Pencipta yang menderita bersama kita memberi kita kesulitan? Selain itu, kenapa dia mengizinkan Park Ki Dan, Tuhan dalam wujud manusia untuk mengalami kesulitan seberat itu?” katanya, memperlihatkan pemikiran sesat kepada para pengikut nya.
“Kehidupan awet,” kata para pengikut dengan bodohnya.

Sambil berbicara, Ki Dan secara sengaja mengelus belakang indera pendengaran wanita A sekilas. Dan itu menciptakan wanita A merasa ngeri, ia melihat ke arah Ibunya, tapi Ibunya sedang menutup mata alasannya fokus mendengarkan perkataan Ki Dan. Dengan terpaksa, perempuan A pun hanya bisa membisu saja.

Wanita A mulai merasa ngantuk, ia menguap sedikit dan lalu beliau tertidur.

Saat wanita A terbangun, ia kaget melihat ada noda darah di pakaiannya, juga mendengar teriakan para pengikut yang menjerit. Dan dikala beliau melihat ke arah mereka menjerit, dia melihat jenazah Ki Dan. Dan dia merasa sangat terkejut.
“Tidak mungkin,” gumamnya.
Tim forensik dan tim polisi datang untuk mengusut tempat peristiwa. Sun Mi menjelaskan kepada Dong Baek bahwa ada 20 orang disekeliling Ki saat ia meninggal. Dan Dong Baek mengiyakan bahwa itu benar, tapi tidak ada seorang pun yang tahu. Dan tidak ada seorang pun yang ingat saat pembunuhan terjadi.


“Ada pengawal yang menjaga bagian luar daerah ini,” kata Sun Mi. Kemudian beliau teringat perkataan Dong Baek yang pernah menyampaikan ingin membunuh Ki Dan. Kaprikornus diapun menatap sedikit curiga kepada Dong Baek. “Bukankah itu terdengar mirip deklarasi perang melawan kekuatan supermu? Mereka sengaja menarik perhatian seakan mengadakan pertunjukan sulap,” jelasnya, menebak.
“Menarik. Mungkinkah ada orang lain berkekuatan super sepertiku?” balas Dong Baek dengan sikap hening.


“Mungkin mereka lebih besar lengan berkuasa. Bagaimana jika mereka bisa menghapus ingatan orang?” tanya Sun Mi. Dan Dong Baek menatap heran padanya. “Karena itu kamulah tersangka utamanya mulai dikala ini.”
“Kamu bercanda? Seperti katamu, saya tidak bisa menghapus ingatan orang,” protes Dong Baek, tidak terima di curigai.
“Entahlah. Hanya kamu yang tahu itu.”
Dong Baek mendengus geli. Dengan hening, beliau menunjukkan saran. Dia sudah siap untuk menerima hukuman mati, jadi beliau menyuruh Sun Mi untuk membawakan surat perintah padanya. Juga akan lebih baik bilang seorang kenalannya yang mengintrogasi nya.
Setelah mengatakan itu, Dong Baek pergi dengan kesal. Dan Sun Mi memperhatikannya.

Inspektur A mendekati Sun Mi dan melapor. Kemarin, Dong Baek ada dirumah semalaman. Serta ada puluhan media disana. Namun Sun Mi tetap merasa sedikit curiga, dia ingin bukti pasti bahwa Dong Baek benar ada di dalam ruangan semalaman.
“Baiklah. Aku akan memeriksanya.”

Dong Baek berniat untuk pergi dari gedung. Tapi tiba- datang beliau merasakan sesuatu di sebuah ruangan. Makara diapun mengintip ke dalam ruangan tersebut secara diam- diam. Dan disana beliau melihat ada sebuah lukisan malaikat dengan manusia di bawah nya.

Sun Mi memperhatikan anggota tim forensik yang sedang menyelidiki kawasan peristiwa. Tempat dimana Ki Dan di bunuh memakai palu oleh Pembunuh.





Dong Baek merasa terkejut melihat lukisan tersebut. Dia masuk ke dalam ruangan dan mendekat ke arah lukisan untuk melihat lebih terang.
Didalam lukisan. Manusia yang berada dibawah malaikat, mengingatkannya pada Ibu di dalam ruangan gelap. Malaikat yang memegang sesuatu di tangan nya, mengingatkannya pada Pelaku yang memegang palu untuk memukul Ibu di dalam ruangan gelap.
Dong Baek bangun terpaku menatap lukisan tersebut.
"Episode 5: Doa untuk Perlindungan"


"Kepolisian Metropolitan Seoul"
Didalam ruangan rapat, Sun Mi dan semua detektif berkumpul. Shin Woong memulai rapat, beliau mempertanyakan, apakah kekuatan untuk menghapus ingatan itu masuk akal. Dan Sun Mi menjawab bahwa itu belum di pastikan, tapi dia akan mencari bukti yang mendukung kejahatan supernaturan tersebut dan tipu daya nya. Sebab bila ini tidak berkaitan dengan supernatural, maka ini bias menjadi sangat rumit
“Apa kamu menyatakan ini dilakukan orang berkekuatan super kedua?” tanya Shin Woong.
“Mungkin bukan orang kedua,” jawab Sun Mi. “Kujelaskan setelah ada hasilnya.”


Shin Woong diam dan berpikir. Lalu beliau menanyai Young Soo, berapa lagi Young Soo bisa menahan para wartawan. Dan Young Soo menjawab maksimal satu hingga dua pekan.
“Tim Investigasi Khusus bisa mulai bekerja lagi, tapi waktumu tiga hari,” kata Shin Woong, memutuskan. “Cari tahu apakah itu kejahatan supernatural atau psikopat palsu. Setidaknya kita perlu tahu itu untuk melaporkan pada bangsa kita.”
“Baik, Pak,” jawab Sun Mi dengan patuh.
Setelah rapat tamat, Shin Woong memanggil Sun Mi untuk tetap tinggal di dalam ruangan. Makara semuanya pun pergi meninggalkannya.


Dong Baek mencari tahu di internet perihal ‘Baptis Api’. Dan ia menemukan lukisan yang hampir sama persis dengan lukisan yang berada di dalam ruangan tadi.


Shin Woong menanyai Sun Mi, apa maksud Sun Mi ihwal tidak mungkin ada dua orang berkekuatan super. Dan Sun Mi menjelaskan bahwa saat ini Dong Baek telah di anggap sebagai tersangka, alasannya adalah ini akan terlalu rumit bila orang gres berkekuatan super muncul. Karena kekuatan menghapus ingatan, itu lebih baik dari Dong Baek.


“Pisau Ockham?” gumam Shin Woong. “Tapi kenapa kau tidak bertanya kenapa aku mengawasinya?” tanyanya. Dan Sun Mi menjawab bahwa dia merasa tidak berhak untuk bertanya. Mendengar itu, Shin Woong tersenyum. “Bukankah aneh melihatku gugup sebab seseorang berkekuatan super? Kamu pikir itu alasannya adalah ada yang kusembunyikan?” tanyanya, menebak pikiran Sun Mi wacana keputusannya. “Aku melakukan ini demi organisasi kita. Keberhasilan Baek berarti bencana kita. Orang bercanda tentang bagaimana satu pria berkekuatan super lebih kompeten daripada 120.000 polisi. Seiring melejitnya ketenaran Baek, anggaran kita akan makin turun. Siapa yang suka itu?” jelas nya.
Mendengar itu, Sun Mi merasa tidak menyangka bahwa Shin Woong ternyata berpikiran hingga mirip itu. “Aku hanya berusaha menangkap pelakunya,” jelasnya dengan jujur.


“Aku tidak menyuruhmu mencari penjahatnya. Aku hanya memintamu untuk teliti. Kamu tidak perlu melindungi Baek. Mengerti?” tanya Shin Woong dengan tegas.
“Aku tidak akan melindungi siapa pun yang melaksanakan kejahatan,” jawab Sun Mi.
Shin Woong merasa puas mendengar balasan Sun Mi. Dia memberikan sebuah amplop coklat kepada Sun Mi dan Sun Mi pun membuka serta membaca dokumen ‘Laporan Intelijen Badan Intelijen’ yang ada di dalam amplop itu.
Itu yaitu gosip mendetail perihal Dong Baek. “Adakah jawabannya di dokumen ini?” tanya Sun Mi, ingin tahu.
“Tidak.”
Dong Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong, pergi ke suatu kawasan bersama- sama.

Shin Woong menjelaskan bahwa mereka tahu wacana Dong Baek sebanyak publik. Dia memperlihatkan dokumen tersebut kepada Sun Mi, karena dia ingin Sun Mi untuk mencari tahu apa yang mereka tidak ketahui.
Mendengar itu, Sun Mi mengerti. "Dong Baek, Kantor Polisi Seobu, Sekolah Dasar Chungang"


Distasiun kereta Dong Baek. Seorang anak laki-laki duduk di dingklik tunggu. Dia menatap kosong ke arah langit. Matanya memiliki bundaran hitam, seolah ia kurang beristirahat. Tangan dan tubuhnya tampak gemetaran.

Seorang petugas kereta mendekati anak tersebut dan berbicara kepadanya. Tapi anak tersebut tidak menjawab dan hanya diam. Kemudian tiba- tiba anak tersebut pingsan. Dan dengan panik, petugas kereta berteriak memanggil santunan.

Dong Baek memperhatikan lukisan malaikat dan manusia yang berada di gedung doa. Dia menjelaskan bahwa struktur wajah di lukisan tersebut sama mirip yang pernah dilihatnya. Dengan ingin tau, Kyung Tan bertanya, dimana.
“Akan kuberi tahu saat waktunya datang,” kata Dong Baek, misterius.
“Kapan itu?” tanya Kyung Tan. “Jawab aku,” desaknya.
 

Se Hoong membawa petugas gedung. Petugas gedung menjelaskan bahwa dua hari kemudian sebuah mobil van datang dan membawa lukisan tersebut. Kemudian mereka ingin mengembalikannya, tapi mereka tidak tahu nomornya. Serta tampaknya Ki Dan menyukai lukisan tersebut, alasannya adalah Ki Dan tersenyum dan menatap lukisan tersebut selama berjam-jam.
“Orang itu menghinanya dengan melukis palu cakar,” gumam Dong Baek, memperhatikan palu yang dipegang oleh malaikat.
“Kamu benar. Ini aneh,” kata Se Hoong baiklah.

Petugas gedung tiba- datang menyadari ada sesuatu yang aneh pada lukisan tersebut. Dia mengingat saat dia pertama kali membuka lukisan tersebut dari pembungkus nya. Dan alat yang di pegang oleh malaikat pada lukisan tersebut bukanlah palu, melainkan sebuah pedang. Dia yakin.


Mendengar itu, Dong Baek menatap lukisan tersebut dengan lebih seksama dan lalu dia menyadari sesuatu. “Ada dua lapis. Pembunuhnya merobeknya,” terang nya.

Diruangan media. Sun Mi menilik Dong Baek. Pada usia tujuh tahun, Dong Baek ditemukan di stasiun desa. Saat itu Dong Baek tidak mampu bicara dan tidak tahu namanya sendiri. Sehingga warga menawarkan nama kepada nya sesuai nama stasiun. Dong Baek kemudian di pindahkan ke beberapa akomodasi untuk penyandang cacat. Lalu masuk ke panti asuhan. Tidak ada yang menonjol dari Dong Baek hingga beliau akil balig cukup akal. Dong Baek memberitahu publik soal kekuatannya pada dikala dia berusia 20 tahun. Dong Baek kemudian menolak semua proposal kerja, dan menjadi Detektif.
Sun Mi merasa ada sesuatu yang gila. “Kenapa dia menciptakan keputusan yang tidak rasional seperti itu?” tanyanya. Dan tidak ada yang mampu menjawab. “Tidak ada yang mengenalnya dari era kecilnya. Bahkan sekarang, dikala beliau menjadi bintang di seluruh dunia.”

Bong Kook menyela perkataan Sun Mi. Dia memberitahu bahwa dia memiliki rekaman yang memastikan alibi Dong Baek pada malam itu. Ini juga yaitu rekaman yang dirilis oleh Tim berita. Dengan serius, Sun Mi menonton rekaman tersebut.

Kyung Tan menyimpulkan bahwa tampaknya pengirim lukisan tersebut yakni Pembunuh nya. Tapi dia tidak mengerti, kenapa Pembunuh mengambil resiko mirip ini. Dan Dong Baek menebak jikalau Pembunuh ingin menantang mereka.
“Itu van pengiriman biasa, jadi, akan butuh waktu untuk melacaknya. Tidak ada kamera CCTV di sekitar lingkungan ini,” kata Se Hoong, memberitahu.
Ibu wanita A datang dan mengusir Dong Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong untuk pergi, karena menurutnya sebab mereka bertigalah Ki Dan dibunuh. Dan mereka pun mengiyakan serta pergi darisana.
“Dasar iblis,” umpat Ibu wanita A.

Saat Dong Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong, telah pergi menjauh dari ruangan tersebut. Wanita A datang menghampiri mereka dan menyampaikan bahwa beliau ada melihat van pengiriman itu.

Ditaman. Wanita A menjelaskan dengan bersemangat bahwa beliau tidak ada melihat nomor plat Van pengiriman tersebut. Tapi beliau melihat nomor yang tertempel disana, alasannya adalah ditulis sangat besar. Namun beliau juga tidak tahu nomornya. Karena itulah beliau ingin Dong Baek untuk memindai ingatannya.
Kyung Tan merasa kesal dan menasehati wanita A untuk jangan bermain- main. Tapi Dong Baek baiklah. Dan mendengar itu, wanita A merasa bahagia, namun dia punya satu syarat, ia mau tahu nomor telpon ‘nya’.


Awalnya Se Hoong merasa percaya diri, beliau mengira wanita A meminta nomor ‘nya’, alasannya ia yang paling tampan. Tapi sayangnya, wanita A menjelaskan bahwa ‘nya’ yang beliau maksud ialah oppa (kakak) Dong Baek. Bukan Ajhussi (Pak Tua) Se Hoong. Mendengar itu, Se Hoong merasa kesal padanya.
“Hei, saya dua tahun lebih muda darinya. Aku mungkin tampak mirip ini…” kata Se Hoong, ingin menjelaskan untuk membela diri.

Tapi Dong Baek langsung menyela Se Hoong. “Hanya itu yang kamu butuhkan?”
“Mari lakukan dengan caraku,” jawab wanita A sambil tersenyum aib- aib.


Sun Mi menemukan sesuatu yang abnormal dalam video Dong Baek. Sensor lampu tangga di lantai 3 dan lantai 4 menyala dua kali. Pertama pukul 12, kedua pukul 4 pagi. Sun Mi menebak jikalau dalam jangka waktu 4 jam Dong Baek mampu pergi ke kawasan peristiwa dan mungkin saja Dong Baek keluar dari apatermen melalui atap.
“Dia pergi lewat atap,” kata Sun Mi, yakin.


Wanita A memeluk Dong Baek dengan berbagai pose dan menfoto semua itu. Dong Baek diam membiarkan nya sambil menutup mata nya untuk fokus memeriksa ke dalam ingatannya. Dengan malas, Se Hoong membantu memotret wanita A.

Dong Baek berhasil melihat nomor telpon yang tertera di mobil van. "Pengiriman Daegook"





Saat Sun Mi berjalan menaiki tangga, lampu sensor yang berada di tangga menyala secara otomatis. Dan melihat itu, Sun Mi pun jadi cukup yakin dengan tebakannya. Sesampainya diatas atap, beliau memperhatikan seluruh temapt. Dia membayangkan Dong Baek melompat ke atap gedung lain. Sehingga para reporter yang berada di bawah apatermennya tidak akan tahu.
“Dia bisa pergi ke mana saja dan menghindari kamera,” kata Sun Mi, menebak.
Ketika Sun Mi menyampaikan itu, Lim menjelaskan bahwa ia sangat membenci nyali Dong Baek, tapi beliau yakin jikalau tebakan Sun Mi itu tidak mungkin terjadi. Sebab tidak mungkin Dong Baek melompat di tengah malam. Satu kesalahan, maka Dong Baek bisa mati.
Inspektur A setuju dengan Lim. Juga beliau tahu jikalau Dong Baek membenci pembunuhan, maka dari itu Dong Baek tidak mungkin melaksanakan itu. Kaprikornus dia ingin Sun Mi untuk menyingkirkan asumsi ini dahulu. Mendengar itu, Sun Mi diam dan berpikir.



Inspektur B datang. Dia memperlihatkan hasil tes darah para saksi yang sudah keluar. Ada sedikit gas tidur pada korban.
“Jika mereka kehilangan kesadaran alasannya gas itu …” kata Inpektur A.
“Itu berarti bukan alasannya kekuatan super Baek,” sambung Inspektur B.
“Apa itu berarti ia bukan tersangka lagi?” tanya Lim.
“Kenapa kau terlihat bahagia sekali? Kukira kau membencinya,” goda Inspektur B, mendengar pertanyaan itu. Dan Lim bengong.

“Kita masih akan mencurigainya,” kata Sun Mi, masih tidak percaya dengan Dong Baek. “Tanyakan saja,” terperinci nya. Lalu dia pun pergi.
“Baik, Bu,” jawab Inspektur A dengan patuh.

Asisten Peneliti tiba menemui Peneliti yang mengusut kondisi Dong Baek. Dia berbisik kepadanya, alasannya sedang ada rapat. Dia memberitahu bahwa Sun Mi tiba dan ingin menyampaikan sesuatu.
Sun Mi bangkit diluar ruang rapat dan memberikan salam kepada Peneliti.

Peniliti memberitahu Sun Mi bahwa ada 12 kepala medis yang menangani Dong Baek, serta ditambah dengan depatermen Neurologi jumlahnya mencapai 40 orang. Ditambah anggota staff jumlahnya mencapai 400 orang. Ditambah di International jumlahnya mencapai 4.000 orang. Dan mempelajari Dong Baek yakni suatu kehormatan serta kesempatan bagi mereka. Makara dokter mana yang mau kehilangan peluang sekali seumur hidup dengan memberikan isu kepada detektif yang mereka tidak kenal. Menurut nya itu tidak masuk nalar.

Mendengar itu, Sun Mi melamun dan berpikir. Kemudian ia bertanya, bagaimana jikalau ia membawa surat perintah, apakah Peneliti masih akan menolak untuk bekerja sama.
“Kamu mungkin menanyakan ini alasannya adalah itu tidak mungkin,” kata Peneliti, tidak bahagia.


“Terima kasih sudah meluangkan waktu,” balas Sun Mi dengan hening dan sopan. Kemudian beliau pun berniat pergi, tapi lalu beliau bersikap seolah gres teringat sesuatu. Kaprikornus beliau berhenti dan bertanya, “Omong-omong, kamu tidak pernah bertanya kenapa aku terpaksa menyebutkan membawa surat perintah.”
“Itu alasannya adalah …”
“Apa alasannya kau sudah tahu bahwa Detektif Dong bisa berbahaya?” tanya Sun Mi sambil memperhatikan reaksi Peneliti.
“Sama sekali tidak,” jawab Peneliti sehabis melongo sesaat.
“Terima kasih atas bantuanmu,” balas Sun Mi dengan raut puas.

Sun Mi mengingat data Dong Baek yang di bacanya. "Laporan Perpindahan Dong Baek. Dirawat di Pusat Medis Nasional. Karena alasan yang tidak diketahui.”
“Mereka menyembunyikan sesuatu,” pikir Sun Mi dengan yakin. 
Sun Mi mengunjungi ruang monitor CCTV. Dia ingin melihat rekaman dikala Dong Baek dirawat sampai Dong Baek dipulangkan. Kang Il Gook, petugas CCTV, awalnya dia menolak dan menginginkan surat perintah. Tapi sebab Sun Mi tahu jikalau ia ada membagikan informasi Dong Baek keluar, maka ia pun jadi takut.

Il Gook memperlihatkan video rekaman nya. Dong Baek keluar dari dalam kamar rawat dan menuju ke arah tangga. Melihat itu, Sun Mi menebak, apakah mungkin Dong Baek menemui seseorang disana. Dan Il Gook menjawab bahwa dia tidak tahu, namun yang beliau tahu yakni ketika beliau pergi untuk memeriksa, Dong Baek sedang bangkit sendirian di depan jendela.

“Apa itu?” tanya Sun Mi sambil melihat lebih terang. Didalam video, dikala Dong Baek berdiri, ia mengambil sebuah pena.


Sun Mi pergi ke tangga darurat. Di dinding kawasan Dong Baek bersandar, beliau melihat sebuah tanda yang ntah apa maksud nya. Dia membayangkan bagaimana keadaan Dong Baek saat menggambar itu.

Inspektur A (Min Sung Han) menghubungi Sun Mi dan melaporkan bahwa Dong Baek bergerak lagi.

Dong Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong, mengujungi perusahaan pengiriman. Supir van menjelaskan bahwa benar dua hari lalu beliau ada mengantarkan sebuah lukisan, tapi beliau tidak melihat wajah pengirimnya. Dia mengambil lukisan tersebut di komplek vila. Yang asing nya adalah pengirim tidak ingin beliau untuk meninggalkan jejak, pengirim bilang itu tunjangan dengan nama anonim atau semacam nya. Bahkan pengirim tidak menuliskan nomor peserta nya. Makara beliau sempat kesusahan juga.

Dong Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong, mengunjungi vila yang dimaksud. Setelah diselidiki itu yakni vila milik Jaan Industries. Sebuah perusahaan yang gres- baru ini masuk ke gosip. Saat sampai di depan pintu vila, ternyata pintu tidak terkunci. Dengan hati- hati, Dong Baek pun membukanya. Sementara Se Hoong pergi ke pintu belakang untuk memeriksa.

Dong Baek masuk ke dalam vila bersama dengan Kyung Tan. Saat masuk ke dalam, mereka berdua tampak sangat terkejut dengan apa yang ada di depan mereka.





Seorang perempuan bau tanah (bergotong-royong dia yakni perempuan muda yang menjadi bau tanah, alasannya adalah meminum racun) beliau meninggal di atas meja kerja. Kaki perempuan tua tersebut di rantai. Serta ada botol obat di bersahabat nya. Di atas meja kerja ada sebuah koran dan angka berwarna merah yang ditulis diatasnya. "Harian Kyunghan" 16669-19. Juga ada sebuah gambar laki-laki memegang palu dengan ujung yang tajam diatas nya.

“Namanya Yeom Hwa Ran. Usianya 30 tahun dan lajang. Orang tuanya di luar negeri,” kata Se Hoong, memberitahu info yang ditemukannya.
“Apa ia dipaksa minum alkohol metanol?” tanya Kyung Tan, memperhatikan jenazah Hwa Ran.
“Dia hanya menggambar selagi dirantai,” terang Dong Baek.

Hwa Ran yang sedang menggambar merasa kehausan, dia memohon meminta air kepada seseorang yang ada dihadapannya. Sebab beliau tidak bisa bergerak alasannya adalah rantai yang menahan kakinya. Dan orang yang berada di depannya itu menawarkan botol alkohol metanol kepadanya. Menerima itu, Hwa Ran merasa ragu, tapi alasannya adalah haus, maka dia pun meminumnya.
Orang didepan Hwa Ran. Dia menggunakan pakaian serba hitam. Bahkan dia juga memakai sarung tangan.

Kyung Tan merasa bersimpati kepada Hwa Ran. Dan Se Hoong menceritakan sebuah perkara, ada keluarga cacat yang tewas alasannya adalah pengemudi mabuk. Pengemudi tersebut tidak menjalani eksekusi seharipun sesudah membunuh keluarga pemulung. Dan pengemudi tersebut ialah Hwa Ran.
“Apa ini kejahatan sebab dendam?” tanya Kyung Tan, menebak. “Aku ingin tau kenapa tubuhnya tidak bacin,” katanya, bertanya- tanya.
“Benar juga,” kata Se Hoong, tersadar.
“Tubuhnya membusuk perlahan alasannya adalah ia kehilangan cairan tubuh ,” jelas Dong Baek.

Selagi mereka bertiga berbicara. RIU dalam perjalanan mendekat ke vila. Mereka bisa cepat sampai, karena sedari tadi mereka telah menguntit Dong Baek. Sebab RIU masih curiga kepada Dong Baek. Mengetahui hal tersebut, Kyung Tan merasa kesal dan bersikap seolah ingin memarahi tim RIU. Namun dikala Sun Mi masuk ke dalam vila, dia pribadi bersikap sopan dan ramah.

“Sedang apa kalian di TKP padahal Forensik belum tiba?” tanya Sun Mi.
“Aku melakukan investigasi utama dengan Detektif Dong dan Detektif Oh,” jawab Kyung Tan. “Dengan pengarahanku yang cerdas dan kolaborasi tim yang kuat, kami mampu menemukan TKP ini. Kami yang pertama menemukannya.,” terperinci nya dengan bangga.
“Keluar. Kami sedang membatasi TKP,” balas Sun Mi dengan tegas. Tanpa memperhatikan Kyung Tan.


Dong Baek mendekati Sun Mi dan menjelaskan bahwa menurutnya ini yaitu masalah pembunuhan yang sama dengan Ki Dan. Ini masalah pembunuhan berantai.
Sun Mi diam, beliau mirip tidak mendengarkan Dong Baek. Dia fokus menatap lukisan yang ada di hadapan nya. Dia mendekati lukisan tersebut untuk melihat lebih jelas. Itu seperti lukisan seseorang yang membunuh dengan cara menusuk nya.
Melihat sikap gila Sun Mi, semua orang merasa heran.


Informasi wacana Hwa Ran. Dia tertangkap tiga kali selagi menyetir dalam keadaan mabuk. Dia dirawat di kamar VIP rumah sakit hingga dipulangkan. Korban tabrakan nya ialah orang tua tuna rungu dan bocah lelaki, mereka meninggal di tempat. Pengacaranya ialah mantan hakim, beliau menyatakan bila Hwa Ran abnormal sementara dan lalu mencapai kesepakatan. Masalahnya, sesudah persidangan, Hwa Ran menghina korban dengan membuka sebotol sampanye. Orang yang oke berdamai adalah Ibu korban yang pikun. Pengacara merekam Ibu korban sebagai bukti, kemudian menyebarkannya. Direktur rumah sakit menerima 10.000 dolar. Dan Ibu korban hanya menerima 1.000 dolar saja. Direktur bahkan lalu mengambil 1.000 dolar itu juga.
Setelah itu, banyak orang di Internet yang menyatakan ingin membunuh Hwa Ran. Dan mengancam staf rumah sakit, hakim, serta jaksa. Karena itu, orang tua Hwa Ran memperkerjakan bos boneka dan mengundurkan diri. Sementara Hwa ran mengunci diri di vila.

Mendengarkan laporan tersebut, semua orang merasa kesal kepada Hwa Ran.
“Segera cari tahu apa arti angka itu,” perintah Sun Mi.
“Baik, Bu. Aku akan segera memulainya.”


Karena ini yakni vila final pekan, maka semua vila kosong. Bahkan vila disebelahnya juga sudah kosong selama setahun, sebab pemiliknya terkena strok. Mendengar info tersebut, Sun Mi memerintahkan untuk mengusut saksi terlebih dahulu.
Dong Baek mendengus geli. Sebab 20 orang yang berada di hadapan Ki Dan saja tidak bisa mengingat apapun, jadi bagaimana mampu ada saksi. Dia kemudian memperlihatkan sebuah saran kepada Sun Mi. Namun Sun Mi pribadi menolaknya.
“Kamu akan meratapi ini,” kata Dong Baek. Lalu beliau pergi bersama dengan Kyung Tan dan Se Hoong.


“Mungkinkah itu milisi sipil?” tanya Lim, menebak. “Park Ki Dan dan Yeom Hwa Ran pantas mati,” jelasnya.
“Ada alasan untuk membunuh mereka,” respon Inspektur B, oke.
“Benar sekali. Mereka menghukum keduanya menggantikan para korban,” kata Inspektur A, oke juga.

“Jangan berprasangka. Fokuslah pada TKP,” perintah Sun Mi. Dan semuanya mengiyakan.

Sun Mi memperhatikan angka merah yang tertulis di koran.

Subscribe to receive free email updates: