Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 8 Part 2
Original Network : tvN
"Semua abjad, organisasi, kawasan, dan insiden ialah fiktif”
“Sulit kupercaya kau tidak menjengukku di rumah sakit,” keluh Dong Baek, kecewa.
“Aku tidak menduga kita seakrab itu,” balas Sun Mi sambil tertawa. Dan Dong Baek mengiyakan.
Sun Mi memberitahu Dong Baek bahwa kini dia sedang melakukan penelitian. Dan Dong Baek mengomentari bila Sun Mi membuang- buang waktu lagi. Sun Mi mendengus dan membalas bahwa beliau tidak mau di komentari oleh orang seperti Dong Baek yang memperlihatkan kartunya saat membantah Shin Woong. Dan Dong Baek membenarkan.
“Apa yang kau lihat di benaknya?” tanya Sun Mi, serius.
“Jalan rahasia,” jawab Dong Baek.
“Lalu?”
“Hanya itu. Selebihnya yakni ilusi yang diciptakan olehnya.”
Sun Mi diam dan berpikir. Dong Baek menjelaskan bahwa berdasarkan nya Jae Gyu bisa mengendalikan apa yang dilihat nya. Jadi intinya kekuatan Jae Gyu mengalahkan kekuatan nya. Walau sulit di percaya dan menyakit kan, tapi itu harus diakui nya.
“Dia tidak hanya menghapus ingatan, tapi bisa mengendalikannya,” gumam Sun Mi, berpikir. Lalu dia memberitahu apa yang sedang di selidiki nya. “Aku menganalisis pesan yang ditinggalkan di badan Jo Sung Dong.”
“ Tertulis di mana dia akan membunuh?” tanya Dong Baek.
“Tidak, beliau tidak meninggalkan jejak. Dia hanya meninggalkan pesan eksklusif yang memandu kita ke korban berikutnya. Tidak ada apa pun di tubuh Jo Sung Dong.”
Dong Baek merasa putus asa. Dia kemudian berpikir, apa guna nya mengincar ‘anak itu’. Dan Sun Mi menjelaskan pendapat nya, beliau menebak jikalau itu mungkin saja ikan haring merah untuk mengalihkan perhatian mereka. Ikan haring merah dulu nya di gunakan oleh para penjahat untuk mengelabui wangi mereka dari anjing pemburu yang naif. Sun Mi merasa ada sesuatu yang asing, sebab Jae Gyu terus meninggalkan petunjuk yang akan membawa mereka kepadanya, tapi ntah kenapa Jae Gyu terus berpura- pura udik. Selain itu, Jae Gyu bersikap mirip psikopat asli. Dan bahkan Jae Gyu menawarkan kekuatan supernaturalnya kepada mereka.
“Jangan berbasa-kedaluwarsa,” kata Dong Baek, tidak sabaran.
“Apa tujuannya? Apa yang dia dapatkan dengan memancing kita mirip ini?” kata Sun Mi, bertanya-tanya. Dan Dong Baek menjawab balas dendam. Dan Sun Mi tidak mengerti.
“Apa lagi? Si Algojo membunuh untuk membalas korban lain. Dia membunuh orang yang menurutnya layak mati. Itu ia anggap sebagai panggilan hidupnya,” jelas Dong Baek, emosi.
“Jadi, ajal orang renta kita belum cukup?”
“Tidak ada cara lain untuk menerangkan permainannya. Dia mencurahkan murkanya 20 tahun lalu pada kita. Murka yang beliau rasakan dari ketiga orang tua kita,” terang Dong Baek.
Sun Mi terkejut mendengar kata ‘tiga orang’. Dan Dong Baek pun menjelaskan bahwa orang yang ketiga yakni Ibu Hyeon Su. Mendengar itu, Sun Mi menebak, apakah mungkin Jae Gyu membalas dendam untuk membenarkan pembunuhan nya, alasannya si Algojo merasakan sukacita saat membunuh, maka ia menutupi nya dengan nama keadilan.
“Itu yang kamu ketahui? Bahwa ia sungguh tidak punya alasan khusus?” tanya Dong Baek.
“Bagaimana kalau target ketiga bukan anak kecil itu?” balas Sun Mi, bertanya.
“Lalu siapa lagi?”
“Itu… aku.”
Mendengar jawaban itu, Dong Baek membisu dan menatap Sun Mi.
Para polisi bersiap di kawasan. Mereka menjaga dan mengawasi jalan keluar belakang layar milik Jae Gyu. Namun sama sekali belum ada pergerakan.
Para polisi yang menyamar berkeliling di sekitar jalan keluar diam-diam Jae Gyu.
Diruangan media. Shin Woong memantau proses kerja semuanya. Young Soo menjelaskan kepada Shin Woong bahwa mereka sudah memasang GPS di daerah Jae Gyu. Tapi mereka hanya pasang di motor dan kendaraan beroda empat Jae Gyu saja, alasannya mereka takut tertangkap tangan.
Lampu di jalan belakang layar milik Jae Gyu menyala semuanya. Dan seseorang berjalan keluar.
Sun Mi merasa kalau ada kemungkinan dirinya akan menjadi korban selanjutnya, alasannya beliau juga ada bersentuhan dengan Dong Baek. Tapi ia menyakinkan Dong Baek untuk jangan khawatir, sebab ini hanya tebakan nya saja. Dan dia juga merasa bila Jae Gyu mungkin saja memiliki komplotan.
Shin Woong pergi dari ruangan media. Sebab ada yang ingin bertemu dengannya.
Didepan rumah Jae Gyu. Didalam mobil. Lim sedang tertidur nyenyak. Dan disebelahnya, Woon Jang memperhatikan rumah Jae Gyu dengan serius. Tapi datang- tiba dari belakang Jae Gyu tiba dan memukul kepala Woon Jang, sehingga ia langsung tidak sadarkan diri. Dengan kaget, Lim pribadi terbangun, tapi sebelum ia bisa melakukan apapun, dia di seret keluar oleh Jae Gyu dan di tendang hingga terjatuh.
Jae Gyu kemudian membuang Woon Jang keluar dari dalam kendaraan beroda empat. Dan beliau pergi membawa mobil tersebut.
Sun Mi merasa penasaran, menurutnya Jae Gyu adalah orang yang sangat cermat, tapi kenapa Jae Gyu meninggalkan jejak untuk pompa air. Sun Mi memberitahu Dong Baek bahwa beliau telah menilik jalan diam-diam tersebut, ia tahu karena Bong Kook ada meretas administrasi Tiongkok.
“Inspektur Han yang andal dan mulia meretas?” tanya Dong Baek, tidak menyangka.
“Bukan untuk perkara itu. Aku menyelamatkan seorang anak,” balas Sun Mi. “Orang yang memimpin perusahaan hantu itu datang empat tahun kemudian.”
Sun Mi menunjuk kan foto orang yang di sebutkannya, itu yakni Yoon In Tae, suami Shim Sang Ha, Ayah Hyeon Su.
“Ayah anak itu memanfaatkan anaknya…” gumam Dong Baek, berpikir. “Dia bukan ayah kandungnya,” katanya merasa yakin.
“Dia menikahi Shim Sang Ha, seorang ibu tunggal,” balas Sun Mi, membenarkan. “Dia tidak naik pesawat itu. Dia mungkin di akrab Jin Jae Gyu, menerima perintahnya.”
“Yoon In Tae melakukan pembunuhan?”
“Dia bukan pria biasa. Kami menemukan jejaknya di dunia bawah tanah.”
Dong Baek merasa heran, benarkah Jae Gyu mengincar seorang ‘anak’, alasannya sesuatu dari 20 tahun kemudian. Dan Sun Mi membalas bahwa kemungkinan itu tidak bisa diabaikan.
“Lalu? Ke mana tujuan kita?” tanya Dong Baek.
“Persembunyian mereka. Persembunyian Jin Jae Gyu dan Yoon In Tae.”
Dirumah. Sang Ha merasa sangat khawatir, alasannya Hyeon Su belum ditemukan. Lalu tiba- datang terdengar nada dering hp milik In Tae dari dalam kamar dan dia merasa heran, karena dia yakin jika In Tae ada membawa hp nya dikala pergi. Mengetahui itu, polisi wanita yang menemani Sang Ha, dia membantu Sang Ha untuk menjawab telpon tersebut.
Itu yaitu telpon dari nomor eksklusif. Dan si Polisi Wanita menjawab telpon tersebut serta menyalakan mode loudspeaker supaya Sang Ha bisa mendengar juga. “Dengar baik-baik,” kata In Tae dengan nada panik.
“Apa yang terjadi?” tanya Sang Ha, tidak mengerti. “Sayang, Hyeon Su menghilang …”
“Dengarkan saja. Keluarlah dari pintu belakang,” perintah In Tae.
“Apa??”
“Keluar dari sana kini!” bentak In Tae.
Si Polisi Wanita memperkenalkan dirinya kepada In Tae dengan maksud untuk menenangkan In Tae. Tapi dikala dia gres saja berbicara, datang- datang terdengar suara keras di luar kamar. Dan diapun pergi keluar untuk memeriksa nya.
Dengan cemas, Sang Ha ikut keluar dari kamar dan mengintip. Dan ia merasa sangat terkejut, ketika melihat Jae Gyu yang sedang mencekik si Polisi Wanita.
Sesampainya di depan gedung yang menuju ke jalan belakang layar. Sun Mi menjelaskan bahwa In Tae memiliki puluhan properti dengan nama palsu dan semuanya berlokasi di tempat yang mencurigakan. Dan Dong Baek menanyakan, apakah Sun Mi mempunyai surat perintah. Dan Sun Mi menjawab tidak.
“Yang benar saja,” keluh Dong Baek, terkejut.
“Lakukan sesuai caramu,” perintah Sun Mi.
“Kamu ingin aku disalahkan?”
“Mereka akan melunak padamu sebab demi menyelamatkan anak,” jelas Sun Mi dengan santai. Dan Dong Baek tidak mampu berkata- kata.
Detektif A yang telah bertemu dengan Lim, beliau melapor kepada Young Soo yang berada dikantor pusat. “Dia memanjat tembok. Terowongan rahasianya yakni tipuan.”
Selesai mendengarkan laporan dari Detektif A. Young Soo mendapatkan kabar dari pihak si Polisi Wanita yang memberitahu kalau rumah Sang Ha di serang dan Sang Ha diculik.
“Pak, ponselku,” kata Woon Jang kepada Detektif A.
“Ponsel apa?” tanya Detektif A, tidak sabaran.
“Ada di dalam mobil…” terperinci Woon Jang.
Semua tim mulai menyelidiki lokasi ponsel Woon Jang yang berada di dalam mobil.
Sun Mi dan Dong Baek masuk ke dalam gedung. Mereka menilik dengan seksama, tapi anehnya mobil dan motor Jae Gyu masih berada di dalam garasi.
Seul Bi berhasil melacak lokasi ponsel Woon Jang. “Mengebut menuju Incheon,” terperinci nya.
“Dia lari. Halangi jalan ke bandara dan pelabuhan,” perintah Young Soo.
Dong Baek dan Sun Mi mencari- cari Hyeon Su di dalam gedung. Tapi sialnya, Hyeon Su tidak ada disana. Sun Mi lalu menemukan peralatan yang sama seperti yang di pakaikan kepada para korban, seperti lukisan, rantai, tali, dan alat lainnya. Makara Sun Mi menebak, apakah mungkin ada ruangan lain lagi.
Tepat disaat Dong Baek dan Sun Mi sedang berdiskusi. Tiba- tiba kendaraan beroda empat Jae Gyu menyala dan kabur dari garasi. Dengan segera, Dong Baek pun pribadi berlari mengejar nya dan berpegangan di belakang kendaraan beroda empat. Sun Mi ingin menembak, tapi alasannya terhalang oleh Dong Baek, maka dia ragu untuk melaksanakan nya.
Jae Gyu menyetir mobil dengan liar untuk menyingkirkan Dong Baek. Dan caranya berhasil, Dong Baek terhempas dari mobil dan terjatuh.
Para Detektif berhasil memojokkan mobil Woon Jang di jalan.
Dong Baek dan Sun Mi mengikuti Jae Gyu memakai motor.
Para Detektif mengelilingin mobil Woon Jang. Dan saat pintu kendaraan beroda empat dibuka, ternyata yang berada didalam mobil tersebut ialah Sang Ha serta Hyeon Su. Melihat itu, semuanya terkejut.
Jae Gyu melepaskan penutup kepala nya dan berjalan mendekati Dong Baek serta Sun Mi. “Kalian menemukanku,” pujinya.
“Ini dunia yang cerdas,” balas Dong Baek sambil menunjukkan jam tangannya yang sengaja dia pasang di belakang mobil.
“Berbalik dan berlututlah,” perintah Sun Mi. Dan Jae Gyu melakukannya dengan patuh.
Sun Mi mengingatkan Dong Baek untuk jangan hingga menyentuh Jae Gyu, saat memasang kan borgol di tangannya.
“Butuh lima menit untuk dukungan tiba di sini. Tapi hanya butuh tiga menit bagiku untuk menangani kalian dan naik kapal,” gumam Jae Gyu. Kemudian dia berbalik dan langsung menyerang Dong Baek sambil mengulurkan pistolnya untuk menembak.
Dong Baek terkejut, tapi untungnya dia eksklusif bertindak cepat dengan menendang tangan Jae Gyu yang memegang pistol. Sialnya, Jae Gyu berhasil menembak, dan Sun Mi yang berada dibelakang Dong Baek yang terkena tembakan. Dia tertembak di tangan.
“Satu menit 50 detik,” gumam Jae Gyu.
“Ya, sudah cukup. Lagi pula, kamu akan membusuk di penjara,” balas Dong Baek, kesal.
Jae Gyu dan Dong Baek mulai bertarung.
“Aku kabur sehabis melihat Jin Jae Gyu di rumahku. Aku menuruti perintah suamiku. Dan aku menemukan putraku di kendaraan beroda empat. Dia bilang satu-satunya cara untuk tetap kondusif yaitu naik kapal dan pergi,” kata Sang Ha, menjelaskan kepada para Detektif. Namun ia sedikit berbohong.
“Bu, di mana suamimu?” tanya Detektif A.
“Aku oke menemuinya di Terminal Penumpang.”
Sun Mi kesulitan untuk memegang pistolnya, sebab tangannya yang terkena tembakan. Namun beliau tidak menyerah dan tetap berusaha. Dia menggunakan tangan nya yang lain dan mengarah kan pistol nya kepada Jae Gyu.
Jae Gyu menyadari hal tersebut. Makara beliau sengaja menggunakan Dong Baek sebagai tameng nya sambil terus memukuli Dong Baek.
“Satu menit 30 detik,” gumam Jae Gyu. Lalu beliau mengeluarkan pisau yang di sembunyikannya dan menyerang Dong Baek.
Melihat itu, Sun Mi merasa terkejut. Dan langsung menembak Jae Gyu. Tapi sialnya dia sedikit terlambat, karena Dong Baek berhasil terkena bacokan dari pisau tersebut di dada nya.
“Bangun. Aku akan memanggil ambulans,” teriak Sun Mi.
Dong Baek mengeram kesakitan. Dia menarik pisau tersebut dari dada nya dengan susah payah. Kemudian ia mendekati Jae Gyu dan memukuli nya sambil terus mengeram kesakitan.
Jae Gyu kalah, tapi ia masih saja tetap tertawa. Dan melihat itu, Sun Mi memberitahu jika Jae Gyu telah gagal, karena Ibu dan Anak telah aman. Mendengar itu, Jae Gyu tampak terkejut dan berhenti tertawa eksklusif.
“Kami menemukannya sebelum mereka ke luar negeri,” jelas Sun Mi.
“Apa? Apa katamu?” tanya Jae Gyu dengan perilaku asing.
“Kamu kesal?” balas Sun Mi.
Dong Baek merasa ada sesuatu yang abnormal. Dia menyentuh tubuh Jae Gyu untuk melihat.
Jae Gyu menawarkan Hyeon Su kepada In Tae. “Hanya kamu yang mampu melindungi Sang Ha dan Hyeon Su. Jangan pernah lupakan itu,” katanya.
“Pria ini tidak punya kekuatan supernatural,” kata Dong Baek dengan raut terkejut. “Dia berusaha melindungi mereka. Dia berusaha melindungi keluarganya dari pembunuh bantu-membantu. Dia berusaha melindungi mereka dari si Penghapus.”
“Penghapus?” gumam Sun Mi, tidak menyangka.
Seseorang datang. Dia memegang palu di tangannya. Melihat itu, In Tae gemetar ketakutan.