Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 01 - 1


ATTENTION : 
Menurut aku langsung, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Kaprikornus, bila ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 01 - 1
Images by : Channel 7


Di sebuah klub, seorang perempuan bagus menari dengan begitu bersemangat. Puas menari, wanita itu, Lisa, naik ke atas panggung. Dengan menggunakan bahasa Inggris, dia mulai mengumumkan bila hari ini, ia baru saja lulus dan mendapatkan gelas Master. Dan karena itu, untuk merayakan hari besar ini, ia yang akan membayar semua minuman yang ada!! Tentu saja, semua orang yang ada di sana, bersorak riang untuknya.

Tiba karenanya, Lisa harus membayar semua tagihan minuman. Dia menawarkan kartu kreditnya, tapi tidak bisa di gunakan. Dia masih tetap damai dan memperlihatkan kartu lainnya. Tetap tidak bisa. Lisa mulai panik karena semua kartunya tidak bisa di gunakan. Dia menetapkan untuk membayar cash. Tapi, uangnya tidak cukup. Tagihan yang harus di bayar sebesar 2500 pounds. Lisa kaget tidak menyangka harus membayar sebanyak itu. Dia mencoba meminta izin untuk pergi ke ATM menarik uang. Dan tentu saja tidak di izinkan oleh kasir.

Lisa membujuk. Dia menunjuk ke arah sobat-temannya yang sedang asyik minum dan melambai para mereka. Itu sobat-temannya, jadi tidak perlu khawatir beliau akan kabur. Akhirnya, kasir mengizinkannya ke ATM menarik uang. Lisa berjanji akan kembali dalam 2 menit.

Pas udah keluar klub, Lisa mulai ngedumel karna semua kartu kreditnya di blokir. Pas pula, beliau mendapat telepon dari ayahnya. Telepon yang menciptakan matanya membelalak besar.
--
Di Thailand,
Di suatu perternakan yang besar…
Semua keluarga Praituksa sedang berkumpul untuk mendengarkan surat wasiat dari kepala keluarga, Suthep Praituksa.
Isi dari surat wasiat itu ialah mengenai pembagian harta untuk setiap anggota keluarga. Surat itu di bacakan oleh pengacara terpercaya almarhum tn. Suthep.
Pertama, Tuptim Praituksa, istri dari Suthep Praituksa, akan mendapatkan uang tunai 500juta baht dan semua emas yang di milikinya.

Kedua, Orn Praituksa (putri tertua) dan Ratda Praituksa (putri termuda) akan menerima masing-masing 300juta baht.
Ketiga, Don Praituksa (cucu lelaki – anak dari Orn) akan mendapatkan Perternakkan Praituksa termasuk 500 hektar tanah pertanian. Dan juga, uang tunai 300juta baht.

Keempat, Pitarn (anak tertua Ratda), Pat (anak termuda Ratda), dan Rin Praituksa (anak wanita Orn) akan menerima masing-masing 100juta baht.

Ratda dan Pitarn (panggilan : Pit) tidak menerima wasiat tersebut. Mereka merasa tidak adil. Ratda protes mengenai anaknya hanya mendapatkan masing-masing 100juta baht?! Bukankah itu terlalu kecil. Kedua anaknya juga yaitu cucu kandung dari Suthep Praituksa. Pit bahkan menuduh bila surat wasiat itu niscaya sudah di manipulasi oleh seseorang. Pasti ada yang memaksa kakeknya menulis surat itu. Pit menyindir mirip itu sambil melirik tajam ke Don. Don tidak terima di tuduh.

Orn, ibu Don, langsung membela putranya. Keputusan yang di buat oleh ayahnya (tn. Suthep) pasti karena ayahnya tahu cucu seperti apa Pit itu! Makara, ayahnya mempercayakan perternakan kepada anaknya, Don, yang pantas. Hal mirip itu saja tidak bisa Pit pahami? Ah, lupa, Pit kan nggak bisa berpikir karena selama ini yang Pit lakukan hanyalah mengikuti apa yang Ratda katakan.

Ratda tidak terima putranya di hina alasannya adalah Pit juga berakal dan berbakat seperti Don, bahkan lebih. Orn menghina mereka jikalau begitu hebatnya Pit, kenapa ayah mempercayakan harta pada Don dan bukannya pada Pit. Semua orang di sini juga tahu orang macam apa Pit. Jika perternakan di berikan pada Pit, pasti akan hancur!

Pit tersinggung di hina mirip itu oleh bibinya. Dia mendekat dan bicara dengan nada keras. Don pribadi melindungi ibunya. Ratda tidak terima Don menyentuh putranya. Mereka mulai adu besar. Ny. Tuptim (ibu Orn dan Ratda, nenek Don, Pit, Pat, dan Rin) pribadi melerai mereka semua. Dia juga menjamin bahwa surat wasiat itu valid dan tidak di tulis dengan paksaan oleh siapapun. Pengacara keluarga Praituksa membenarkan bahwa tn. Suthep menulis wasiat itu dalam keadaan sadar dan sesuai dengan prosedur yang ada. Dia mampu menjamin bahwa tn. Suthep menulisnya dalam keadaan sehat mental.


Walau begitu, Ratda tetap tidak baiklah. Orn tidak peduli karena itu yaitu wasiat dan harus di jalankan sesuai yang tertulis, entah Ratda setuju ataupun tidak. Dan sangat marah dan memaki almarhum ayahnya yang tidak pernah menyanyangi anak secara adil, dan bahkan tidak pernah menganggap anaknya (Pit dan Pat). Apa mereka semua lupa bila Pit dan Pat juga memiliki darah Praituksa!
Orn murka karena Ratda bicara begitu bergairah mengenai ayah mereka yang sudah meninggal. Dia menyebut Ratda yang sudah hilang logika sehat. Ratda malah menyinggung suami Orn yang meninggal karena mempunyai istri seperti Orn yang ‘terlalu baik.’ Orn tidak gentar dan membalas balik bila suaminya jauh lebih baik daripada suami Ratda yang kabur sebab tidak tahan dengan omelan Ratda.
Ratda murka dan menampar Orn. Orn membalas tamparannya. Kedua ibu itu mulai tabrak dan saling menjambak rambut. Kedua putra mereka sampai harus melerai.
“Berhenti bertengkar sekarang juga!!! Jika kalian tidak berhenti, aku akan menyuruh pengacara untuk menyumbangkan semua bab harta kalian ke tubuh amal!” teriak Ny. Tuptim.
Ucapan itu sukses membuat Orn dan Ratda berhenti bertengkar. Mereka bahkan menurut saat di suruh duduk kembali di tempat masing-masing. Dan alasannya adalah wasiat sudah di bacakan, dia meminta pengacara untuk pulang.
“Masih belum final. tn. Suthep mempunyai usul lain. Dan itu sangat penting,” ujar Pengacara.
--
Keluarga Orn pulang ke kediaman mereka. Orn sangat emosi dan tidak habis pikir dengan ayahnya yang menciptakan syarat yang begitu abnormal di wasiatnya.
Flashback
Pengacara memberitahu jikalau Don Praituksa hanya mampu menerima semua harta bagiannya dengan syarat : Dalam satu tahun, Don harus memiliki seorang penerus. Atau bila tidak, semua harta yang di berikan kepada Don akan jatuh ke tangan Pitarn Praituksa.
Ratda dan Pit tersenyum puas mendengar syarat tersebut. Ratda bahkan berujar bila dia sekarang percaya jika ayahnya menulis wasiat itu dalam keadaan sadar.
End

Don tidak mampu menerima syarat itu. Tidak mungkin baginya mencari istri dan menerima anak hanya dalam waktu kurun 1 tahun. Orn sama stressnya mirip Don dan harus mencari cara untuk mewujudkannya. Don pribadi protes jikalau ibunya bicara mirip beliau hanya ingin mengadopsi anjing saja. Ini bukan problem gampang. Tidak gampang mencari perempuan yang di sukainya untuk menjadi istrinya.
Orn meralat, kalau itu bukannya sulit, hanya saja Don tidak membuka hati untuk orang lain. Sudah bertahun-tahun semenjak peristiwa itu, mau sampai kapan Don mirip ini?
“Ibu kira mudah melupakannya?” murka Don.
--
Suasana hati berbeda di rasakan keluarga Ratda. Dia sangat puas saat mendengar syarat tadi. Pit juga menjadi tenang karena yakin bila perternakan akan menjadi miliknya. Alasannya? Karena mereka tahu Don tidak akan pernah menyayangi orang lain di kehidupan ini. Jadi, ia hanya harus bersantai menunggu 1 tahun berlalu dan sesudah 1 tahun, ia akan menendang Don keluar dari perternakan. Ratda sangat setuju dengannya.
Sementara Pat, beliau hanya geleng-geleng kepala melihat ibu dan abangnya yang begitu mengincar harta kakeknya.
--
Orn meminta maaf atas ucapannya alasannya adalah ia tahu hal itu tidak mudah di lupakan oleh Don. Itu bukanlah kesalahan Don. Dan ia tidak ingin, hal itu menahan Don untuk mampu melangkah maju. Don menegaskan kalau dia tidak ingin menikah.
“Ibu tidak ingin perternakan jatuh ke tangan Pit! Karena ibu tahu kalau Pit tidak bisa menangani perternakan,” tegas Orn. “Don, kamu tahu kakekmu sangat menyayangi perternakan ini. Itulah kenapa dia memberikannya padamu. Karena beliau yakin kalau kamu bisa melakukannya.”
Rin yang dari tadi hanya mendengarkan, kesannya angkat suara. Dia oke dengan ibunya jikalau Don harus melakukan ini demi almarhum kakek mereka.
“Okay,” setuju Don. “Kalian berdua tidak perlu khawatir. Aku menyukai perternakan ini sama mirip kakek. Aku tidak akan membiarkan Pit mendapatkannya. Tapi, mari pikirkan, aku akan mencari kesempatan untuk bicara dengan Pit. Hal ini jauh lebih baik daripada mencari istri. Setuju?!” lanjut Don dan langsung pergi.
Orn tidak setuju dan menyuruh Don untuk tidak pergi karna mereka belum akhir bicara. Tapi… yah, mana mau di dengarkan.
--
Lisa akibatnya pulang ke Thailand. Ayah dan ibu menyambutnya dengan hangat. Lisa khawatir melihat keadaan orang tuanya dan ingin tahu apa yang terjadi?

Ayah dan ibu risikonya memberitahu jika mereka sudah gulung tikar. Ayah di tipu dan sebab itu, rumah dan pabrik mereka di sita bank. Bukan hanya itu, keluarga mereka juga terjerat hutang. Lisa ingin tahu siapa pelakunya? Tapi Ibu menjawab kalau Lisa tidak akan tahu walaupun mereka memberitahu. Pelakunya yaitu seorang pebisnis yang memiliki reputasi jika di lihat dari luar, tapi mereka tidak pernah tahu bagaimana pikiran orang sesungguhnya.

Lisa menyuruh ayahnya untuk tidak bersedih alasannya adalah semua bukan salah ayahnya. Dan orang yang harusnya merasa aib adalah penipu tersebut. Ibu ternyata daritadi takut jikalau Lisa akan murka pada mereka alasannya sudah melarat. Tapi Lisa tidak murka sebab beliau tahu bagaimana usaha kedua orangtuanya dan ini bukan salah mereka. Dia tahu walau selelah apapun pekerjaan yang mereka lakukan, mereka tidak pernah komplain sekalipun di depannya. Di lihat dari sisi positifnya, kedua orang tuanya sekarang bisa istirahat dan beliau yang akan bekerja mencari uang untuk membayar hutang.
--

Malam hari,
Don di bawa Rin ke klub malam untuk bertemu temannya. Dia sebetulnya tidak mau ikut, tapi Rin memaksa. Pas udah datang, Don jadi curiga jika Rin bekerja sama dengan ibu untuk menjodohinya. Rin membantah keras hal itu alasannya ia tahu kalau Don tidak suka perempuan.
“Kau ajaib?! Aku bukannya nggak suka perempuan ya (maksudnya, beliau masih suka wanita). Bicara yang terang!” protes Don.
“Aku hanya bercanda. Kenapa begitu serius sih.”

Akhirnya, Rin memperkenalkan Don kepada kedua temannya. Kedua sobat Rin langsung memuji Don yang tampan sesuai yang Rin katakan. Mereka juga kepo apakah Don sudah punya pacar? Don eksklusif bilang tidak punya dan tidak akan punya. Dia sudah bahagia bisa bersama dengan sapi.
Rin yang malu dengan perkataan Don. Don sudah mau pribadi pergi. Tapi Rin menahan dan meminta Don untuk minum sebentar bersama mereka. Dengan berat hati, Don menurut.
--
Don pergi ke kamar mandi. Tapi, saat dia lagi melakukan urusannya, malah seseorang berambut panjang dan berpakain perempuan masuk. Don panik, menerka orang itu yaitu katoey (transgender). Dia segera menyudahi urusannya dan bergegas keluar.

Tapi, ketika lagi cuci tangan, orang itu malah mendekat padanya dan memegang tangannya. Don makin panik dan menegaskan jikalau dia tidak suka sesama jenis. Tapi, orang itu terus menarik tangan Don dan bahkan meletakan kepalanya ke dada Don. Don segera menyingkirkannya dan ketika itulah beliau melihat terperinci wajah orang itu. Itu Lisa.
“Kau perempuan,” gumam Don.

Eh, Lisa datang-datang saja mual dan mau muntah. Don panik dan pribadi menyuruh Lisa untuk jangan muntah dan mengarahkannya ke wastafel. Lisa malah menelan balik muntahannya, membuat Don jadi jijik. Dia bertanya memastikan bila Lisa tidak akan muntah lagi kan? Lisa menganggukan kepala.
Baru juga lega, Lisa malah eksklusif muntah ke baju Don. Don sampai kehilangan lisan.

Lisa di baringkan di depan pintu kamar mandi sementara Don mencuci jas-nya yang terkena muntahan Lisa. Sambil mencuci, ia ngedumel karena Lisa bilang tidak mau muntah, tapi malah muntah. Hari yang sangat sial.
Dua orang pria masuk dan melihat Lisa yang berbaring tidak sadarkan diri. Mereka eksklusif berseru senang. Untung ada Don yang mengusir mereka. Don tidak tega meninggalkan Lisa yang tidak sadarkan diri, jadi beliau menggendong Lisa dan membawanya ke hotel.
--

Esok hari,
Lisa akibatnya berdiri juga. Kepalanya terasa sakit. Dan setelah beberapa ketika, ia teringat sesuatu. Seorang laki-laki membawanya ke hotel. Pria itu membuka baju dan bertelanjang dada. Kemudian, baju-baju Lisa hingga dalamannya ada di lantai.
“BRENG**KKKKK” teriak Lisa.
--

Sementara itu, Don sedang ada di padang luas, menaiki kuda putih. Dia sedang menggembalakan sapi-sapinya.
Lisa mengendarai kendaraan beroda empat dengan penuh emosi. Dia dalam perjalanan menuju kediaman Don.
Para pekerja pertenakan, Ko dan Paula juga sedang mengebut menuju kawasan Don. Ko memerintahkan Paula untuk menelpon Don segera. Entah apa yang Paula katakan, karena Don pribadi bergegas menaiki motornya.
Lisa tiba di lingkungan perternakan. Dan datang-tiba, Don muncul di depannya dengan motor. Mobil Ko dan Paula ada sempurna di belakang kendaraan beroda empat Lisa. Lisa keluar dengan penuh amarah dan pribadi menunjuk ke arah Don! Don kaget melihat Lisa. Belum juga beliau bicara, Lisa sudah pribadi menampar wajahnya.
“Kenapa Khun menamparku?!”
“Orang sepertimu harusnya mendapatkan lebih!” marah Lisa dan pribadi memiting tangan Don.

Don berteriak kesakitan sambil menyebut Lisa yang pasti sudah ajaib. Lisa terus berteriak marah jikalau Don pantas menerimanya. Dia menyebut Don egois, menjijikan dan mesum! Don benar-benar gundah alasannya adalah Lisa mendadak muncul dan memukuli serta memakinya. Apa yang sudah di lakukannya hah?
“Kau… kamu…. Kau…”
“Aku ngapain?” tanya Don tidak sabar karna Lisa nggak kunjung ngomong. Hahahhaha.
“Kau memper**** ku!” teriak Lisa.

Ko dan Paula shock. Mereka langsung menanyakan kebenaran pada Don. Don kaget juga dan menegaskan bila beliau tidak melakukannya dan ada salah paham. Don menyuruh Lisa untuk mendengarkan penjelasannya dulu. Lisa tidak mau karna buktinya sudah jelas! Dia bangun dan ada di kamar hotel. Don bilang itu tidak mirip yang Lisa katakan.
Lisa terus saja marah dan mulai menendang dan memukuli Don. Don pribadi teriak nyuruh Ko dan Paula jangan Cuma bangkit dan bantu beliau menahan tangan Lisa. Ko dan Paula eksklusif megang tangan Lisa.
“Lepaskan! Lepaskan saya! Lepas sekarang! atau aku akan membunuhmu jika aku bebas!” teriak Lisa.
Ko dan Paula pribadi melepas pegangan mereka! Hahahha! Asli kocak! Don lari ke padang dan Lisa mengejarnya. Don menyuruh Lisa untuk mendengarkan dulu, tapi Lisa tidak mau sama sekali. Dia tidak melaksanakan apapun. Dengarkan dulu. Kalau tidak dengar, mana mampu mengerti.
“Tidak mau! Aku tidak mau mendengarkan apapun! arrggg,” Lisa langsung lari menyerang Don kayak banteng.
Don hingga takut. Lisa berhasil menangkap Don dan memiting leher Don.
“Khun…. Jangan salahkan saya karena menyakiti perempuan,” peringati Don dengan nafas tersengal.

Dan braaak! Don melakukan bantingan punggung pada Lisa. Baru dengan begitu Lisa melepaskan pitingan dari lehernya. Don kira Lisa sudah damai dan mau mendengarkannya. Dia menyodorkan tangan untuk membantu Lisa berdiri.
Eh, Lisa malah memiting tangannya lagi dan mendorongnya sampai terjatuh. Lisa menyebut Don sebagai laki-laki yang tidak punya rasa hormat. Dengan mengenakan sepatu hak, Lisa mau menginjak Don. Don menghindar. Lisa kehilangan keseimbang dan jatuh. Don eksklusif menahan tangan Lisa. (lucu kali lho mereka).

Don berteriak kesal menyuruh Lisa berhenti teriak-teriak. Tenang dan dengarkan ia. Lisa akhirnya mau membisu juga.

Flashback
Don membawa Lisa ke hotel. Dia tidak melakukan apapun. Saat beliau mau pergi, Lisa yang mabuk malah menahan tangannya untuk pergi dan mengajaknya minum bersama. Lisa masih belum sadar dan mengira Don yaitu pelayan dan meminta di bawakan minum.

Don kesudahannya menawarkan sebotol air putih. Lisa meminum air itu dan protes karena bukan liquor. Don menjelaskan jikalau ini bukan klub, jadi tidak ada pelayan dan liquor. Ini kamar hotel. Lisa yang mabuk malah menyebutnya sekolah.
Bukan hanya itu, Lisa meminum air, tapi tidak menelannya melainkan menyemprotkannya ke arah Don. Bukan hanya sekali, tapi berulan kali. Don kesal. Pasti kesal. Dia heran melihat Lisa yang begitu usil. Lisa malah bilang itu hukuman sebab Don nggak minum.
Don terpaksa melepas kemeja-nya alasannya adalah berair. Itulah yang di ingat Lisa, Don yang bertelanjang dada. Lisa beneran mabuk, malah memegang badan Don dan menyebutnya keras. Setelah itu, Lisa menarik Don hingga membuat Don terjatuh ke atasnya. Udah itu, Lisa pingsan.
Don membenarkan tidur Lisa. Kemudian beliau memanggil CS untuk membersihkan kamar dan meminta CS (perempuan) untuk menjaga Lisa dan mencucikan bajunya. Dia membayar CS itu untuk bantuannya.
End

Dan sehabis mendengarkan klarifikasi Don, Lisa jadinya paham sudah salah paham. Don dengan kesal nanya jika Lisa udah ingat semuanya sekarang kan? Lisa tidak berani jawab.
--
Ko dan Paula pergi ke kediaman Orn untuk melapor jikalau seorang perempuan datang mencari Don dan tidak berhenti memukulinya. Wanita itu bilang jika Don memper**** nya. Orn dan Rin kaget. Mereka segera bergegas ke sana.
--
Lisa mengakui kalau ia sudah salah paham. Dan alasannya itu, sudah tidak ada masalah. Dia pamit pergi.
“Tunggu!” hentikan Don. “Kau pikir kau mampu tiba memukuliku dan pergi dengan mudahnya?”
“Itu… kamu kan udah membalasku tadi. Apa lagi yang kau inginkan? Aku pergi. Bye!”
Don tidak membiarkannya. Dia melarang Lisa pergi dan jawab dulu pertanyaannya. Darimana Lisa tahu jika beliau ada di sini?

Flashback
Seseorang mengetuk kamar hotel untuk mengantarkan pakaian yang sudah di basuh. Lisa yang merasa marah, menelpon resepsionis dan meminta data orang yang membawanya ke hotel ini.
End
Dan karna dia sudah menjawab pertanyaan Don, Lisa mau pergi. Don tetap tidak ngasih. Apa nggak ada yang ingin Lisa katakan? Coba pikirkan baik-baik? Don bahkan ngasih clue dengan mulutnya “Khonkhun” (maaf).
Eh, Lisa malah muji perternakan Don yang besar.
“Aku nggak bilang itu! Bilang, maaf!” ujar Don.
“Oh, tidak problem! Aku tidak murka padamu,” balas Lisa.
“Aku bukannya minta maaf padamu. Maksudku, kau minta maaf padaku! Lihat luka-luka ini. kau hampir membunuhku. Aku memintamu minta maaf padaku,” terperinci Don, frustasi dengan Lisa yang nggak merasa bersalah.
Belum juga Lisa ngomong, Orn dan Rin sudah tiba bersama Ko dan Paula.
Eh, begitu saling bertemu, Orn dan Lisa langsung saling berteriak dan berpelukan bersahabat.


Flashback
Dulu, saat Orn jalan-jalan ke Inggris, ia kecopetan. Saat itu, yang menolongnya ialah Lisa yang kebetulan ada di dekat sana. Mereka jadi dekat saat tahu jika mereka berdua orang Thai. Orn sangat berterimakasih atas pemberian Lisa dan mengajaknya makan sebagai ucapan terimakasih. Saat itu, Lisa menolak sebab dia ada ujian.
End

Orn sangat senang bisa bertemu Lisa. Dia sudah berulang kali mencoba menghubungi nomor yang Lisa berikan, tapi tidak di angkat. Lisa menjelaskan jikalau waktu itu hp-nya rusak. Mereka bicara sangat dekat. Orn merasa kalau pertemuan mereka sekarang adalah takdir.
Eh, tunggu dulu. Lisa ada di sini bersama Don. Apa Lisa yaitu perempuan yang di laporkan Ko dan Paula?
“Bukann… putramu tidak melakukan apapun. Aku salah paham,” jelas Lisa.
Orn sangat senang mendengarnya. Dan karena mereka bertemu kini, ia mengajak Lisa makan siang bersama di rumahnya. Lisa dengan senang hati menerima. Don yang kesal setengah mati alasannya adalah sampai selesai, Lisa tidak meminta maaf padahal sudah memukulinya habis-habisan.


Subscribe to receive free email updates: