Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 12-1
Images by : TvN
Tahun 2013,
Yu Ri sangat suka makan tteokbokki pedas dan dikala ia mengajak Gang Hwa untuk ikut makan bersamanya, Gang Hwa akan menolak. Gang Hwa tidak mampu makan kuliner pedas. Dia bahkan tidak mau mencobanya karena takut akan diare. Yu Ri tertawa melihatnya dan bilang kalau sudah sering di makan, akan terbiasa. Dan juga, makan pedas bisa membantu meredakan stress.
Gang Hwa lebih suka makan sundae. Dia dan Yu Ri makan masakan masing-masing sambil menonton drama. --
Setelah menikah dengan Min Jeong. Min Jeong membeli ceker ayam pedas dan mengajak Gang Hwa untuk makan bersama. Arwah Yu Ri melihat ceker pedas itu eksklusif mengomel jika Min Jeong harusnya membeli kuliner lain sebab Gang Hwa tidak akan mampu memakan masakan pedas. Tapi, tidak di sangka, Gang Hwa mau mencoba memakan ceker ayam pedas itu. Gang Hwa bilang rasanya pedas tapi ia masih mampu menahannya. Rasanya enak dan bisa melepaskan stess juga.
Min Jeong mengajak Gang Hwa untuk menonton isu. Dia segera ke depan TV dan menyalakan channel isu. Gang Hwa langsung cepat-cepat memakan seporsi telur kukus untuk meredakan pedasnya. --
Dan di hari-hari selanjutnya, Gang Hwa lah yang pulang membeli ceker ayam pedas untuk Min Jeong. Min Jeong hingga berkomentar jika Gang Hwa kini ketagihan kuliner pedas. Min Jeong mencobanya, yummy dan pedas. Gang Hwa ikut makan dan menurutnya rasanya tidak terlalu pedas. Sepanjang hidupku, aku percaya bahwa di sekelilingku tidak akan ada yang berubah.
Dulu, Gang Hwa dan Yu Ri selalu pergi membeli tteokbokki di kedai ‘Tteokbokki bibi pedas.’ Dan bertahun-tahun kemudian, kedai itu tutup dan di ganti menjadi daerah permainan capit boneka. Rumah yang dulu di tinggali Gang Hwa dan Yu Ri kini juga sudah berganti pemilik. Tapi, setelah saya tiada dunia terus berjalan hari demi hari dan banyak hal terus berubah
Hari-hari ketika saya terlupakan
Gang Hwa sangat terkejut alasannya Seo Woo mengenal nama : Cha Yu Ri. Dia sampai bertanya berulang kali dan Seo Woo menjawab : Cha Yu Ri atau Bibi Cantik. Dan di ketika yang sempurna, Yu Ri membawa pulang Min Jeong yang mabuk. Melihat wajah Yu Ri di interkom, Seo Woo pribadi menunjuknya dan menyebutnya : Bibi bagus. Gang Hwa benar-benar terkejut. --
Min Jeong ada di kamar, tidur karna mabuk. Sementara Gang Hwa ada di taman apartemen dan berbicara dengan Yu Ri. Dia memberitahu mengenai Seo Woo yang mengenal nama ‘Cha Yu Ri.’ Yu Ri awalnya tidak percaya, tapi Gang Hwa menawarkan wajah serius. Gang Hwa juga menawarkan stiker yang Seo Woo tempel di foto keluarganya dan bilang jikalau stiker itu melambangkan, Cha Yu Ri. Yu Ri jadi teringat ketika dia masih arwah dan selalu berada di sekitar Seo Woo. Dan para arwah yang mencarinya selalu meneriakan namanya. Yu Ri sadar kalau dari dulu Seo Woo bisa melihat dan mendengarnya. Yu Ri menangis alasannya itu. Dia tidak menyangka kalau Seo Woo melihatnya dan sadar itulah sebabnya saat pertama kali bertemu, Seo Woo menggenggam tangannya. Yu Ri menangis terisak-isak dan membuat Gang Hwa sedikit galau. Gang Hwa hendak menyentuh bahu Yu Ri untuk menenangkannya, tapi dia mengurungkan niatnya. Setelah agak tenang, Yu Ri berbohong pada Gang Hwa kalau Seo Woo mungkin saja tahu namanya alasannya adalah mendengar Hyeon Jeong memanggilnya begitu. Dia meminta maaf dan merasa bersalah. Dia khawatir jika Seo Woo akan memanggil namanya di depan Min Jeong. “Kenapa kamu begini? Hentikan. Kau harus bertemu Seo-woo sebagai ibunya. Aku akan bilang Min-jeong,” putuskan Gang Hwa. “Jangan.”
“Kenapa?”
“Lalu mau sampai kapan kamu terus duka melihat Seo-woo dan membohongi Min-jeong? Apakah ini benar?” marah Gang Hwa.
“Maaf. Maafkan aku. Tapi... Tidak boleh. Jangan bilang.”
“Kenapa? Apa karena, Yu-ri? Kau... Kau mengorbankan segalanya demi Seo-woo. Benar? Kita sudah menyelamatkan Seo-woo. Kau ibunya Seo-woo! Kenapa harus sembunyi?” emosi Gang Hwa, teringat Yu Ri yang bahkan rela berkorban nyawa demi Seo Woo dan sekarang malah bersembunyi. “Tidak, saya tidak mampu,” tangis Yu Ri, terisak-isak. Gang Hwa jadi tidak tega melihatnya yang menangis begitu pilu. --
Yu Ri akhirnya pulang ke rumah. Tapi, sepanjang jalan pulang pun, dia masih terus menangis. Dia tidak mampu menangis dan menarik perhatian orang yang berjalan di sekitarnya. --
Gang Hwa juga sudah pulang ke rumah. Dia menyelimuti Seo Woo dan memandang wajah tidurnya. --
Geun Sang sendirian di kedai Misaeng dan malah ingin mengambil uang kasir 50.000 won. Tapi, belum juga di ambil, Hyeon Jeong sudah pulang dan menciptakan Geun Sang terkejut setengah mati. Dia pribadi tidak jadi mengambil uang. Dia membahas wajah Hyeon Jeong yang muram dan niscaya kalah melawan ibu-ibu itu. Hyeon Jeong menarik nafas panjang dan menghela-nya dengan keras. Membuat Geun Sang khawatir. Hyeon Jeong seperti itu karena beliau tidak tahu harus bagaimana. Dia ingin membantu Yu Ri mendapatkan posisinya kembali, tapi Min Jeong benar-benar menyayangi Gang Hwa. Hyeon Jeong gres sadar bila ada Geun Sang di depannya dan eksklusif memarahinya karena membuatnya terkejut. Geun Sang khawatir dan menyemangati Hyeon Jeong jikalau kalah dan menang ialah hal biasa. Hyeon Jeong eksklusif menegaskan bila ia tidak kalah. Geun Sang memujinya dan berkata akan mulai menyiapkan uang damai kini (takut di tuntut). --
Yu Ri masih di jalan. Dan dukun laki-laki itu sudah ada di hadapannya dan menyapanya. Dia menatap Yu Ri dengan tatapan seram, menciptakan Yu Ri takut dan menentukan mengabaikannya. Karena Yu Ri mengabaikannya, dukun laki-laki itu menggunakan tongkatnya dan tubuh Yu Ri eksklusif terangkat dan terbang ke tongkatnya. Yu Ri terperinci takut dan terkejut, siapa kamu? “Aku tiba menjemput anakmu,” jawab dukun itu. Midong muncul ketika itu dan menggunakan tongkat loncengnya, menarik Yu Ri ke arahnya. Midong juga berteriak murka pada dukun itu (namanya ternyata Guk Bong) alasannya sudah bersikap seperti ini. Yu Ri ketakutan dan bersembunyi di belakang Midong. Dia juga menanyakan siapa pria itu? Dan apa maksud perkataannya tadi? Menjemput anaknya? Seo Woo? “Aku menyuruhmu beristirahat, Bu Mi-dong.”
“Aku akan mengurus dilema mereka!” teriak Midong.
“Sampai kapan? Sampai semua dukun dan pengusir arwah berkumpul kemari?” “Apa yang dia bicarakan?” tanya Yu Ri.
“Bu Mi-dong. Sadarlah. Dia bukan temanmu. Dia sumber penghasilanmu,” tegas Guk Bong. “Sampai jumpa dengan anakmu juga, Cha Yu-ri.” Dan usai mengatakan itu, Guk Bong eksklusif pergi.
--
Yu Ri bicara dengan Midong di rumah Midong. Dia menuntut penjelasan, kenapa ia mau menjemput Seo Woo? Apa maksud perkataannya tadi? Midong kesulitan untuk menjawab. Tapi, karena Yu Ri terus mendesaknya, Midong balasannya mau menjelaskan. Itu, Seo Woo masih mampu melihat arwah walaupun sudah tidak ada arwah di sekelilingnya karna di usir Yu Ri. Dan masalahnya, bila Seo Woo bisa terus melihat arwah, Seo Woo harus hidup mirip dirinya atau seperti Guk Bong.
“Tidak! Tidak boleh terjadi! Itu... Apa karena masih ada sisa energi hantu penunggu? Dia akan berhenti melihat arwah. Selama sisa waktuku, saya akan menjaga agar tak ada arwah yang mendekat,” kesepakatan Yu Ri. “Kau masih tidak mau mencari tempatmu?”
“Ya. Tidak mau.”
“Kenapa? Orang lain niscaya berusaha mendapat tempatnya kembali. Kau diberi kesempatan untuk hidup,” marah Midong, melihat Yu Ri yang seperti ini. “Kau tahu apa yang paling disukai Seo-woo?”
“Apa?”
“Ibunya (Min Jeong). Apa kamu tahu kapan Seo-woo tersenyum sangat lebar? Saat berlari menghampiri ibunya,” cerita Yu Ri, menangis. Yu Ri mengingat ketika ia bermain dengan Seo Woo, Seo Woo bilang, orang yang paling di sukainya yakni Ibunya. Dan saat Min Jeong pulang, Seo Woo akan berlari ke arahnya sambil berteriak ‘ibu.’ “Seo-woo sangat menyukai ibunya. Seo-woo tidak bisa hidup tanpa ibunya. Aku tidak mampu merebut kawasan itu,” lanjut Yu Ri. “Aku memang sudah meninggal. Tidak ada penyesalan. Keserakahan hanya untuk orang yang tidak bisa merelakan. Orang yang sudah merelakan semua tak punya keserakahan dan penyesalan.”
Midong menangis mendengar perkataannya, “Baiklah. Aku mengerti. Seorang ibu rela berkorban demi anaknya. Aku tidak bisa menghalangimu. Kalau begitu sampai hari ke-49, kau harus terus menjaga anakmu. Pengusir arwah itu akan datang. Dia akan membuat anakmu seperti kami.” “Itu dihentikan hingga terjadi. Aku akan melindungi anakku,” tekad Yu Ri. “Itu... Benar juga. Kenapa aku bisa melekat di tongkat itu? Bukankah saya kini manusia?” “Itu... Kau bukan sepenuhnya manusia. Kau bukan arwah atau insan.” --
Setelah Yu Ri pergi, Midong mulai bertanya-tanya mengenai apa tujuan Dewa melaksanakan semua ini pada Yu Ri. --
Ibu memasak berbagai sarapan. Dan ketika sarapan, ayah dengan Yeon Ji menaruh berbagai sayur di nasi Yu Ri, membuat Yu Ri tertawa. Dia akan memakan semuanya. Ibu mengomeli mereka berdua yang berlebihan. Yeon Ji pribadi menyindir ibu yang sama saja dengan menawarkan sup daging melimpah pada Yu Ri. Ibu tersenyum aib mendengarnya.
Dan mereka mulai makan dengan senang.
--
Min Jeong melekat foto nya bersama Hyeon Jeong dan Yu Ri (Min Jeong tahunya nama Yu Ri yaitu Do Yeon) di pintu kulkas. Kemarin malam, ketika mereka sudah mabuk dan makin erat, pegawai kedai memperlihatkan untuk memfoto mereka dengan kamera polaroid. Dan mereka oke.
End
Dan itulah bagaimana Min Jeong memiliki foto itu. Dia tersenyum lebar melihat foto tersebut. --
Sementara itu, Gang Hwa di dalam ruang kerjanya, masih terus memandang foto keluarga yang di tempeli stiker itu. Dia tahu bila Yu Ri telah menyembunyikan sesuatu darinya. --
Saat mau berangkat kerja, Gang Hwa melihat foto yang ada di pintu kulkas itu. Min Jeong memberitahunya kalau mereka sudah sangat erat dan ia selalu tertawa saat bersama mereka. Gang Hwa pamit berangkat, dan Min Jeong langsung mengambilkan payung dan memberikannya pada Gang Hwa sebab ada kemungkinan akan hujan. Gang Hwa menolak dengan sopan alasannya adalah beliau sudah ada bawa payung lipat di dalam tas. Min Jeong kali ini lebih agresif dan memperlihatkan payung besar itu ke tangan Gang Hwa. “Tidak akan kebasahan jikalau payungnya lebih besar,” ujar Min Jeong. “Begitu. Kau benar.”
“Jangan lihat aku seperti itu. Aku berhenti terlalu perhatian.”
“Apa ini bukan perhatian?” “Bukan. Aku hanya melakukan yang aku mau. Kau juga jangan perhatian.”
“Aku memang tak perhatian sejak awal. Aku berangkat,” ujar Gang Hwa. Tapi, beliau lalu berbalik, “Min-jeong. Bagaimana jikalau... kita ganti bibi pengasuh?” Min Jeong terkejut mendapat pertanyaan itu.
--
Yu Ri sudah ada di depan apartemen dengan membawa senjata tongkat, abu lada dan bel. Dia ingin menjaga Seo Woo dan memastikan Guk Bong tidak akan mendekat. Saat Seo Woo keluar bersama Min Jeong, Yu Ri beralasan bila ia sedang jalan-jalan dan kebetulan lewat sini, jadi ngajak berangkat bersama. Yu Ri terus memuji Seo Woo yang cantik. Min Jeong berkomentar bila Yu Ri sepertinya tidak menyukai semua anak kecil dan hanya menyukai Seo Woo. Yu Ri beralasan kalau dia menyukai semua bawah umur, tapi Seo Woo yang paling cantik. Min Jeong juga memanggil Yu Ri dengan panggilan ‘eonni.’ Saat mereka jalan, seekor anjing lewat. Seo Woo takut dan langsung bersembunyi di balik badan Min Jeong. Min Jeong menenangkannya untuk tidak takut. “Anehnya semua anjing di lingkungan ini selalu menyalak saat melihat Seo-woo,” kisah Min Jeong.
Yu Ri langsung teringat ketika ia masih arwah, dia selalu berada di sekitar Seo Woo. Dan anjing bisa melihat arwah sehingga selalu menyalak padanya yang ada di sebelah Seo Woo. Tapi, itu menciptakan Min Jeong dan Seo Woo mengira anjing itu menyalak pada Seo Woo. “Belakangan sudah tidak lagi. Apa sebab Seo-woo sudah lebih besar?” gumam Min Jeong, lagi. --
Yeon Ji sedang bersantai dengan ayah di ruang tamu. Yeon Ji tiba-datang terpikir hal abstrak. Dia merasa bila anjing peliharaan mereka, Popo, adalah anjing jenius. Popo selalu menyalak pada orang selain keluarga mereka, bahkan pada kurir yang lewat. Tapi, Popo tidak pernah menyalak sekalipun pada Yu Ri, padahal mereka gres pertama kali bertemu. Itu artinya, Popo mengenal siapa keluarganya. Mereka tidak tahu saja, selama Yu Ri jadi arwah, Yu Ri selalu tiba ke sana dan bermain dengan Popo, makanya Popo jadi erat dengannya.
--
Ibu sedang membereskan kamar Yu Ri, dan dia melihat semua barang yang ada di lemari, sudah di bereskan Yu Ri. Termasuk barang-barang Seo Woo yang pernah di buat untuk Seo Woo yang akan lahir, dulu. Saat ibu keluar, ayah pribadi menghampirinya dan mengemukakan keinginannya yang ingin mempertemukan Yu Ri dengan Seo Woo. Ibu menyuruh tidak usah sebab Yu Ri sudah punya caranya sendiri untuk melihat Seo Woo. Yeon Ji ikut nimbrung. Karena Yu Ri sudah kembali, apa mereka boleh mengambil kembali Seo Woo? “Jaga omonganmu. Kau pikir dia barang? Kenapa harus diambil?” murka Ibu.
“Bukan begitu. Kalian juga merindukannya, bukan?”
“Lupakan saja. Karena keserakahan, apa kamu tega mengatakan, "Ini ibu kandungmu," kepada anak sekecil itu? Tidak akan ada habisnya jikalau kita mulai serakah.” --
Ha Jun dan Hyeon Jeong juga dalam perjalanan ke TK dan mereka berpas-pasan dengan Yu Ri dan Min Jeong. Akhirnya, mereka berangkat bersama ke TK. Ibu Mi So, Chi In dan Eun Bi yang melihat mereka bertiga, otomatis pribadi bersembunyi. Takut berpas-pasan. Ibu Chi In dan Ibu Eun Bi menyalahkan ibu Mi So yang menciptakan keadaan jadi seperti ini. --
Geun Sang ada di ruangan Gang Hwa. Mereka membahas mengenai sikap Yu Ri yang aneh, termasuk permintaannya untuk tetap diam selama 49 hari. Geun Sang juga membahas mengenai Hyeon Jeong yang tidak bercerita apapun, tapi sepertinya sudah aneh. Saat pulang kemarin, Hyeon Jeong lanjut minum sambil terus berujar : “Tentu harus hidup. Jika bisa, harus hidup. Astaga, tapi mereka saling menyayangi. Tidak jadi cerai.”
Geun Sang yang resah melihat sikpa istrinya.
Geun Sang mampu merasakan kalau Hyeon Jeong tahu sesuatu karna Hyeon Jeong tidak pernah membahas soal Yu Ri lagi, hanya menghela nafas. --
Hyeon Jeong lagi jalan sendirian di jalan, dan merasa ada orang yang mengikutinya. Hyeon Jeong terperinci ketakutan dan hendak menghajar mereka. Ternyata, yang mengikuti adalah Gang Hwa dan Geun Sang. --
Mereka bicara di kedai Misaeng. Gang Hwa memberitahu mengenai Seo Woo yang tahu nama Cha Yu Ri. “Nama? Kau aneh? Aku tak pernah menyebut nama Yu-ri di depan Seo-woo,” tegas Hyeon Jeong.
“Kau benar. Aku tahu kau tak begitu.”
“Ada apa?”
“Bukan begitu. Seo-woo tahu nama Yu-ri. Dia menyampaikan "Cha Yu-ri". Bukankah gila?” beritahu Geun Sang. “Aku yakin beliau menyembunyikan sesuatu. Semuanya terasa asing,” ujar Gang Hwa.
“Apa yang abnormal?” tanya Hyeon Jeong, gugup.
“Awalnya aku hanya menduga dia sudah mencari tahu pernikahanku dengan Minjeong. Tapi sehabis dipikirkan lagi, ia tidak terkejut saat melihatku pertama kali. Hanya seperti, orang yang tertangkap basah sedang bersembunyi. Entahlah. Semuanya terasa abnormal. Kau tahu sesuatu? Pasti kau tahu.” “Ya, benar. Aku mampu melihatnya. Ekspresinya ketika tahu sesuatu...,” yakin Geun Sang.
Dan tiba-tiba, Hyeon Jeong malah menangis. Dan dia terus berkata, tidak tahu. Geun Sang dan Gang Hwa terkejut melihatnya yang hingga mirip itu.