Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 10 Part 2
Original Network : tvN
"Semua aksara, organisasi, kawasan, dan peristiwa yaitu fiktif”
Si Penghapus ingin menciptakan dirinya menderita, sehingga Dong Baek menyimpulkan kalau Si Penghapus akan membunuh salah satu orang di dekatnya. Kaprikornus beliau pun memperingatkan Kyung Tan dan Se Hoong, juga Sun Mi.
Mendengar itu, Kyung Tan tertawa, sebab Dong Baek selalu meremehkannya, maka beliau percaya diri bila beliau tidak akan menjadi sasaran Si Penghapus. Dan dengan tegas, Sun Mi memberikannya dua pilihan, pertama berlindung di luar negeri. Dia membuat pilihan ini alasannya saat Jae Gyu tinggal diluar negeri, Si Penghapus tidak menemui nya pribadi, jadi ada kemungkinan Si Penghapus tidak bisa meninggalkan korea. Pilihan kedua, memancing Si Penghapus.
“Aku muak bermain bertahan,” terperinci Dong Baek.
“Kamu yang membuatku muak” keluh Kyung Tan.
“Aku akan melakukannya,” kata Se Hoong dengan yakin.
“Melakukan apa?” tanya Kyung Tan, galau. “Hei!”
Sun Mi mendekati Se Hoong dan memberikan kamera kecil kepadanya. Begitu Si Penghapus menunjukkan dirinya, semua orang akan pribadi tahu. Dan Kyung Tan tidak baiklah, karena Se Hoong mampu saja mati. Mendengar itu, Dong Baek menyarankan Kyung Tan untuk bergegas ke bandara. Dan Kyung Tan mengiyakan dengan bunyi keras.
“Aku tidak akan melindungimu bila kau diserang dalam perjalanan,” kata Dong Baek, mengingat kan dengan baik hati.
“Kamu mendengarnya? Dia tidak akan berkedip sekalipun saya mati karena dirinya,” keluh Kyung Tan dengan sikap lucu. Dan semuanya tertawa.
“Lagi pula kau tidak akan menjadi target,” terperinci Se Hoong. Dan dengan lemas, Kyung Tan duduk serta berpikir.
Dong Baek memperingatkan Se Hoong perihal rencananya, dia berniat untuk menimbulkan Se Hoong sebagai umpan, jadi ini akan sangat berbahaya. Dan Se Hoong tidak takut, malahan beliau rela untuk menjadi umpan. Mendengar itu, Sun Mi merasa tersentuh, beliau berjanji akan melindungi Se Hoong.
“Mari kita coba. Ini akan menjadi perang sungguhan,” kata Dong Baek, menyemangati.
Langkah ketiga. Hari H : Memancingnya dengan umpan.
Jae Gyu dibawa pergi dengan dikawal oleh Tim SWAT. Se Hoong serta Kyung Tan mengikuti mereka dengan gugup. tapi sebelum mereka sempat naik ke dalam mobil, Tim SWAT mendapatkan panggilan untuk pergi menjalankan peran di Pulau Jeju, karena ada seseorang yang melapor bahwa kemungkinan besar akan ada serangan teror di konferensi.
Mendengar itu, Sun Mi merasa sangat marah. “Tinggalkan separuh anak buahmu di sini,” perintah nya. Tapi perwakilan Tim SWAT menolak. Dia memanggil semua anak buahnya untuk mundur. Kemudian mereka pun pergi.
Jae Gyu tersenyum senang, seperti sudah menerka.
Dengan terpaksa, Tim Detektif dan Tim Polisi yang mengawal kendaraan beroda empat tahanan Jae Gyu. Sebab Tim SWAT tidak mau membantu.
Didalam mobil tahanan. Kyung Tan merekam situasi Jae Gyu secara diam- diam dari dingklik belakang. Begitu juga dengan Se Hoong, beliau merekam situasi Jae Gyu secara diam- membisu dari bangku depan. Dan para rekan yang berada di Kantor Pusat mengawasi mereka dari rekaman tersebut.
Sesampainya di gedung persidangan, para wartawan yang sudah berkumpul langssung mengerubungi Jae Gyu dan mengajukan banyak sekali pertanyaan. Dengan perilaku ajaib, Jae Gyu memandangi mereka semuanya.
Sebagai pengacara Jae Gyu, Im Joong Yeon menyangkal semua kejahatan pembunuhan yang telah dilakukan oleh Jae Gyu 20 tahun kemudian. Tapi mengejutkannya, beliau tidak tahu jika Jae Gyu sudah mengakui sendiri semua perbuatannya. Jadi dikala Hakim memberitahu, Joong Yeon sangat terkejut, tapi ia segera menciptakan alasan lain.
“Saat ini, kondisi mental dan fisik terdakwa tidak stabil. Saya akan menyerahkan catatan untuk menunjukkan beliau dirawat di rumah sakit jiwa selama 15 tahun,” kata Joong Yeon sambil menyerahkan bukti kesehatan Jae Gyu. Setelah memberikan itu, dia tersenyum percaya diri.
“Apa yang Anda lakukan? Duduklah,” kata Hakim, mengingatkan. Dan Joong Yeon pun mengiyakan.
Joong Yeon mendekati Jae Gyu dan bertanya pelan, apa ini. Dan Jae Gyu memegang mic di depannya serta berbicara. “Saya tidak aneh.”
“Tolong pertimbangkan bahwa terdakwa mengalami dilema kejiwaan yang tidak akan memampukannya…” kata Joong Yeon, mengabaikan perkataan Jae Gyu.
“Saya bilang aku tidak ajaib!” teriak Jae Gyu. Dan Joong Yeon merasa murka kepadanya. “Jika ada kesempatan lain untuk membunuh, saya akan membunuhmu,” kata Jae Gyu dengan tegas.
“Apa katamu?” tanya Joong Yeon, tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
Dengan baik hati, Jae Gyu berbisik di telinganya. “Aku bilang saya akan membunuh Anda.” Setelah mengatakan itu, ia eksklusif mengigit indera pendengaran Joong Yeon. Lalu ia menjadikannya sebagai sandera.
Melihat itu, semua orang merasa panik. Tapi tidak disangka, Jae Gyu malah menyayat leher nya sendiri. Dia ingin bunuh diri.
Jae Gyu dibawa ke rumah sakit.
Se Hoong memandangi tangan nya yang penuh dengan darah Jae Gyu. Dia merasa syok.
Berita ihwal Jae Gyu yang mencoba untuk bunuh diri telah menyebar. Menonton gosip tersebut, Shin Woong sangat marah dan tiba ke kantor Young Soo untuk mencari Sun Mi. Tapi sayangnya, Sun Mi tidak ada disana. Sehingga beliau pun hanya memarahi Young Soo.
“Hei, Byun Young Soo. Ada apa denganmu? Pengadilan seharusnya di bawah Kementerian Kehakiman. Kenapa kamu masuk ke sana agar kami yang disalahkan?” teriak Shin Woong, marah.
Se Hoong masih merasa trauma. Dan melihat kondisi mentalnya yang mirip itu, Dong Baek langsung membentaknya semoga sadar.
Sun Mi memberikan perintah kepada semuanya. Dia ingin mereka membatasi seluruh lantai rumah sakit. Jae Gyu akan di tempatkan ke sayap VIP di lantai paling atas, karena lantai itu sedang di renovasi, jadi seluruh lantai kosong. Sehingga mereka mampu lebih gampang menjalankan tugas.
Mendapatkan perintah tersebut, semua anggota Tim Detektif dan Tim Polisi pun segera berkemas-kemas di posisi masing- masing. Mereka menjaga satu lantai full.
Operasi akhir. Jae Gyu di bawa masuk ke dalam kamar VIP.
Ditempat lain. Tepat nya gedung diseberang rumah sakit. Sun Mi mengawasi semuanya dari kamera CCTV.
Langkah keempat. Menanggapi ketidaknormalan.
Se Hoong dan Kyung Tan menjaga Jae Gyu di dalam kamar rawat. “Benarkah dia akan tiba untuk membunuh kita?” gumam Se Hoong, bertanya.
“Kenapa kita? Hanya kamu,” balas Kyung Tan sambil makan ayam dengan santai.
Perawat tiba dan menegur Kyung Tan, alasannya makan disamping pasien yang sedang kritis. Mendengar itu, Se Hoong segera membantu Kyung Tan, beliau menunjukkan minuman energi kepada Perawat sebagai sogokan. Dan Perawat pun langsung membisu.
Dengan aib- aib, Kyung Tan memungut ayam goreng nya yang terjatuh ke lantai. Kemudian diapun lanjut memakan nya lagi.
Young Soo dengan tegas mengatakan bahwa dia akan bertanggung jawab. Dan Shin Woong tidak merasa terlalu bahagia, karena Sun Mi lah yang bersalah bergotong-royong. Kaprikornus Young Soo menjanjikan bahwa nanti dia akan melepaskan Sun Mi dari wewenangnya. Dan Shin Woong oke, tapi dia yang akan melakukan itu. Setelah menyampaikan itu, Shin Woong pun pergi.
Sun Mi mengecek audio setiap orang, beliau ingin memastikan setiap orang mampu berkomunikasi dengan baik. Kemudian sehabis itu, dia memperhatikan pekerjaan Bong Kook.
“Profesor Han. Apa pendapatmu perihal Detektif Dong?” tanya Bong Kook, datang- datang. “Aku ingin tau apa kau meragukan sesuatu sebagai pemrofil.”
“Benarkah?” balas Sun Mi dengan perilaku biasa.
“Entahlah. Tapi sesuatu terus mengusikku,” terang Bong Kook. “Sekilas, beliau tampak sangat ceroboh. Tapi jikalau kau pikirkan kemudian, semua tindakannya masuk akal. Dari luar, beliau terlihat mirip orang bodoh yang ceroboh…”
“Tapi ia terasa seperti genius?” lanjut Sun Mi. Dan Bong Kook mengiyakan.
Tiba- tiba semua layar monitor mati, baik ditempat Sun Mi maupun di daerah Tim Satu yang berada di rumah sakit. Dengan cemas, Sun Mi pun menghubungi Tim satu dan menanyakan keadaan, tapi radio yang mereka gunakan tidak mampu berfungsi. Bong Kook memeriksa komputer nya dan merasa bila seseorang telah meretas mereka dari luar. Mendengar itu, Sun Mi menggunakan hp nya dan menghubungi Tim Satu untuk memeriksa orang di lapangan.
Mendengar perintah tersebut, Tim Satu segera pergi untuk mengecek para anggota. Tapi sialnya, lift yang ingin mereka gunakan malah mati alasannya adalah sedang di perbaiki. Kaprikornus mereka pun terpaksa menaiki tangga darurat.
“Semua serangan ini sudah direncanakan,” gumam Bong Kook, tertegun. “Ini mustahil dilakukan manusia,” jelasnya, memberitahu.
Sun Mi diam dan memandangi gedung rumah sakit yang ada di depan gedungnya berada sekarang. Dia berpikir. Lalu ia menghubungi Kyung Tan dan menyuruhnya untuk segera pindah ke kawasan lain, sebab mereka sudah terekspos.
Mendengar itu, Kyung Tan yang awalnya masih mengantuk pribadi tersadar penuh.
“Bangsal VIP”
Kyung Tan dan Se Hoong memindahkan Jae Gyu ke dalam ruangan lain.
Detektif A dan B menemukan para anggota yang berjaga- jaga di sekitar tangga darurat dalam keadaan pingsan. Dan dengan bergairah, Detektif B menampar mereka biar terbangun.
“Mereka tidak sadarkan diri di tangga,” lapor Detektif A.
“Amankan kamar rumah sakit,” balas Sun Mi, memerintah.
Lift menyala.
Sesampainya di lantai Bangsal VIP. Detektif A dan B serta para anggota yang lainnya, mereka tidak bisa keluar alasannya adalah pintu darurat terkunci.
“Kita terkurung,” lapor Detektif A.
Seseorang tiba ke Bangsal VIP.
Para Pria berpakaian hitam tiba- datang muncul di dalam kamar. Mereka mengarahkan pistol mereka kepada Kyung Tan dan Se Hoong. Melihat itu, mereka berdua merasa terkejut.
“Jangan menciptakan keributan,” perintah Dong Baek, ia keluar dari persembunyiannya. Melihat ia, Kyung Tan dan Se Hoong pribadi merasa lega.
Monitor kembali menyala.
“Kurasa ia tidak tahu soal jalan masuk Tim SWAT. Dia tidak melancarkan serangan,” terperinci Bong Kook. Dan Sun Mi diam dengan sikap damai seolah sudah tahu.
“Pintar sekali,” puji Jae Gyu yang ternyata ada bersama dengan Sun Mi. “Kamu bahkan menipu tim pemeriksaan. Jika tim pemeriksaan tahu, hanya duduk perkara waktu sebelum dibaca olehnya. Itu sangat arif. Tindakan berani memakai target musuh sebagai umpan.”
“Tutup mulutmu,” perintah Sun Mi.
“Aku hanya sangat bersemangat. Bisakah dia mengalahkan senapan mesin?” tanya Jae Gyu.
“Aku akan mengurungmu lagi bila kau terus mengoceh,” balas Sun Mi.
“Tapi kau sudah berjanji.”
“Aku berjani memperlihatkannya ditangkap. Aku tidak bilang secara waktu aktual.”
Jae Gyu tertawa geli. “Manusia selalu seperti itu. Bermain dengan kata-kata untuk melanggar janji.” Mendengar itu, seorang anggota Tim SWAT yang berdiri di belakang Jae Gyu menaruh pistolnya didekat tubuh Jae Gyu sebagai peringatan semoga dia diam.
Dengan malas, Sun Mi mengabaikan perkataan Jae Gyu.
Dong Baek, Kyung Tan, Se Hoong, dan anggota Tim SWAT yang lainnya. Mereka menunggu ‘orang’ yang datang tersebut untuk masuk ke dalam kamar. Dan dikala ‘orang’ tersebut membuka pintu serta masuk ke dalam kamar, mereka semua eksklusif mengelilingi nya. Tapi tanpa disangka, ‘orang’ yang tiba itu yakni Sang Ah. Melihat Sang Ah, semua orang merasa terkejut.
Dong Baek memegang Sang Ah untuk memeriksa ingatan nya. Dengan ketakutan, Sang Ah menjelaskan bahwa seseorang menyuruhnya untuk datang, sebab Jae Gyu sedang sekarat. Mendengar itu, semua orang terkejut.
“Aku lupa beliau pernah membaca ingatanku. Traumaku,” gumam Dong Baek.
Monitor kembali mati lagi.
“Inspektur Senior Han dalam bahaya,” kata Dong Baek dengan yakin. Lalu ia pribadi berlari untuk pergi ke gedung seberang. Dan Se Hoong mengejar nya.
“Di mana Inspektur Senior Han?” tanya Kyung Tan kepada Tim SWAT. Tapi mereka malah tidak mau menjawab. “Dia dalam ancaman!” bentaknya. Dan seorang Tim SWAT memandang ke arah gedung seberang.
Sun Mi tidak bisa memakai hp nya. Karena sinyal hp menghilang.
“Sudah kubilang beliau bukan lawan yang gampang,” gumam Jae Gyu. Dan Sun Mi mengabaikannya.
“Ponselnya juga tidak berfungsi. Perbaiki sekarang!” perintah Sun Mi. Dan Bong Kook pun segera pergi untuk menyelidiki.
Jae Gyu merasakan sesuatu. “Aku ingin mintaa maaf. Atas perbuatanku kepada ayahmu.”
“Tutup mulutmu. Sekarang bukan waktunya,” balas Sun Mi, kesal.
“Tidak, saya harus minta maaf sekarang,” jelas Jae Gyu.
Anggota Tim SWAT yang berada di belakang Jae Gyu bersiap untuk menembak Jae Gyu.
Dong Baek berlari sekencang mungkin.
Jae Gyu berbicara dengan jujur. Dia sama sekali tidak menyesal telah membunuh Ayah Sun Mi. Tapi ia meminta maaf, sebab penderitaan yang dia timbulkan untuk Sun Mi. Dan ini yakni hukuman alam nya.
Dong Baek berlari menyebrangi jalan.
Anggota TIM SWAT yang berada di belakang Sun Mi mengarahkan senjata nya kepada Sun Mi. Tapi Sun Mi tidak menyadari nya.
“Beberapa kata tidak akan mampu menghapus masa laluku. Itu tidak akan pernah terhapus. Sekuat apa pun beliau menghapus ingatanku, masih ada samar-samar yang tersisa,” kata Jae Gyu.
“Kamu bicara soal rasa takut lagi?” balas Sun Mi, tidak terlalu menanggapi.
“Bukan. Baunya,” balas Jae Gyu. Lalu ia bengong sebentar. “Bau akhir hayat. Tempat ini mengeluarkan wangi itu kini,” lanjutnya. Lalu dia pribadi bangkit dan menyerang anggota Tim SWAT yang bangkit di belakang nya sambil terjatuh.
Dengan terkejut, Sun Mi eksklusif berbalik dan mengarahkan pistolnya.
“Itu beliau. Tembak beliau! Itu beliau! Jangan ragu dan tembak ia!” perintah Jae Gyu.
“Nama dan pangkat. Buka Topeng dan sebutkan nama dan pangkatmu,” perintah Sun Mi sambil menembak ke arah Si Penghapus yang ingin mengambil pistol yang terjatuh. “Kamu mau mati?!” bentak nya.
“Tembak dia sekarang!” teriak Jae Gyu, panik.
Sun Mi menembak Si Penghapus beberapa kali. Kemudian beliau mendekatinya secara perlahan. Tapi tanpa disangka, Si Penghapus malah melemparkan bom asap ke arahnya.
Dong Baek hingga di gedung.
Sun Mi pingsan untuk sesaat. Lalu saaat beliau tersadar, ia melihat Si Penghapus tersebut berdiri di hadapannya dan mengarahkan pistol kepadanya.
Jae Gyu berdiri melindungi Sun Mi. “Seharusnya aku tahu itu kau,” katanya kepada Si Penghapus. “Tembak dia. Tembak ia sekarang!” perintahnya kepada Sun Mi.
Dengan segera, Sun Mi mengambil pistolnya yang terjatuh. Tapi beliau ragu untuk menembak, karena terhalang tubuh Jae Gyu.
“Tidak duduk perkara bila saya mati. Tembak ia kini!” perintah Jae Gyu.
Semua listrik datang- datang mati. Dan Si Penghapus kabur.
Para anggota Tim SWAT hingga di gedung. Mereka berjaga- jaga di depan lift, menunggu Si Penghapus. Tapi ternyata ketika lift terbuka, itu kosong.
Dong Baek menemukan Si Penghapus yang ingin melarikan diri menggunakan tali. Dan dia pun segera mengarahkan pistolnya serta menembaknya.