Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 7 Part 1


Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, daerah, dan peristiwa adalah fiktif”


Dong Baek maju ke depan dan merentangkan tangannya untuk melindungi Sun Mi.
Pria bermantel yang mencurigakan tersebut, beliau berdiri di hadapan Dong Baek dan Sun Mi. “Apa yang polisi lakukan di sini semalam ini?” tanya nya.
“Polisi? Bagaimana Anda tahu siapa kami?” balas Sun Mi, bertanya curiga.

“Anda tiba ke sini dengan penyidik telepati. Kenapa selebritas seperti Anda datang ke tempatku?” terperinci si Pria mantel dengan damai.
“Anda tidak terlihat terkejut. Seakan-akan Anda menantikan kami,” balas Dong Baek sambil menatap tajam. “Penjahat kelas teri ketakutan begitu melihatku. Tapi beberapa orang mampu sangat bernyali tergantung kekejaman kejahatan yang mereka lakukan.”

“Sudah kuduga Anda akan datang,” gumam si Pria mantel, membenarkan.
Sun Mi ingin bertanya- tanya, tapi si Pria bermantel mengabaikannya. Dia membukakan pagar rumahnya dan masuk, Dong Baek serta Sun Mi pun mengikutinya. Dengan santai, si Pria mantel membersihkan barang- barang di halamannya. Dan dengan waspada, Sun Mi bersiap untuk menarik pistol nya kapan pun.

“Bagaimana Anda tahu kami akan tiba?” tanya Dong Baek.
“Karena aku bermimpi sekian lama sehabis bertemu dengan Anda, Detektif Dong.”
“Aku tahu Anda laki-laki yang memiliki banyak bakat, tapi firasat bukan salah satunya.”
Mendengar perkataan Dong Baek, si Pria mantel berhenti membersihkan halamannya dan menatap Dong Baek, karena dia tidak menyangka jikalau Dong Baek tahu banyak wacana nya. Dan Dong Baek menjelaskan bahwa ini sebab beliau punya firasat juga, firasat jika ia akan bertemu dengan mantan Fotografer yang membunuh sambil memakai Topeng.

“Jin Jae Gyu,” panggil Sun Mi. “Ada cara yang mudah dan sulit yang akan menutup pertemuan kita,” terang nya.
“Apa cara yang mudah?” tanya Jae Gyu.
“Pindai ingatan.”
Sun Mi menjelaskan dengan jujur bahwa sekarang mereka sedang memeriksa wacana kasus pembunuhan berantai dan banyak bukti yang mengarah kepada Jae Gyu sebagai pembunuh nya. Seperti pembunuhan berantai berhenti muncul dari 20 tahun kemudian. Tapi tepat ketika Jae Gyu kembali ke Korea, pembunuhan berantai berlanjut. Dan sebab itu, ia ingin memindai ingatan Jae Gyu.

Jae Gyu membuang cangkul yang dipegang nya dan memandang ke arah langit tanpa menyampaikan apapun. Lalu setelah cukup usang, dia berbalik memandang Sun Mi dan Dong Baek kembali. “Aku menolaknya.”
Dong Baek tertawa mendengar balasan Jae Gyu, ia sangat yakin bila Jae Gyu menolak alasannya adalah Jae Gyu memang bersalah. Dan Jae Gyu menyangkal nya.
“Jadi, Anda akan memilih cara yang sulit,” kata Sun Mi.
“Jika harus,” balas Jae Gyu.


Mendengar itu, Sun Mi tersenyum percaya diri. Dia mengeluarkan “surat perintah penggeledahan dan penyiitaan” yang dibawanya. Lalu dia memanggil anggota tim nya untuk masuk dan dari berbagai arah, semua orang datang masuk ke rumah Jae Gyu. Dengan perilaku hening, Jae Gyu mempersilahkan mereka semua.
"Ep 7: Penghapus Ingatan"


Didalam rumah. Kyung Tan merasa heran, kenapa rumahnya gelap sekali. Dan Se Hoong menebak, mungkin alasannya rumah ini sudah kosong selama 20 tahun.
Para Detektif tidak berhasil menemukan apapun dirumah Jae Gyu. Karena itu, Sun Mi pun menemui Jae Gyu yang sedang merawat tumbuhan di dalam rumah beling. Secara langsung Sun Mi bertanya, apakah Jae Gyu berpikir sedang menegakkan keadilan dengan membunuh orang. Dan Jae Gyu membalas bahwa tampaknya Sun Mi sangat mempercayai Dong Baek dan kekuatan supernatural Dong Baek.

“Si pembunuh tampaknya sangat mengenalku. Kurasa saya juga bisa menyampaikan itu tentang Anda,” komentar Sun Mi.
“Aku hanya melihat jiwa Anda, itu saja,” balas Jae Gyu sambil memandang Sun Mi. “Maaf jika aku menciptakan Anda merasa tidak nyaman.”
“Aku ingin tau hingga kapan Anda mampu bercanda,” geram Sun Mi. Lalu beliau pergi.
Detektif A dan B melapor kepada Sun Mi, mereka belum mendapatkan bukti apapun. Dan Sun Mi mengerti, ia beropini jika Jae Gyu pasti menyimpan alat pembunuhannya seperti souvenir, jadi lebih baik bila mereka mengusut dengan lebih teliti.



Setiap orang memeriksa dengan lebih teliti. Mereka memeriksa setiap dinding, atap, tanaman, halaman, dan paret. Jae Gyu memperhatikan kerja mereka. Kemudian sehabis itu, ia memasak semangkuk mie dan makan dengan hening.

Se Hoong merasa cemas, sebab surat perintah yang mereka miliki akan kadaluwarsa ketika matahari terbenam. Dan Kyung Tan oke, namun lalu dia merasa kesal saat memperhatikan Dong Baek sedang makan roti lapis dengan kalem nya.

Dong Baek berhenti makan dan mendekati mereka semua. “Itu cerobong asap besar untuk rumah tanpa perapian,” katanya sambil menunjuk ke arah cerobong asap yang ada. Dan semuanya tidak mengerti dengan maksud nya. “Apa hanya saya yang menganggap ini ajaib? Tidak ada perapian di lantai satu,” tanyanya.
“Kalau begitu, lantai dua,” kata Kyung Tan, tersadar. Lalu mereka pribadi masuk kembali ke dalam rumah dan naik ke lantai dua.


Dong Baek membuka perapian sambil menjelaskan bahwa biasanya perapian ada dilantai satu alasannya adalah agar udara panas naik ke atas, jadi ajaib jika ada perapian di lantai dua. Kemudian dia menyalakan senter dan masuk ke dalam cerobong asap untuk menyelidiki. Dan didalam sana, ia menemukan sebuah tangga ke atas.

“Pembunuhannya akan berlanjut,” gumam Jae Gyu.
“Apa?” tanya Sun Mi yang kebetulan lewat dan mendengar gumamam itu.
Dong Baek memanjat ke atas.

“Tiga lagi akan tewas,” jawab Jae Gyu dengan serius. “Satu persatu. Secara brutal.”
Dong Baek sampai diruangan diatas perapian. Dan apa yang dilihatnya disana, membuat nya sangat terkejut. Se Hoong serta Kyung Tan yang mengikutinya juga merasa sangat terkejut. Didalam ruangan tersebut ada banyak tengkorak manusia.
Se Hoong merekam semua tengkorak tersebut. Dan melakukan video call.

Detektif B menawarkan video yang dikirim oleh Se Hoong kepada Sun Mi.

“Bedebah itu memperlihatkan korban sebagai persembahan,” gumam Dong Baek dengan yakin.

“Tangkap ia,” perintah Sun Mi. Dan Detektif A serta B pun segera memborgol Jae Gyu. Dengan damai, Jae Gyu sama sekali tidak melawan, malahan dia tersenyum.
Jae Gyu dibawa ke kantor polisi.
Tim forensik datang dan memeriksa semua tulang yang di temukan.


Diruangan introgasi. Setelah seharian penuh, Jae Gyu jadinya mau berbicara. Tapi dia ingin bicara dengan Dong Baek saja.
“Katakan kerangka siapa yang ada di altar,” perintah Detektif yang mengintrogasi. Dan Jae Gyu membisu sambil memandang ke arah Sun Mi yang berada di ruangan terpisah.


Young Soo tidak baiklah untuk mengizinkan Dong Baek bertemu dengan Jae Gyu, beliau ingin kalau lebih baik mereka menunggu laporan forensik saja. Sebab ia takut Dong Baek akan mengamuk dan menyerang Jae Gyu.
“Aku tidak akan mengamuk!” teriak Dong Baek.
“Kamu sudah mengamuk,” tegas Young Soo. Dan Dong Baek pribadi termangu.
“Kalau begitu, kita pastikan ia tidak bisa menyerangnya,” kata Sun Mi, menyarankan.


Dong Baek masuk ke dalam ruangan introgasi. Dan beliau memorgol tangannya sendiri dikursi agar tinju nya tidak melayang kepada Jae Gyu. Mengetahui alasan tersebut, Jae Gyu tersenyum kepada Dong Baek. Dan melihat senyum itu, Dong Baek merasa kesal. Namun Sun Mi langsung memperingatkannya untuk jangan kesal. Makara Dong Baek pun berusaha keras untuk tenang.


“Apa pembunuhan 20 tahun lalu juga persembahan untuk tuhan Anda?” tanya Dong Baek.
“Itukah yang Anda bicarakan? Algojo?” balas Jae Gyu, bertanya dengan geli.
“Jangan bertanya. Jangan biarkan ia memimpin,” kata Sun Mi, memperingatkan.


Jae Gyu bersikap seolah sangat mengenal Dong Baek. Dia mengomentari bila Dong Baek niscaya merasa sangat aneh dan kesepian, alasannya adalah hanya Dong Baek yang mampu mengungkap kebenaran dan tahu kebenarannya. Tapi yang lain tidak. Dia tahu perasaan itu bukan sebab dia mempunyai talenta yang sama mirip Dong Baek, tapi itu alasannya adalah ia mampu mengintip kebenarannya sedikit dan ia mampu mendengar suara ilahi lewat doa yang panjang dan bertapa. Seperti cenayang.
“Anda sungguh cenayang?” tanya Dong Baek.
“Label tidak penting. Peramal, nabi, hal-hal mirip itu tidak penting. Yang penting ialah ucapan dewa,” jawab Jae Gyu dengan sikap sangat serius.
Dong Baek memijat dahinya dengan lelah. “Omong kosong,” komentarnya.


Jae Gyu tertawa kesal mendengar komentar Dong Baek. Dan dengan serius, Dong Baek bertanya, apakah Jae Gyu tidak tahu jika akan di ejek. Mendengar itu, Jae Gyu kembali bersikap sangat serius.
“Kukira Anda ingin tahu wacana perempuan yang dipukul palu cakar dan tewas 20 tahun kemudian?” kata Jae Gyu, bertanya. Dan Dong Baek merasa terkejut.
Young Soo merasa heran, alasannya setahunya semua korban yang ada ketika itu adalah laki-laki.

Jae Gyu menatap ke atas sambil terus berbicara. “Anda ingin tahu, bukan? Wanita anggun yang sekarat itu. Dia ibu Anda, bukan?”
Dong Baek sangat terkejut. “Itu Anda. Anda membunuhnya.”


Jae Gyu bersikap ajaib. Dia mengepalkan kedua tangannya dengan dekat di bawah meja. Dia seperti mendengar bunyi disekitarnya. “Dia tewas alasannya adalah Anda… Anda membahayakan diri Anda… Kemarahan… Andalah pembunuhnya…. Pembunuhan akan terus berlanjut…”
“Benarkah beliau ibuku?” tanya Dong Baek, mulai marah.
“Lebih banyak yang akan dibunuh… Tiga lagi akan tewas sebelum tamat bulan… Orang-orang yang dikutuk alasannya Anda akan mati mengenaskan!” kata Jae Gyu seolah kerasukan.

Para Detektif menarik Dong Baek yang kehilangan ketenangan dirinya untuk keluar dari ruangan. Tapi Dong Baek memberontak. “Berhentilah mengubah topiknya! Lepaskan,” teriaknya. “Katakan. Katakan padaku, Bedebah!”
Setelah Dong Baek di tarik keluar dari ruangan, Jae Gyu tertawa.


Hasil lab telah keluar. Kerangka yang ditemukan di atas atap rumah Jae Gyu, itu ternyata adalah kerangka hewan bukan insan. Membaca hasil tersebut, Young Soo merasa putus asa. Dan Jae Gyu tertawa bahagia, lalu ia memandang ke arah Sun Mi.


Young Soo menetapkan untuk terus menahan Jae Gyu dan memeriksa nya. Lalu beliau menanyai Dong Baek, apa yang terjadi kepada Ibu Dong Baek. Karena untuk menerima surat perintah, maka mereka harus memasukkan perkara Ibu Dong Baek. Dan Dong Baek membisu, tidak menjawab.
“Ceritakan ihwal kenangan era kecilmu,” bujuk Sun Mi.
“Apa yang hendak kau catat?” tanya Dong Baek. “Kurasa saya melihat wanita yang tewas 20 tahun lalu, dan si psikopat yang berpura-pura menjadi cenayang tahu itu?” tanyanya kesal. Dan semuanya terdiam.


Sun Mi mengansumsikan kalau mereka tidak bisa menahan Jae Gyu. Dan Dong Baek menyarankan semoga mereka meminta seorang polisi untuk mengamati Jae Gyu. Sebab ia percaya Jae Gyu akan membunuh lagi mirip yang di ramalkan nya sendiri.
“Entah kapan dia bertindak. Kita tidak mampu terus mengawasinya,” kata Young Soo, tidak sependapat dengan Dong Baek.
“Dia bilang sebelum tamat bulan, tiga orang akan tewas,” kata Sun Mi.
“Masih ada 10 hari lagi di bulan ini. Dia akan bertindak sebelum itu,” kata Dong Baek.
Young Soo diam dan mempertimbangkan perkataan Sun Mi serta Dong Baek.
“Bagian Kriminal”
Jae Gyu dibebaskan. Sebelum beliau pergi beliau berterima kasih kepada Dong Baek dan Sun Mi yang mau mengantarkannya keluar. Dan dengan sinis, Dong Baek menjelaskan bahwa beliau hanya ingin menyingkirkan wangi bau. Sedangkan Sun Mi menjelaskan bahwa mereka akan segera bertemu lagi nantinya.

“Omong-omong, anyir bau itu berasal dari hal lain,” kata Jae Gyu, berkomentar. “Kalian berdua dikelilingi roh-roh penuh dendam.”
“Anda tidak pernah berhenti bicara omong kosong?” balas Sun Mi, kesal.

Jae Gyu mengangkat tangannya dan menghentikan Sun Mi untuk berbicara. Dia seperti mendengar suara lonceng. Lalu dia melihat gambaran kejadian. “Dua wanita terpaksa membunuh satu sama lain. Karena kalau tidak, mereka akan dibunuh oleh si pembunuh,” katanya. Mengejutkan Dong Baek dan Sun Mi.
“Jika Anda begitu yakin, tinggalkan buktinya,” geram Dong Baek.

“Roh-roh penuh dendam memperingatkan kalian. Seseorang akan dibunuh malam ini,” kata Jae Gyu dengan tergagap-gagap. Lalu kemudian dia kembali bersikap serius. “Kuharap kalian menghentikannya Jika kalian mampu. Kalian akan bertanggung jawab atas akhir hayat itu.”
“Anda benar. Aku yang akan memenjarakan Anda,” balas Dong Baek.

Setelah Jae Gyu pergi. Dong Baek menunjukkan rasa kesalnya, dia memuji betapa gilanya Jae Gyu. Dan Sun Mi oke, ia yakin Jae Gyu hanya ingin bermain- main dan ingin membuktikkan jikalau dirinya lebih unggul daripada mereka.
Jae Gyu bangun di depan pintu kantor polisi dan tersenyum.

Dari jauh, L:im dan Woon Jang mengikuti Jae Gyu.

Mobil dengan label "Green Moving" berhenti tidak jauh dari kawasan tinggal Jae Gyu. Didalam sana, para Detektif memonitori Jae Gyu. Termaksud ada Dong Baek, Kyung Tan, serta Se Hoong juga disana.

Sun Mi memonitori Jae Gyu dari kantor nya sambil menunjukkan pengarahan kepada semuanya. “Jangan kehilangan dia sedetik pun supaya kita bisa mencegahnya menemui komplotannya.”
“Baik, Bu.”


Lim tidak terlalu peduli kalau kehilangan jejak Jae Gyu. Karena pembunuhan berantai selama ini selalu dilakukan dengan cara yang brutal. Jadi selama diri mereka sendiri mampu kondusif, maka ia tidak apa- apa.
Mendengar itu, Woon Jang hanya membisu saja dan menggelengkan kepala.


Sampai malam hari sama sekali tidak ada tanda- tanda jika Jae Gyu akan keluar dari dalam rumah. Dan itu menciptakan semua Detektif yang mengawasi nya merasa capek serta mengantuk sendiri.
Keesokkan harinya. Seul Bi menemukan sebuah berita yang mengejutkan, seseorang telah dibunuh. Korbannya ialah Yeong Tak. (Ingat episode 1? Jika tidak, maka bacalah dan kalian akan mengerti :D ).


“Aku datang dikala fajar untuk mengemas barangku alasannya adalah tidak ingin bertemu dengannya. Tapi ketika saya tiba di sini…” kata Min Kwon, menjelaskan. “Pak, bisakah Anda melindungiku? Aku yakin saya target berikutnya,” pintanya merengek.
Mendengar itu, Detektif B hanya membisu sambil memandang asing Min Kwon.

Di kamera CCTV. Yeong Tak masuk kedalam kantor dan melepaskan gips yang dipakainya dileher. Dia lalu mulai bersikap abnormal, dengan waspada beliau mengusut ke dalam sebuah ruangan. Dan Sun Mi menebak kalau tampak nya Yeong Tak mirip mendengar suara.

Didalam ruangan. Yeong Tak menekan tombol lampu. Tapi lampu di dalam ruangan sama sekali tidak mau menyala. Jadi diapun membuka jendela.
“Apa menurutmu Jin Jae Gyu benar-benar seorang cenayang?” komentar Detektif B. “Tidak mungkin dia. Dia diawasi oleh puluhan polisi.”
“Diam,” geram Detektif A.
“Itu Algojo,” kata Sun Mi, menyuarakan pendapatnya. “Dia menghukum kejahatan dengan menjadi kejahatan itu sendiri. Dia menghukumnya dengan meniru perbuatannya pada korban,” katanya dengan yakin.


Se Hoong menatap tinta di lantai dan bertanya- tanya darimana asal tinta tersebut. Dong Baek yang sedari tadi hanya membisu saja mengomentari betapa menariknya ini, alasannya si Algojo merekam video dikala dia memukuli Yeong Tak hingga mati.


Video di dalam handycam. Yeong Tak tampak mirip bertemu dengan seseorang. “Siapa kau?” tanyanya. Si Algojo diam, tidak menjawab. Kemudian dia langsung memukuli Yeong Tak. “Tunggu. Tidak, tunggu. Tunggu. Tolong jangan bunuh saya,” pinta nya, memohon. Tapi si Algojo sama sekali tidak peduli.
Si Algojo terus memukuli Yeong Tak sambil dia mati. Melihat kesadisan itu, semua orang merasa ngeri.
Didalam rekaman handycam itu mereka semua tidak mampu menemukan apapun. Karena hanya tampak kaki si Algojo saja. Tapi kemudian, Sun Mi menyadari sesuatu, di dalam bayangan di beling tampak rupa si Algojo. Dan sehabis di beri penerangan dan fokus, mereka semua terkejut sebab wajah si Algojo tampak hitam semuanya.
“Topeng,” gumam Sun Mi.
“Sia-sia kita bergadang,” komentar Dong Baek.
Detektif di lapangan tujuh melapor. Jae Gyu keluar dari rumah, dia berjalan ke kota dan berhenti di pertigaan. Namun Jae Gyu sama sekali tidak ada bertemu siapapun. Bahkan di catatan panggilanya, sama sekali tidak ada apapun.


Dong Baek merasakan sesuatu yang abnormal, dia memperhatikan rekaman yang diberikan oleh Detektif dilapangan tujuh dengan seksama. Lalu seperti menemukan sesuatu, beliau berlari pergi. Dan semuanya merasa heran, tapi tidak ada yang menghentikannya.

Dong Baek menyamar sebagai polisi lalu lintas. Dia memakai kostum boneka untuk menyembunyikan dirinya. Dan beliau mendekati para anak- anak Taman Kanak-kanak. Se Hoong serta Kyung Tan membantu.
“Apa lagi kini?’ tanya Kyung Tan dengan kesal, dikala melihat perilaku asing Dong Baek.
“Ini terlalu tebal,” terperinci Dong Baek sambil melepaskan sarung tangan boneka nya. Lalu ia memegang satupersatu anak Taman Kanak-kanak yang ada. Dan beliau berhasil menemukan apa yang dicarinya.

Dong Baek melaporkan kepada Sun Mi apa yang didapatnya. “Ibu anak itu dahulu mengelola rumah kaca Jin Jae Gyu. Begitu caranya menggunakan ponsel anak itu.”
“Kamu melaksanakan pindai ilegal?” tanya Sun Mi, mendengus. Dan Dong Baek merasa kesal. “Kita tidak bisa menggunakan bukti yang ternodai.”

“Lagi pula, saya bukan bagian dari tim. Dapatkan surat perintah berdasarkan kontak dengan ibunya. Pergilah ke rumah Jin Jae Gyu dengan anak itu dua jam lagi. Atau kita harus menunggu sepekan lagi.,” terperinci Dong Baek tanpa mau di bantah.
“Surat perintahnya akan butuh setidaknya setengah hari,” terperinci Sun Mi. Dan Dong Baek tidak peduli.

Se Hoong dan Kyung Tan yang menyamar menjadi polisi lalu lintas, mereka menghentikan kendaraan beroda empat Ibu si anak TK ditengah jalan. Mereka coba menciptakan banyak sekali alasan untuk mengulur waktu. Tapi semua alasan yang mereka berikan sama sekali tidak masuk di akal, sehingga si Ibu merasa gila.

Sun Mi memberitahu Dong Baek bahwa surat perintah sudah dikeluarkan. Dan mendengar itu, Dong Baek pun langsung keluar dari dalam mobil.

Dong Baek mendekati Ibu si anak Taman Kanak-kanak dan mengajak nya untuk berfoto bersama. Karena mengenali siapa Dong Baek, maka dengan senang hati, si Ibu pun mengiyakan. Dan Se Hoong menggunakan kesempatan itu untuk memegang ponsel si Anak TK dengan alasan untuk memotret.
Ketika berfoto bersama, si Ibu tidak berani untuk bersentuhan dengan Dong Baek. Dia hanya memegang sedikit ujung pakaian Dong Baek saja.

Se Hoong sengaja mengulur waktu untuk menghack hp si Anak TK. Dia berpura- pura mencari posisi yang manis. Lalu ketika semua sudah final, barulah beliau memotret si Anak TK dan si Ibu.

Sesampainya dirumah Jae Gyu. Si Ibu menyuruh si Anak Taman Kanak-kanak untuk bermain dengan Jae Gyu dan dengan bahagia, si anak Taman Kanak-kanak pun bermain dengan Jae Gyu.
“Kamu bersenang-senang dengan ponsel yang kuberi?” tanya Jae Gyu. Dia mengambil hp si Anak Taman Kanak-kanak. Lalu dia menyuruh si Anak Taman Kanak-kanak untuk pergi bermain sendirian sebentar.


Jae Gyu membuka semua aplikasi.
“H.S.M.O.R. Ini pengirim pesan terenkripsi ciptaan orang Rusia. Ini tidak meninggalkan jejak,” kata Bong Kook, menjelaskan. “Kamu mampu melihat siapa yang ia hubungi dengan mengusut aplikasi itu.’


Jae Gyu merasa ragu ketika akan menekan tombol next di aplikasi tersebut. Lalu sehabis cukup lama melongo, dia menekan tombol back.
Bong Kook terkejut dan segera memeriksa.
Jae Gyu menghapus aplikasi tersebut.
“Aplikasi dihapus lalu ponsel dinyalakan kembali,” gumam Bong Kook, tidak menyangka.
“Dia niscaya tahu itu kita,” kata Se Hoong, menebak.

Sun Mi membisu dan berpikir. Dia lalu melihat catatan panggilan yang ada di hp si Anak.  Nomor yang dihubungi semuanya sama. Itu nomor stasiun penyiaran.

Subscribe to receive free email updates: