Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 15 Part 1


Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, daerah, dan insiden adalah fiktif”

"Dua tahun kemudian"
Shin Woong mengawasi Dong Baek melalui Kyung Tan. Dia mengajak Kyung Tan mengobrol dan menanya- nanyai wacana Dong Baek. Dan dengan jujur, Kyung Tan menjawab semua pertanyaan Shin Woong. Bahkan Kyung Tan juga memuji Dong Baek. Mendengar itu, Shin Woong tampak kurang senang, tapi dia tidak bersikap terlalu terperinci.


“Kapten Koo,” kata Shin Woong. “Bagaimana dengan ini? Jangan menjadi seseorang yang mendukungnya. Mari kita menjadi orang yang mendapatkan bantuannya. Mengerti?” terperinci nya.
“Tapi, Pak…” kata Kyung Tan, ragu.
“Itu akan elok untuk kepolisian dan Dong Baek sendiri,” sela Shin Woong.  “Kamu mengerti?” tanya sekali lagi dengan perilaku tidak mau di bantah.
“Ya, saya mengerti maksud Anda,” kata Kyung Tan dengan hormat.


Shin Woong lalu memberikan saran yang tidak masuk di akal. Dia menyuruh Kyung Tan untuk membujuk Dong Baek semoga menulis surat pengunduran diri. Setelah Dong Baek di berhentikan, mereka hanya akan memanfaatkan Dong Baek disaat mereka membutuhkan kekuatannya. Intinya Dong Baek tidak akan mendapatkan keutungan dari perkara yang dipecahkan nya nanti. Dia menyampaikan ini kepada Kyung Tan, alasannya dia mendengar kalau Dong Baek sangat menyukai Kyung Tan.
Mendengar itu, Kyung Tan merasa gugup dan ragu. Sebab menurutnya itu tidak benar dan Dong Baek juga pasti tidak akan baiklah.
“Kapten Koo,” panggil Shin Woong dengan tegas. “Tidak ada yang benar atau salah jika menyangkut kepolisian. Ini hanya dilema membuat pilihan,” terang nya, tanpa mau di bantah.
Dengan ragu, Kyung Tan pun hanya mampu diam saja dan mengangguk sekilas. Dan melihat respon tersebut, Shin Woong tampak merasa puas.

Dong Baek berhasil menangkap banyak penjahat sekaligus. Tapi kesannya, Dong Baek juga selalu terluka. Melihat itu, Kyung Tan berkomentar bahwa alasannya adalah perilaku Dong Baek yang senang menjadi Detektif mirip inilah, maka banyak orang berkuasa yang menjadi takut, alasannya selama ini mereka selalu hidup dengan nyaman, tapi mereka bisa kehilangan segalanya sebab Dong Baek.
“Kamu menyuruhku berhenti bekerja semoga para penjahat bisa hidup dengan hening?” keluh Dong Baek. Dan Kyung Tan menyangkal.
“Tidak, bukan begitu. Ada banyak hal menyenangkan lainnya untuk dilakukan. Jika kamu menjadi selebriti, kamu bisa mendapatkan semua perhatian yang kamu inginkan.”

“Kamu tidak bisa mengusirku,” tegas Dong Baek. “Aku tidak akan berhenti hingga kau pensiun.”
“Karena kamu, aku bahkan menyerah memperbaiki kerontokan rambutku. Aku bisa mati lebih cepat alasannya stres,” balas Kyung Tan, mengeluh bercanda.

Dong Baek mengabaikan keluhan Kyung Tan dan meminta Kyung Tan untuk membantunya memakaikan koyo di punggung nya. Dan Kyung Tan melakukannya. Lalu ia menatap Dong Baek dengan tatapan bersimpati dan bersalah.
Kyung Tan : “Jangan melawan mereka yang membencimu dan menemukan apa yang membuatmu bahagia. Kamu boleh membenciku jika mau.”

Kyung Tan menghadapi kendaraan beroda empat yang akan menabraknya dengan berani. Dan setelah menabrak Kyung Tan dengan mobilnya, Ki Soo segera melarikan diri.


Dong Baek yang sedang tidak berdaya, menatap cemas ke arah Kyung Tan yang tergeletak di lantai. Ji Eun ingin membantu, tapi ketika ia melihat Se Hoong datang, diikuti oleh para petugas Intelijen, maka Ji Eun pun segera kabur membawa Dong Baek.

Tangan Se Hoong gemetar saking takutnya. Dan Lim yang berada disebelahnya segera membantu nya untuk menelpon bantuan.
“Aku baik-baik saja. Sama sekali tidak sakit,” kata Kyung Tan dengan lemah. Dia berniat untuk menenangkan Se Hoong. Tapi setelah beliau akhir berbicara, dia tidak berpengaruh lagi dan pingsan.
“Pak!” teriak Se Hoong, murung.

Kyung Tan dibawa masuk ke dalam ruang operasi. Dan Se Hoong mengikutinya sampai di depan pintu. Dia menangis khawatir.

Ji Eun memperhatikan Dong Baek yang tidak sadarkan diri dibangku belakang dengan tatapan cemas. Dia kemudian mencoba untuk menghubungi Se Hoong. Tapi tidak bisa terhubung.

Sun Mi, Young Soo, dan anggota lainnya. Mereka datang ke rumah Kepala Damkar dan memeriksa rumah nya. Didalam gudang, mereka menemukan borgol dan tulisan merah di dinding.

Didepan ruang operasi. Cucu Kyung Tan yang masih kecil tidak mengerti kenapa keluarga nya dan semua orang di sekitarnya menangis. Lalu beliau mendekati Se Hoong yang di kenalnya. Dan melihat beliau, Se Hoong menghapus air matanya dan tersenyum.
“Di mana Paman Baek?” bisik Cucu Kyung Tan dengan pelan.
“Dia akan datang. Tapi ia sedang sibuk,” jawab Se Hoong sambil tersenyum kecil.

Para Detektif menerima pesan. Dan setelah membaca pesan tersebut, Detektif A mendekati Se Hoong serta memberitahu nya, bila mereka harus segera pergi kini, dan Se Hoong bisa menghubungi nya setelah operasi simpulan. Dan Se Hoong mengerti.

Para Detektif bertemu dengan Do Soo dan anak buahnya yang sedang berjaga di dekat lorong. Melihat mereka, semuanya merasa kesal dan mengeluh. Tapi Do Soo hanya diam saja dan mengabaikan semuanya.


Dong Baek bermimpi. Dia bermimpi, keluarga Kyung Tan menyalahkannya, dan Kyung Tan yang sudah sadar membela nya. Lalu Se Hoong datang dan mencairkan suasana. Kemudian mereka semua bercanda dan tertawa bersama. Tapi sayangnya, itu hanya mimpi.

Kenyataan. Kyung Tan sudah simpulan di operasi, tapi ia sama sekali belum sadarkan diri.

Ji Eun melaporkan kondisi Dong Baek dengan cemas. Dong Baek kini masih pingsan dan tidak sadarkan diri, dan beliau merasa jikalau tampaknya Dong Baek terlalu memaksa kan diri. Tepat disaat ia menyampaikan itu, ia melihat Dong Baek mulai sadarkan diri. Dan ia merasa sangat senang. “Tentu, aku akan mengabarimu,” katanya. Lalu beliau mematikan telponnya.

“Bagaimana dengan Pak Tua?” tanya Dong Baek, sesudah beliau berdiri.
“Operasinya berjalan lancar, tapi…,” kata Ji Eun dengan ragu. “Dia belum siuman. Tapi saya yakin ia akan segera sadar,” jelasnya, memberitahu.


Mendengar itu, Dong Baek menghela nafas berat. Dan ia turun dari daerah tidur. Dengan cemas, Ji Eun menyuruhnya untuk jangan pergi ke rumah sakit dulu, alasannya adalah disana masih dipenuhi dengan jaksa dan petugas dari distributor Intelijen. Lalu untuk Eun Soo Kyung, barusan ia ada menghubungi Sun Mi dan dia menerima kabar jika mereka masih mencari Soo Kyung sekarang.
“Jangan khawatir. Aku tidak akan ke mana-mana,” kata Dong Baek, mengerti kecemasan Ji Eun. “Aku akan ke ruangan sebelah. Beri aku waktu sendiri,” jelas nya.
“Kalau begitu, biarkan saya ke sana,” balas Ji Eun.
“Tidak, kau harus istirahat. Mungkin ini kali terakhirmu.”

Jaksa Oh datang ke tempat Pil Seon. Sesampainya ia ditempat parkir, beliau bertemu dengan petugas BIN yang mengawasi Dong Baek. Dan dengan ramah, Si Petugas BIN mengajak Jaksa Oh untuk mengobrol sebentar. Dan Jaksa Oh mengiyakan dengan sikap acuh taacuh.

“Aku tahu kau sangat tertarik kepada Detektif Dong, tapi saya akan bahagia jika kamu tidak terlalu mengejarnya,” terang Si Petugas BIN secara jelas-terangan,
“Jaksa yang tertarik dengan seorang penjahat bukan urusan BIN,” balas Jaksa Oh, ketus.
“Detektif Dong bukan penjahat,” tegas Si Petugas BIN. Dan Jaksa Oh mendengus. “Aku juga tahu seorang penjahat. Ada pria yang membunuh korban…” jelasnya. “dengan berusaha menutupi skandal jaksa kepala. Aku hanya mengatakannya alasannya kau tertarik dengan penjahat,” katanya sambil tersenyum mengancam. Dan Jaksa Oh pun tidak bisa berkata apa- apa.

Shin Woong tiba. Dan melihat kedatangannya, Si Petugas BIN tersenyum dan dengan ramah memperkenalkan dirinya. “Aku Kepala Kim dari BIN.”
“Bu Son, kenapa kamu kemari?” balas Shin Woong, bertanya dengan ramah.
“Aku tidak menganggapmu pengecut, tapi di sini kau berbohong wacana identitasmu,” sindir Jaksa Oh kepada Bu Son, sehabis beliau mendengar perkataan Shin Woong. Dan Bu Son mengabaikan sindirannya. Begitu juga dengan Shin Woong.

Shin Woong tahu alasan Bu Son tiba, itu alasannya Dong Baek. Dan secara eksklusif dia menjelaskan bahwa ia tidak bisa melaksanakan apapun untuk membantu Dong Baek. Dan Jaksa Oh tersenyum. Lalu mereka berdua pergi bersama- sama untuk masuk ke dalam gedung.
“Ini tidak akan berjalan sesuai keinginanmu,” kata Bu Son, mengingatkan. Tapi mereka berdua mengabaikannya dan terus berjalan pergi. “Tidak akan,” tegasnya.

Shin Woong dan Jakas Oh menemui Pil Seon. Jaksa Oh tiba, alasannya adalah ia diberitahu Jaksa Agung untuk membantu Pil Seon sebisanya. Mendengar itu, Pil Seon tersenyum menatap Jaksa Oh. Kemudian beliau menatap ke arah Shin Woong.

“Pelakunya sudah diidentifikasi, jadi, dia akan segera diberantas,” kata Shin Woong, melapor. “Begitu pula dengan Dong Baek. Tapi sebelumnya, ada sesuatu yang harus kita selesaikan. Itu membutuhkan kesepakatan dari kantor kejaksaan,” jelas nya.
“Janji?” tanya Jaksa Oh, tidak mengerti.
“Tidak ada dakwaan,” jawab Shin Woong dengan tegas. “Kematian Dong Baek akan mengacaukan dunia. Pers akan mendapat sasaran empuk dan kejaksaan akan menggunakan kesempatan ini untuk mengarahkan pedangnya.”
“Kaprikornus, Anda membutuhkanku untuk menjamin tidak adanya eksekusi?” tanya Jaksa Oh, memperjelas. Dan Shin Woong mengangguk. “Ini bukan sesuatu yang mampu kuputuskan sendiri,” jelasnya kepada Pil Seon.

“Aku sudah mengaturnya dengan bosmu,” balas Pil Seon.
Jaksa Oh tidak mengerti, kenapa Pil Seon membutuhkan janjinya, kepadahal Pil Seon telah berhubungan dengan atasannya. Dan Pil Seon menjelaskan bahwa itu karena atasan Jaksa Oh tidak kompeten, sehingga masalah ini menjadi berlarut- larut hingga sekarang. Dan Jaksa Oh meminta maaf. Tapi Pil Seon tidak mau mendengarkan kata ‘maaf’.
“Jadi, bagaimana?” tanya Pil Seon. “Kamu sungguh ingin kejaksaan menggunakan sumber dayanya membereskan masalah orang lain?” tanyanya sambil melirik sekilas ke arah Shin Woong.
Melihat itu, Jaksa Oh pun mengerti. “Tidak, Bu. Itu berakhir di sini. Aku akan menangani situasinya sendiri agar Anda tidak perlu khawatir lagi,” jelasnya.

“Bagus sekali. Kuharap kamu akan tetap mirip itu,” puji Pil Seon dengan puas. “Kamu mengingatkanku dengan bosmu enam tahun lalu. Begitu semangatmu hilang, kekuatan dan otoritasmu menghilang dengan itu,” ancam nya dengan halus.
Mendengar itu, Jaksa Oh menatap ke arah Shin Woong.

Joon Seok menonton informasi dirinya sendiri dengan puas.
Host Berita : “Mantan Anggota Majelis Bang Joon Seok, yang diserang Detektif Dong, kembali untuk membantu polisi menemukan istrinya meski ada rekomendasi dari dokternya”
Joon Seok : “Jika Detektif Dong sungguh kaki tangannya, maka saya memohon kepadanya. Tolong lepaskan istri aku.”

Hui Soo datang untuk membantu mengobati dahi Joon Seok yang terluka. Dan setelah Hui Soo selesai, Joon Seok menanyai, ada korelasi apa antara Hui Soo dengan Yong Gang. Dan mendengar itu, Hui Soo bengong sesaat alasannya adalah terkejut, lalu ia menjelaskan bahwa dia tidak mengerti apapun. Tapi Joon Seok sama sekali tidak percaya dan tertawa.
“Lalu kenapa kau mengunjunginya di rumah sakit?” tanya Joon Seok dengan tajam. “Kamu sudah merencanakan sesuatu dengannya? Apa dia memberikan uang karena sudah membantuku?” tanyanya. Lalu beliau memegang wajah Hui Soo dengan bernafsu. “Lihat aku. Lihat saya, Sialan.”
Dengan takut, Hui Soo menundukkan kepalanya dan tidak berani untuk Joon Seok. “Tidak ada apa-apa di antara kami,”’ sangkalnya.

Joon Seok mengatai Hui Soo sebagai wanita murahan. Sebab awalnya Hui Soo terlihat seperti menginginkan sesuatu darinya, tapi sehabis itu Hui Soo malah bertemu dengan orang rendahan seperti Yong Gang. Mendengar itu, Hui Soo berusaha untuk menahan emosinya. Dan dia pamit untuk segera pergi.
“Sayang sekali. Tadinya aku mau memasukkanmu ke pemilihan calon istri kedua sesudah istriku meninggal,” kata Joon Seok, menrendahkan Hui Soo. Dan Hui Soo mengabaikannya serta pergi.

“Awasi beliau,” perintah Joon Seok kepada Pelayan Jo.
“Baik, Pak,” jawab Pelayan Jo. Lalu beliau pergi dari ruangan juga.

Dong Baek mengingat kenangan nya dulu, ketika bersama dengan Cho Won. Dulu dikala dia bersama dengan Cho Won, ia merasa sangat nyaman dan damai, alasannya adalah Cho Won tidak pernah takut untuk menyentuhnya, bahkan walaupun Cho Won tahu bila beliau mampu membaca ingatan seseorang.
“Aku iri. Andai saya bisa membaca ingatan orang sepertimu,” kata Cho Won dengan ikhlas.
“Ini sama sekali tidak lezat,” balas Dong Baek.

“Kenapa tidak? Kurasa itu akan luar biasa.”
“Tidak. Kenangan orang-orang tidak sebaik yang kau pikirkan. Ada banyak hal yang seharusnya tidak pernah kuketahui,” jelas Dong Baek dengan raut wajah sedih.

“Aku yakin ada beberapa hal yang membuatmu senang,” kata Cho Won dengan yakin. Lalu ia mengulurkan tangannya. “Ini. Keluarkan jikalau kamu butuh. Semua kenanganku. Aku terus memikirkanmu belakangan ini,” jelasnya. Dan Dong Baek tertawa besar hati.
Melihat Dong Baek tertawa, Cho Won menggodanya. “Lihat? Kemampuanmu menciptakan setidaknya dua orang senang,” jelasnya. Dan Dong Baek tidak menyangkal.
Cho Won : “Baek. Kemampuanmu mungkin bisa membuat banyak orang senang. Lalu hasilnya… dunia mungkin berubah dan menjadi tempat yang lebih baik.”
Dong Baek : “Bisakah… Benarkah bisa berubah?”

Dong Baek menyalakan perekam video di hpnya. Dan ia merekam dirinya sendiri. “Aku ingin menciptakan pernyataan.”

Soo Kyung memohon kepada Kepala Damkar semoga jangan membunuhnya. Dan Kepala Damkar tidak peduli. Dia menceritakan bahwa dirinya telah menyelamatkan banyak nyawa dan sudah terlalu baik. Makara rasa sakit yang di alaminya terasa lebih tidak adil.
“Kamu baiklah, bukan?” tanya Kepala Damkar dengan nada terluka.


Kepala Damkar : “Dua puluh tahun lalu, saya ke luar negeri menyelamatkan orang sesudah gempa bumi. Aku tiba-tiba harus bergegas pulang. Mereka bilang putriku meninggal. Tapi itu bukan maut yang masuk akal. Aku telah melihat banyak akhir hayat selama menjadi petugas damkar. Bahkan dikala istriku meninggal, aku tidak setakut hari itu.”
Ketika Kepala Damkar melihat mayat Putrinya, ia merasa sangat sedih dan terluka.

Kepala Damkar : “Mereka bilang dia bunuh diri. Namun, itu tidak benar. Seandainya saya tidak pernah tahu.”
Ketika Ah Young, Putri kepala Damkar, sedang memotret pemandangan di dalam hutan. Dia bertemu dengan So Philip dan Joon Seok. Dengan gembira, So Philip menjelaskan bahwa semua tanah ini yakni milik Joon Seok. Dan Ah Young diam serta memperhatikan perilaku abnormal So Philip.
“Apa kau minum?” tanya Ah Young dengan perilaku hati- hati. Lalu alasannya merasa yakin, bila beliau benar, maka dia pun eksklusif pamit dan berniat untuk pergi.


Tapi dikala Ah Young berbalik untuk pergi, dari arah belakang, banyak Pria yang datang mendekat. Dan Ah Young pun melangkah mundur dengan takut. Dari belakang nya, So Philip menjelaskan bahwa dia mau menagih biaya saluran masuk, karena Ah Young telah memasuki lahan orang lain.
“Apa?” kata Ah Young, resah.
“Mau minum?” tanya Joon Seok, memperlihatkan. “Itu akan membawamu ke surga.”
Melihat sikap ajaib mereka semua, Ah Young merasa sangat ketakutan.
Kepala Damkar : “Para bangsat itu menginjak-injak Ah Young. Tapi bukan di situlah tamat dosa mereka.”


Yong Dae yang tiba ke hutan bertemu dengan Joon Seok dan kawanannya. Saat dia melihat kamera dan tas yang mereka pegang, ia merasa emosi, alasannya adalah dia tahu jika itu ialah milik Ah Young. Dengan tegas, beliau menanyakan, dimana Ah Young dan ia ingin menyelamatkan Ah Young. Tapi karena kalah jumlah, maka ia pun kalah melawan mereka. Dan berakhir dengan ajal, ketika Joon Seok aben tubuh nya.

“Dia aben Yong Dae. Saat ia masih hidup, dia melemparkannya ke jurang. Hari itu, dua anak dibunuh oleh suamimu, Bang Joon Seok!” teriak Kepala Damkar. Dan Soo Kyung terkejut mengetahui hal tersebut.


Kepala Damkar : “Teman anakku meninggal pada hari itu, tapi anakku…”
Shin Woong dan Ki Soo tiba ke daerah peristiwa, dan dikala mereka melihat apa yang terjadi, mereka berdua tidak ada perbuat apapun. Shin Woong hanya menampar Joon Seok dan menyuruhnya untuk sadar, jikalau Joon Seok tidak ingin berakhir di penjara.


Kepala Damkar : “Putriku masih hidup. Tubuh dan pikirannya benar-benar hancur. Tapi beliau tidak mati.”
Ah Young bertemu dengan dua orang dokter, tapi mereka berdua sama sekali tidak mempercayai nya. Mereka mengatakan bila mereka tidak menemukan tanda- tanda perlawanan dari badan nya dan jika dia bersikap mirip ini, maka beberapa orang bisa salah paham, dan Ayah nya juga akan menjadi sedih.
Mendengar perkataan itu, Ah Young merasa tambah stress dan tertekan. Sementara Ki Soo yang mendengarkan itu dari luar ruangan, ia tersenyum puas.


Ki Soo menambah luka Ah Young dengan menceritakan ihwal Yong Dae yang meninggal. Dia memberitahu Ah Young bahwa kematian Yong Dae ialah sebab bunuh diri, dan Yong Dae meninggal di tempat Ah Young bersenang- senang. Hal itu membuat Ah Young merasa tambah terluka dan murung.
Melihat itu, Ki Soo merasa puas.
Kepala Damkar : “Dia selamat hari itu. Tapi jiwanya mati setiap hari.”

Soo Kyung memeluk perut nya untuk melindungi bayinya. Dan beliau memohon biar di lepaskan serta di biarkan hidup, maka dia akan melakukan apapun yang Kepala Damkar minta.
“Tapi begini, setelah melalui hal mirip itu, akhirnya saya menyadari sesuatu. Aku menyadari tidak ada alasan di balik penderitaan kami,” terperinci Kepala Damkar dengan perasaan terluka sambil berjalan mendekat. Dan Soo Kyung menatapnya dengan ketakutan.

Sun Mi tiba menemui Dong Baek. Dia menjelaskan bahwa beliau sudah mendengar apa yang terjadi kepada Kyung Tan serta siapa orang yang melakukannya. Orang itu yaitu Chun Ki Soo. Dan Shin Woong bahkan memberikan izin untuk menembak serta membunuh Dong Baek juga. Dia mengatakan ini, sebab lawan mereka bukanlah hanya Si Penghapus. Tapi ada terlalu banyak musuh dan mereka harus terus waspada dan jangan menyalahkan diri sendiri.


“Apa kamu memperhatikanku?” tanya Dong Baek.
“Tidak, saya memberimu pesan tersirat berdasarkan berita yang kukumpulkan tentangmu,” balas Sun Mi dengan jujur.
“Kaprikornus, kau menasihatiku? Itu bagus. Aku akan mengingatnya.”
“Terima kasih banyak.”

Sun Mi kemudian menceritakan kalau sekarang mereka masih mencoba untuk melacak Yoon Soon Nam (Kepala Damkar). Dan yang mereka tahu, Soon Nam telah pergi meninggalkan kota. Lalu tepat disaat itu, rekannya dari ruang kendali menelpon. Dan melihat itu, Dong Baek sudah mengerti ada apa, jadi diapun segera bersiap untuk berangkat kapapun.
“Aku ikut,” pinta Ji Eun.

“Tidak, saya ingin kamu tetap di sini dan melakukan sesuatu untukku,” balas Dong Baek. Dia memperlihatkan sebuah flash disk kepada Ji Eun. “Tolong bantu aku.”
“Kurasa saya tahu di mana Yoo Soon Nam. Ayo,” ajak Sun Mi. Dan Dong Baek pun mengikutinya.
Lokasi spesifik Soon Nam berada. Ayah mertua Soon Nam mempunyai sebuah gudang di akrab sungai. Dan mobil Soon Nam ada disana. Kaprikornus Sun Mi dan Dong Baek pun dalam perjalanan menuju ke sana. Serta tim SWAT akan tiba sekitar 20 menit lagi.

Subscribe to receive free email updates: