Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Motorbike Baby Episode 05 - 1
Images by : GMM Tv
==Motorbike Baby==
Tankhun duduk di depan asrama dengan muka duka. Dia merasa bersalah alasannya adalah sudah bicara begitu berangasan pada Sundae. Fai menghampirinya dan memberikan sebotol air untuk Tankun. Bukannya, meminum air itu, Tankhun malah menggunakannya untuk membasuh mukanya. Fai pribadi menegurnya bila air mineral itu untuk di minum bukan untuk membasuh muka. “Aku ingin mencuci si brengs*k yang ada di dalam diriku,” jawab Tankhun, merasa bersalah pada dirinya sendiri.
Fai heran melihatnya. Tankhun sadar kalau sudah bersikap kejam pada Sundae, tapi kenapa tidak berhenti berbuat jahat begitu pada Sundae? “Aku tidak duduk perkara bersikap kejam dan membuatnya membenciku seperti ini.”
“Aku punya satu pertanyaan. Untuk apa?!”
“Aku tidak ingin melanggar komitmen yang sudah ku buat.” Masa SMA,
Hari ke – 371
Sundae dan Tankhun terlibat pertengkaran. Sundae menuntut klarifikasi sementara Tankhun terus berkata bila tidak ada apa-apa. Tankhun tampak kesal dan menyuruh Sundae untuk berhenti bertanya terus. Tankhun bahkan langsung pergi, meninggalkan Sundae.
Sundae yang marah pada Tankhun, menghapus semua foto mereka yang ada di sosmed. Tidak lama, Tankhun menelponnya. Dia memarahi Sundae yang selalu saja menghapus foto mereka di sosmed setiap kali mereka bertengkar. Apa bisa Sundae berhenti mirip itu? Dia tidak suka. Kenapa Sundae sangat ingin semua orang tahu kalau mereka bertengkar?
Sundae malas mendengarnya. Dia hanya membiarkan Tankhun bicara, tanpa mendengarkannya sama sekali.
Sundae menulis di buku diary-nya jikalau malam tahun gres ialah hari jadiannya dengan Tankhun.
Sundae cemas karena Tankhun belum juga menelpon. Dia akibatnya menelpon Tankhun dan murka karena Tankhun belum menelponnya hari ini. Tankhun menjawab jikalau ia ada planning sama temannya hari ini. Ada apa? “Apa harus ada sesuatu dulu baru saya boleh menelpon pacarku?” tanya Sundae, menanggapinya dengan ketus.
“Jangan memulai pertengkaran. Aku hanya bertanya.”
Sundae semakin kesal dan menegaskan jikalau ia tidak memulai pertengkaran. Mereka sudah tidak bertemu selama sebulan. Dia mau hari ini Tankhun menemuinya sebelum tengah malam. Tanpa menunggu tanggapan Tankhun, Sundae pribadi menyudahi telepon. Sundae tertidur saat menunggu Tankhun. Dan ketika beliau terbangun, sudah jam 00.33 dan tidak ada pesan atau telepon dari Tankhun sama sekali. Sundae jadi cemas. Dia eksklusif mengirim pesan pada Tankhun. Tidak ada akibat.
Sundae melihat-lihat akun fb Tankhun dan mendapati sebuah foto perempuan yang di bonceng Tankhun dan mengenakan helm-nya. Dan foto itu baru saja di posting. Sundae menjadi sangat murka. Dan walau sudah lewat tengah malam, Sundae pergi ke rumah Tankhun seorang diri. Dan pas-nya, Tankhun gres saja tiba di rumah dan membuka pintu pagar. Sundae yang gres tiba, langsung menyindirnya yang pasti habis bersenang-senang hingga lupa menelponnya sudah pulang.
Tankhun membela diri jikalau beliau baru saja dan belum masuk ke dalam rumah. Dia belum sempat menelpon Sundae. Sundae malah menyindirnya yang sedang bersama orang lain sampai tidak bisa mengirim pesan padanya. Dengan marah, dia menanyakan, siapa yang mengenakan helm-nya? “Dia temanku,” jawab Tankhun.
“Teman? Apa seorang sahabat akan memelukmu mirip itu?”
“Apa aku tidak boleh punya teman wanita? Jangan kejam.”
Sundae tersinggung di sebut ‘kejam’. Dia mengakui beliau kejam dan kenapa Tankhun mengajaknya pacaran? Tankhun gundah dengan perilaku Sundae yang mirip ini. Sundae malah mulai menangis dan membahas pertemuan pertama mereka, yang dia harap mereka tidak pernah bertemu sehingga beliau tidak perlu terluka seperti ini. Dia membahas banyak malam yang di laluinya dengan menangis hingga tertidur sebab Tankhun tidak peduli padanya. Tankhun hanya mengirim beberapa pesan setiap harinya. Bahkan ketika ia mengirim pesan pada Tankhun, Tankhun tidak membalasnya. Dia hanya ingin tahu apa yang Tankhun lakukan dan ada dimana. Apa itu begitu sulit? Padahal, dulu Tankhun selalu mengirimnya pesan sepanjang waktu dan membicarakan segala sesuatunya. Perhatian padanya. Mengantar jemputnya setiap hari. Dan kini, Tankhun tidak peduli apapun lagi. “Itu karna kau mirip ini,” emosi Tankhun terpancing. “Kau terus memulai pertengkaran untuk hal yang sama lagi dan lagi. Sangat menjengkelkan! Jadi mulai hari ini, aku harus mengantarmu kemanapun kau mau pergi? Aku harus mengirim pesan mengenai apapun yang ku lakukan setiap 5 menit? Dan memberitahumu aku dengan siapa dan sedang melaksanakan apa, gitu? Apa ini yang akan membuatmu senang?” Sundae malah membahas mengenai Tankhun yang dulu selalu membuatnya tertawa. Apa Tankhun yang dulu sudah mati? “Ya. P’Tan yang selalu membuatmu tertawa, kini hanya mampu membuatmu menangis. Aku minta maaf,” ujar Tankhun, mulai merasa lelah, tampaknya.
“Kau kira meminta maaf bisa menyelesaikan semuanya?”
“Kalau begitu, mari akhiri semuanya. Aku lelah. Aku lelah harus terus menjelaskan mengenai diriku terus dan terus,” Tankhun emosi.
“Kita seharusnya tidak pacaran. Jika kita tetap menciptakan kekerabatan kita hanya sebagai ‘kakak-adik’, kita akan tetap mampu bekerjasama baik.” “Ya.”
“Kita tidak usah bertemu lagi,” ujar Sundae, menangis dan pribadi pergi dari rumah Tankhun.
Tankhun hanya melihatnya.
Sundae berjalan sendirian pulang ke rumahnya, sambil terus menangis. Dia teringat semua kenangan manisnya dengan Tankhun. Dan tangisannya berhenti, bertukar menjadi rasa takut, saat melihat seorang laki-laki asing bangun di depannya. Pria itu merampas tas Sundae. Sundae ketakutan dan berteriak, membuat pria itu menentukan kabur sehabis melempar tas Sundae dan Sundae ke tanah. Sundae menangis ketakutan, sendirian di tanah. Yang ada di hadapannya hanyalah sapu tangan-nya yang terjatuh dari tas. End
Sundae menatap sapu tangan tersebut. Dia menangis dan bicara pada dirinya sendiri untuk berusaha melupakan Tankhun. Dan dikala itulah, Sundae melihat tag name-nya, yang di belakangnya ada ID Line Mile. Sundae menetapkan menambahkan ID Line Mile menjadi temannya. --
Mile yang mendapat notifikasi kalau ada sobat baru, Sundae, merasa bahagia. Dia segera mengirim pesan pada Sundae. Mile : Kau yakin melakukan ini? Sundae : Aku tidak tahu. Aku ingin menghapus ingatan mengenai dirinya dari ingatanku.
Mile : Aku akan membuatmu melupakannya.
Sundae masih tampak ragu dengan keputusannya tersebut. --
Tankhun pulang ke rumah. Rumah dalam keadaan gelap. Dia masuk ke dalam kamarnya dan membuka laci mejad. Masih ada fotonya bersama Mile dan ada sebuah kertas lusuh. Tankhun melihat kertas itu dan tampak murung. --
Berbanding terbalik dengan Mile yang tampak bahagia. Sundae yang masih ragu, bicara pada dirinya sendiri, jikalau ia berharap sudah membuat keputusan yang benar. --
Pagi-pagi, Tankhun sudah berada di depan asrama Sundae, hendak menjemputnya. Dia memperlihatkan helm pada Sundae, tapi Sundae mengabaikannya. Sundae hanya berjalan melewatinya tanpa mengucapkan apapun dan menuju ke seberang jalan. Di seberang jalan, sudah ada Mile yang menjemputnya dengan mobil.
Mile menatap Tankhun. Dilihat dari tatapannya, dia tampak puas sudah mengalahkan Tankhun. --
Tidak hanya menjemput Sundae, Mile juga berbagi bekal untuk Sundae. Dia bahkan jelas-terangan merayu Sundae dengan berkata bekal itu di buatnya dengan cinta. Mile menanyakan jam kelas Sundae terakhir berakhir. Sundae menjawab jam 5. Mile berkata akan menjemputnya. Sundae tersenyum lebar, tampak bahagia. Setelah Mile pergi, Mo dan Cherry mendadak muncul. Mereka sudah melihat dari tadi dan menggodanya yang di jemput dan di buatkan bekal oleh Mile. Apa sekarang mereka sudah pacaran? “Hey, itu terlalu cepat,” jawab Sundae.
Mo datang-datang terpikir mengenai Tankhun. Gimana dengannya? Sundae mengalihkan tatapan sesaat baru lalu menjawab kalau dia tidak pernah punya perasaan pada laki-laki mirip Tankhun.
--
Mile dalam perjalanan ke kelas, menaiki tangga. Dari atas tangga, Tankhun sudah melihatnya. Tapi, ia malah sengaja tidak melihat dan membiarkan Mile berjalan menubruknya. Setelah itu, Tankhun memanfaatkan kesempatan untuk memarahi Mile supaya menggunakan mata. Mile tidak menanggapi dan hanya tersenyum. Tankhun tidak puas. Dia malah menyuruh Mile meminta maaf alasannya adalah sudah menabraknya. Mile tahu bila Tankhun berusaha membuatnya lepas kendali, tapi beliau tidak akan jatuh dalam perangkan Tankhun hari ini. Kenapa? alasannya moodnya sedang sangat anggun hari ini. Alasannya? Karena Sundae menentukan untuk naik ke mobilnya, daripada naik motor Tankhun. Tankhun kalah telak!
--
Sundae menanti Mile tapi Mile tidak kunjung kelihatan. Tankhun yang sudah mengamati dari tadi, langsung mengklakson-nya sambil mengejek Mile yang membuat Sundae menunggu lama. Sundae berusaha mengabaikan Tankhun. Dia mengirim pesan pada Mile kalau beliau akan pulang sendirian.
Sedetik kemudian, Mile membalas pesannya. Dia meminta maaf alasannya lupa mengabarkan bila Magic (nama adiknya) ada dilema di rumah, jadi, ia bergegas pulang untuk membantunya. Sundae membalas, tidak persoalan.
Melihat Sundae yang mau jalan pulang sendiri, Tankhun langsung mengejek Mile yang tidak mampu memegang kata-kata. Sundae kehilangan kesabaran. Dia menyuruh Tankhun untuk berkaca gres bicara. Tankhun dengan percaya diri, berujar kalau ia bisa memegang kata-katanya. “Kau bilang, kau tidak akan melihatku lagi! Tapi, kamu masih berkeliaran di sekelilingku. Menjagaku, memperlihatkan tumpangan dan membelikan barang. Apa ini yang kau bilang tidak akan melihatku lagi?”
“Aku melaksanakan ini sebagai saudara.”
Sundae kehilangan kata-kata dan tampak kesal dengan kata ‘saudara.’ Dia tidak mau naik ke motor Tankhun dan juga, tidak ingin Tankhun mengurusnya. Pergi saja dari hidupnya! Dia tidak ingin melihatnya lagi! --
Sundae menulis diary-nya.
2015 kilometer. Butuh waktu 15 hari bagi penyanyi Toon untuk lari dari provinsi paling selatan ke provinsi paling utara. Dan berapa banyak waktu yang di perlukan untuk keluar dari hubungan ‘adik-abang’? Bagaimana caranya saya menghapus dirinya dari ingatanku? Dia terus menjaga dan peduli padaku. Dan beliau terus bilang bila dia melakukannya sebagai ‘kakak.’
Ponsel Sundae berbunyi. Yang menelpon yakni Mile. Dia menanyakan apakah Sundae sudah tidur? Sundae menjawab, belum. Mile nanya lagi, apa Sundae sudah makan malam? “Sudah. Sekarang kan sudah jam 9 malam.”
“Sudah ya? Tapi, saya belum makan apapun sama sekali. Aku terlalu sibuk dengan persoalan adikku tadi. Dia gres saja kembali dari US. Bisa nggak kau makan denganku? Aku hampir mati kelaparan. Please!” Dan Sundae oke.
--
Mile membawa Sundae makan ke sebuah restoran yang glamor. Mile sudah memesan meja di samping kolam renang. Kemudian, ia juga melakukan pertunjukkan live. Nyanyi sambil memainkan gitar khusus untuk Sundae. Dan Sundae tampak senang. Selesai menyanyi, Mile pun masih merayu Sundae. Dia bilang tidak bisa makan sekarang alasannya adalah sudah penuh dengan acara. Pokoknya, Mile sangat gencar mendekati Sundae.